Aku melesat masuk kedalam kamar ku dan berniat menguncinya
"Tunggu dit. Pintunya jangan di kunci lagi yah.."
Mbak Anggi mengerat tangan ku penuh mohon. Mata sayup nya masih meraung trauma
"Ke-kenapa mbak?.."
"Mbak takut kamu kenapa napa. Jangan di kunci lagi yah.."
Mbak Anggi meminta penuh mohon
"Baik mbak..."
Aku mengangguk dan membiarkan pintu terbuka sedikit. Lalu merebahkan tubuh langsing ku di atas kasur empuk ini
Pikiran ku masih tentang sikap mas Firman yang selalu membuat ku diluar kendali. Mengapa hati ini tidak bisa melupakannya?
"Arghh... Sadar dit.. sadar!!.."
Aku menggeleng kepala berusaha menyadarkan diri
Selang beberapa waktu melamun dan berusaha menenangkan pikiran. Suara gaduh mbak Anggi mengguyurkan lamunan ku
"Dit.. mbak kepasar bentar yah.. kamu jangan kemana mana.!" Titah nya
"Iya mbak... Adit gak bakalan kemana mana.." annguk ku
Kejadian semalam pasti sangat merepotkan pikiran mbak Anggi. Tapi semua ini memang karena sakit hati yang mendalam dari mas firman
"Mas. Aku mau kepasar sebentar.."
Pintu yang tak tertutup sempurna menyebabkan suara dari luar terdengar jelas ke dalam kamar ku terpaksa aku harus mendengar suara mas firman lagi
"Iya. Sayang.. mas antar yah"
"Ngak usah mas. Aku sendiri aja. Mas tolong jaga adit yah.."
"Biar mas antar sebentar aja Gii.."
"Gausah mas.. sebaiknya mas jaga adit aja.. tolong yah.."
Aku menutup telinga dengan kedua alas kepala di dekat ku. Tak ingin mendengar suara mas firman lebih banyak
Hatiku belum terobati dengan sempurna. Jika terus seperti ini mana bisa aku melupakan nya
Cekrek
Suara pintu terbuka membuat ku sedikit melongo. Apa yang mas firman lakukan? Pikir ku
"Ehmm..."
Seperti biasa mas firman akan berdehem untuk membuka percakapan
Aku tak menghiraukan tindakannya mata segar ini ku paksakan untuk terlelap
"Mas tau kamu belum tidur dit.."
Tap
Tap
Langkah kaki mas firman bergemah mendekati tempat ku berbaring. Jantung ku kembali berdegup dengan kencang
Jika terus begini aku tak akan sanggup berpura-pura tertidur
"Adit...."
Breek
Mas firman duduk di tepi ranjang dengan tatapan yang masih menyelusup ke dalam selimut yang menutupi wajah ku
"Mas mau bicara dit.."
Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kasar "hufhhh.."
Ku tarik selimut yang menutupi wajah ku dan bersandar di inti ranjang. Aku menatap lekat mata sayu mya itu dengan tajam
"Ada apa mas?.." tegas ku
Aku tak ingin menjadi lemah begini, sudah waktunya memberi jarak di antara kami berdua
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH SE* ABANG IPAR KU 18+
Romantik⚠️BL 18+⚠️ Semua episode berisi adegan 18+ Mohon kebijakan nya Prolog "Merebut suami kakak ku yang seorang TNI dan hyper seks"