Aren melihat seorang gadis yang sedang berjalan sambil mengendap-ngendap, gadis yang ia temui di Rooftop beberapa hari yang lalu.Aren tersenyum simpul melihat gadis itu, Aren tebak pasti gadis itu terlambat datang ke sekolah.
Aren berjalan begitu santai dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana seragamnya, mengikuti gadis itu dari belakang hingga sampai tepat di depan kelas XII- IPA 2.
"Hmm. Kesiangan Lo!"
Raquel terkejut mendengar suara orang, sedangkan Aren tersenyum karena merasa lucu melihat raut wajah Raquel saat terkejut.
"Kamu ngagetin aku aja Ren!" Kata Raquel sambil mengusap dadanya.
Aren terkekeh geli melihat raut wajah Raquel yang di tekuk, bibirnya yang manyun ke bawah, membuat Aren tidak berhenti tersenyum saat menatap wajah imut Raquel.
"Sudah masuk sana, udah mulai tuh pembelajaran nya" Titah Aren pada Raquel.
"Tapi aku malu masuknya"
"Kenapa mesti malu, kan ini kelas Lo?!" Kata Aren.
Kenapa juga Raquel harus malu masuk ke dalam kelasnya sendiri.
Melihat Raquel yang diam saja membuat Aren merasa gemas, ia tarik tangan Raquel agar ikut bejalan dengannya. Raquel merasa terkejut dengan perlakuan Aren yang tiba tiba saja memegang tangan nya.
Setelah sampai di depan pintu kelas XII-IPA 2, Aren mengetuk pintu yang kebetulan pintunya terbuka.
Seorang guru yang tengah menulis di papan tulis, sejenak berhenti saat mendengar suara orang mengetuk pintu.
"Iya ada apa ya?" Kata Guru tersebut sambil menatap ke arah Aren.
"Ini Bu, murid ibu yang satu ini gak mau masuk. Katanya malu" Ucap Aren berterus terang.
Raquel yang dari tadi diam saja, melotot ke arah Aren yang ada di depannya.
"Yauda, suruh dia masuk" Kata guru tersebut.
"Baik Bu" Ucap Aren.
"Sana masuk" Kata Aren pada Raquel yang masih sembunyi di balik badannya yang besar.
Guru serta murid murid di dalam memperhatikan gerak gerik Aren yang sedang mengobrol dengan orang yang di belakang punggungnya.
"Buruan, itu guru Lo nungguin" Kata Aren lagi.
Dengan malu malu Raquel keluar dari persembunyiannya, ia menatap guru itu dengan tersenyum.
Semua murid terkejut saat melihat siapa murid yang kesiangan tersebut, terkejut nya bukan karena gadis itu Raquel, tetapi karena laki laki yang mengantar Raquel itu adalah Lorenzo Gibson, ketus basket SMA Garuda serta laki laki paling tampan dan famous.
"Yauda, masuk aja." kata Guru itu.
Raquel pun berjalan memasuki kelasnya, lalu ia melihat ke arah Aren yang masih berdiri di luar.
"Makasih" Kata Raquel mengucapkan terimakasih lewat gerakan bibirnya.
Aren tidak menjawab, ia hanya mengangguk saja.
"Kamu segera pergi ke kelas kamu", Titah Guru itu pada Aren.
"Baik Bu, permisi " Ucap Aren lalu meninggalkan kelas Raquel.
Sedangkan seorang laki laki tengah mengepalkan kedua tangannya di bawah meja tempat ia duduk, laki laki itu terus memperhatikan Raquel dari sebelum masuk sampai sudah duduk di mejanya.
Raut wajahnya terlihat sedang menahan emosi, bisa bisanya kekasih nya datang bersama seorang laki laki lain.
Aidan yang melihat perubahan raut wajah Raiden tersenyum smirk. Puas sekali dengan pemandangan yang barusan ia lihat.
"Cemburu Lo Rai?! " Kata Aidan pelan.
"Gak!" Ucap Raiden.
"Keliatan dari muka Lo" Kata Aidan lagu.
"Terserah Lo",
Setelah mengucapkan itu, Raiden memutuskan untuk menenggelamkan kepalanya di atas tumpuan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Ia Raiden tidur di saat jam pelajaran masih berlangsung.
••••
"Cowok tadi siapanya Lo?" Tanya Raiden pada Raquel yang sedang asik dengan ponselnya.
"Aren?" Tanya Raquel balik
"Gak usah di sebutin juga namanya, cukup jawab aja. Dia siapanya Lo, Raquel!" Kata Raiden dengan tegas.
"Temen, gak sengaja ketemu di Rooftop" Jawab Raquel berkata jujur.
