Chapter 2: Pertemuan dengan Laskar Mistik

4 1 0
                                    

Hari kedua di Nusantara Online dimulai dengan perasaan aneh. Rama terbangun di dunia virtual ini dengan punggung yang terasa pegal setelah tidur di lantai tanah di rumah kosong yang mereka jadikan tempat berkumpul. Rasanya aneh, seolah rasa sakit itu nyata. Ia harus segera beradaptasi dengan kenyataan bahwa di dunia ini, setiap rasa sakit, kelaparan, atau kelelahan terasa begitu nyata.

Pagi itu, Rama dan kelompoknya berkumpul untuk membahas langkah selanjutnya. Sari, yang sejak awal tampak memegang kendali, menjelaskan bahwa mereka harus mulai mencari sumber daya senjata, makanan, dan informasi tentang kemampuan khusus yang tersembunyi di permainan ini.

"Permainan ini berdasarkan pada mitologi Nusantara. Aku yakin, setiap kemampuan dalam game ini pasti terinspirasi dari legenda Indonesia. Mungkin ada kekuatan yang bisa kita pelajari, tapi kita harus tahu di mana menemukannya," ujar Sari.

Kelompok mereka berjalan melintasi desa, melewati berbagai bangunan kuno dengan ornamen dan ukiran yang penuh misteri. Rama teringat pada beberapa kisah rakyat yang diceritakan oleh kakeknya sewaktu kecil. Ia mulai menyadari bahwa mungkin dalam permainan ini, kisah-kisah lama tersebut bisa menjadi panduan.

Ketika mereka berjalan menuju batas desa, mereka bertemu dengan sekelompok pemain lain yang tampak berbeda. Kelompok itu terdiri dari empat orang, semuanya mengenakan pakaian tradisional Nusantara dengan motif khas. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh besar dengan sorot mata tajam, berdiri di depan kelompoknya. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Jaya, pemimpin kelompok yang menamakan diri Laskar Mistik.

Rama dan yang lainnya merasa tegang, namun Jaya tampak ramah. "Kalian pasti pemain baru yang belum tahu cara bertahan di dunia ini," ujar Jaya sambil tersenyum. "Jika kalian mau, bergabunglah dengan kami. Kami telah menemukan beberapa rahasia permainan ini, terutama mengenai kemampuan mistis."

Mendengar tawaran itu, Sari langsung tertarik. Dengan hati-hati, ia menyetujui tawaran Jaya dan mengajak kelompoknya untuk bergabung sementara dengan Laskar Mistik. Mereka mengikuti Jaya ke sebuah tempat di hutan yang telah dijadikan markas oleh kelompok tersebut. Di tengah hutan yang penuh pepohonan rimbun, Laskar Mistik mendirikan bangunan dari kayu dan bambu, sebuah benteng sederhana yang terlindung dari serangan musuh.

Di markas itu, Rama dan kelompoknya mendapat banyak informasi dari Jaya dan anggota Laskar Mistik lainnya. Mereka menjelaskan bahwa di dalam permainan ini terdapat kekuatan mistis yang dapat diakses pemain melalui kanuragan, ilmu bela diri dan tenaga dalam khas Nusantara. Jaya menunjukkan teknik dasar kanuragan, yakni cara mengolah napas untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

"Kalian harus memahami bahwa permainan ini bukan hanya soal menyerang dan bertahan secara fisik. Setiap kemampuan mistis terhubung dengan ketenangan pikiran dan kekuatan batin. Ini adalah bagian dari warisan budaya kita," jelas Jaya sambil mempraktikkan gerakan bela diri yang halus namun penuh kekuatan.

Rama terpesona. Gerakan Jaya terlihat anggun, tapi di saat yang sama, ada kekuatan yang terpancar dari setiap gerakannya. Di tengah latihan, Jaya juga menunjukkan kepada mereka teknik tenaga dalam, sebuah kemampuan yang bisa membantu mereka dalam bertarung. Tenaga dalam ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kekuatan serangan atau membuat tubuh lebih kebal terhadap serangan fisik.