"Lo bohong kan? Lo mau balas dendam ke gue gara gara waktu di caffe!" Tuduh Raiden
Raquel yang sedang asik dengan ponselnya kini beralih menatap lawan bicaranya yang duduk di sampingnya.
Raquel tidak langsung menjawab pertanyaan Raiden, melainkan ia menatap Raiden dengan intens tanpa berkedip.
"Kamu nuduh aku kayak gitu, aku gak ada pemikiran buat balas dendam ke kamu dengan cara deketin cowok lain", Ucap Raquel sambil mantap Raiden dengan kesal.
"Terus kenapa tadi siang Lo bisa bareng sama dia?!" Tanya Raiden lagi.
"Aku ketemu Aren gak sengaja " Balas Raquel.
"Bohong kan Lo?!" Kata Raiden
"Terserah kamu, mau percaya atau enggak sama aku!" balas Raquel, kembali fokus dengan ponselnya.
Raiden diam, Raiden bingung harus seperti apa menghadapi situasi sekarang. Apakah ia harus percaya atau tidak dengan ucapan gadis di sampingnya ini.
Tetapi Raiden percaya dengan ucapannya, meski dalam mulut ia terus berkata lain, Raiden juga sudah cape harus terus menerus menyakiti hati Raquel. Raiden rasanya ingin memeluk Raquel, ingin memperlakukan Raquel sebagai seorang pacar.
"Raquel, gue minta maaf atas semua perlakuan gue ke Lo, Lo pacar gue seharusnya gue lebih perhatian ke Lo, lebih dekat dengan Lo. Bukan malah nyakitin Lo,gue minta maaf Qel!" kata Raiden dengan raut wajah rasa bersalahnya.
Mendengar pertanyaan Raiden barusan membuat Raquel berhenti bermain ponsel dan memalingkan wajahnya ke arah dimana Raiden tengah menunduk sambil menatap jalanan di bawah.
Raquel tersenyum dan menghela nafasnya sebelum menjawab perkataan Raiden.
"Aku gak tau alasan kamu berbuat seperti itu ke aku apa? Tiba tiba kamu klaim aku sebagai pacar kamu, terus kamu jauhin aku, cuek kin aku. Kadang aku juga bertanya pada diri sendiri, sebenarnya aku ini apa bagi kamu Rai?" Jawab Raquel dengan tatapan bertanya.
Kini mereka berdua sedang berada di rumah pohon milik Raiden, Rumah yang dulu di janjikan pada Raquel. Dan hari ini Raiden mengajak Raquel untuk melihat rumah pohon tersebut.
Raiden memutuskan untuk tidak menjauh lagi dari Raquel, Raiden ingin bersama Raquel. Menghabiskan waktu berdua, berjalan jalan sepulang sekolah, mengunjungi taman hiburan atau Aquarium, ingin tahu hobi Raquel, makanan kesukaan Raquel, apa yang di benci oleh Raquel, Raiden Ingin mengetahui semua tentang Raquel.
"Gue belum bisa jawab pertanyaan Lo Qel, yang jelas gue ingin memperbaiki semuanya, memulainya dari awal, gue ingin lebih jauh kenal sama Lo, bolehkan Qel?" Tanya Raiden sembari menatap manik mata coklat milik Raquel.
Raquel mengangguk sebagai jawaban, sedetik kemudian Raiden langsung membawa Raquel kedalam pelukannya.
Membuat Raquel terkejut sekaligus senang, karena ini untuk pertama kalinya Raiden memeluk dirinya.
"Raiden, aku sayang banget sama kamu! Jangan hindarin aku lagi, jangan cuekkin aku lagi" Ucap Raquel sambil mengeratkan pelukannya.
"Gue juga sayang banget sama Lo, iya gue janji gak bakal hindarin Lo lagi, gak bakal cuekkin Lo lagi" Balas Raiden, Raiden pun mengeratkan pelukannya.
Kini mereka berdua menghabiskan waktu bersama di rumah pohon yang di buat oleh Raiden tanpa sepengetahuan Raquel.
Dulu setelah sehari mereka jadian, Raiden tiba tiba menjanjikan Raquel sebuah rumah pohon. Dan tepat hari ini Raiden menepati janjinya.
_____
KAMU SEDANG MEMBACA
Padamu, Yang Mencintaiku
Teen FictionRaquel adalah gadis pendiam sekaligus jarang bergaul dengan orang-orang. Di kelasnya ia tak terlihat meskipun ada. Raquel menyukai seorang laki laki bernama Raiden yang di juluki si Trouble maker SMA Garuda. Raquel juga tidak mengerti kenapa ia bis...