Setelah beberapa jam berlatih, Rama mulai merasakan peningkatan pada tubuhnya. Meski hanya dasar, ia kini bisa merasakan aliran energi di dalam tubuhnya. Ia juga lebih percaya diri dalam menghadapi berbagai ancaman. Tak hanya fisik, tetapi juga mental.

Tiba-tiba, suasana hening ketika seorang anggota Laskar Mistik datang berlari ke arah mereka dengan wajah panik. "Jaya, ada masalah besar! Kelompok lain menyerang desa di bagian barat. Mereka berusaha merebut persediaan makanan kita!"

Tanpa ragu, Jaya segera mengumpulkan anggotanya. "Ini kesempatan kalian untuk menunjukkan apa yang telah kalian pelajari," katanya kepada Rama dan kelompoknya. "Kalian ikut bertarung bersama kami. Jangan khawatir, kami akan menjaga kalian."

Rama merasakan jantungnya berdebar kencang. Ini adalah pertarungan nyata pertama yang akan ia hadapi. Ia tidak hanya bertarung melawan lawan biasa, tetapi melawan pemain lain yang bisa mengancam keselamatannya. Dengan mengikuti Jaya dan anggota Laskar Mistik, Rama dan kelompoknya bergerak cepat menuju desa di barat.

Ketika mereka sampai, Rama melihat beberapa pemain sedang bertarung menggunakan berbagai senjata tradisional. Bentrokan berlangsung sengit, dengan suara senjata yang beradu dan teriakan para pemain yang terluka. Sari, yang berada di samping Rama, menggenggam tombak bambu dan mempersiapkan diri untuk bertarung. "Ingat yang kau pelajari tadi, Rama. Fokuskan pikiranmu dan jangan ragu. Di sini, setiap tindakan bisa menentukan hidup atau mati," kata Sari.

Dengan penuh konsentrasi, Rama mengingat latihan kanuragan yang diajarkan Jaya. Ia mengambil napas dalam, mencoba merasakan aliran energi dalam tubuhnya, lalu maju ke medan perang. Seorang pemain dari kelompok lawan datang menyerang dengan pedang, tetapi Rama berhasil menghindar dan memberikan serangan balik dengan tendangan yang penuh tenaga dalam. Meski masih awal, Rama merasa kekuatannya meningkat, dan ia berhasil menjatuhkan lawan dengan satu pukulan yang tepat.

Namun, tidak semua berjalan lancar. Beberapa anggota kelompok Rama terluka dalam pertempuran ini, dan Rama mulai merasakan lelah yang sangat mendalam. Tubuhnya menuntut istirahat, tetapi ia tahu bahwa menyerah bukanlah pilihan. Bersama Sari, ia bertahan sebaik mungkin, sementara Jaya dan Laskar Mistik terus menahan serangan dari kelompok lawan yang jumlahnya tidak sedikit.

Akhirnya, setelah pertarungan sengit, kelompok lawan mundur. Meski lelah, Rama merasakan kepuasan dan kebanggaan yang mendalam. Ini adalah ujian pertamanya, dan ia berhasil melaluinya bersama kelompoknya.

Setelah pertempuran usai, Jaya menghampiri mereka. "Kalian sudah menunjukkan bahwa kalian adalah bagian dari Laskar Mistik. Kalian berjuang dengan keberanian dan ketahanan. Selamat datang di keluarga kami."

Rama tersenyum kecil, merasa diterima. Meski perjalanannya di Nusantara Online masih panjang, hari ini ia telah membuktikan bahwa ia mampu bertahan. Ia merasa semakin terikat dengan dunia ini, dan dengan tekad yang semakin kuat, ia bersumpah untuk melanjutkan perjalanan hingga menemukan jalan keluar.


Nusantara OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang