15. Tetangga Yang Merepotkan

9 3 0
                                    

Keesokan harinya, Elysia berniat menunggu Lumiere di depan apartemennya untuk mengajaknya berangkat bersama ke kampus.

Namun, Ulysses yang hinggap di atas bahunya mengatakan jika Lumiere sudah meninggalkan apartemen pagi-pagi sekali. Putri cantik pemilik sepasang manik hazel indah itu akhirnya memutuskan untuk bergegas pergi ke kampus.

Di sepanjang jalan Elysia melihat daun-daun ginko keemasan berguguran dan menari-nari di udara sebelum terjatuh. Menandakan musim gugur sudah datang menyapa.

Baru saja memasuki halaman Loveland University, Elysia mendengarkan lantunan melodi bernuansa fantasi yang berasal dari ponselnya.

Sebuah nomor baru tidak dikenal memenuhi layar ponsel Elysia. Tanpa berpikir panjang dia langsung mengangkatnya.

"Hallo, ini siapa?" sapanya.

"Princess, kamu tidak menyimpan nomorku? Kamu sungguh sangat keterlaluan! Padahal aku sudah memintamu untuk menyimpan nomorku!" sembur seorang pemuda dari seberang telepon.

"Ahhh ... maaf-maaf. Semalam ponselku kehabisan baterai sebelum aku menyimpan nomormu. Aku akan menyimpannya sekarang ..."

"Huuh ... kemarin aku menunggumu hingga larut malam, tapi kamu sama sekali tidak datang." pemuda di seberang telepon kembali menggerutu kesal.

"Ehh? Maaf ... aku mengira jika kamu  sudah pulang. Jadi aku tidak kembali ke kampus." ucap Elysia merasa bersalah.

"Kamu keterlaluan, Princess! Kamu melupakan janjimu. Bahkan kamu tidak mengingatnya hingga sampai sekarang. Dan lagi ... kamu tidak menyadari jika hari ini aku tidak datang ke kampus." kekesalan betuntun Aiden lontarkan.

Elysia celingukan melihat sekitar. Dan memang benar, hari ini dia sama sekali belum melihat Aiden.

"Kamu tidak pergi ke kampus hari ini? Ada apa? Apa sesuatu telah terjadi padamu?" tanya Elysia yang kini berjalan menyusuri salah satu koridor menuju salah satu aula kelas.

"Tangan dan kakiku sakit sekali. Kesehatanku juga tiba-tiba saja memburuk. Perawat menyarankan aku untuk dirawat di rumah sakit." rengek Aiden dengan nada manja. Suaranya terdengar lemah dan tengah menahan rasa sakit.

"Kamu sakit, Aiden? Bagaimana bisa? Apa kamu terjatuh lagi? Mengapa kamu sangat ceroboh dan tidak berhati-hati?" Elysia menyauti panik.

"Datang dan jenguk aku, Princess. Aku akan menceritakan semuanya padamu saat kita bertemu. Aku akan mengirimkan alamat rumah sakitnya padamu."

"Hm. Baiklah ... aku akan datang menjengukmu setelah kuliah hari ini berakhir."

"Yeap! Janji ya kamu akan datang ke sini ..." rengek Aiden.

"Hm. Aku janji ... sekarang kamu beristirahatlah dulu. Jangan lupa minum obatmu ..."

"Oke-oke! Sampai jumpa, Princess ..."

Panggilan itu berakhir. Elysia langsung memasuki aula yang masih cukup sepi. Bahkan hanya ada seorang mahasiswa yang tengah sibuk mengerjakan sesuatu di bangkunya.

"Elysia, kamu dipanggil tuh sama Profesor Jenne. Dan kamu ditunggu di ruangannya sekarang juga." seorang mahasiswi memasuki ruangan dan menghampiri Elysia.

"Oh ... baiklah. Aku akan segera ke sana ..." Elysia menyauti ramah dan bergegas untuk memenuhi panggilan sang profesor.

Dia mendatangi ruang Profesor Jenne dan mengetuk ruangannya beberapa kali.

"Profesor memanggil saya?" tanya Elysia ramah.

Namun, Profesor Jenne malah tampak keheranan menatap Elysia, "Aku sama sekali tidak memanggilmu, Elysia. Semua data dan seluruh surat persyaratan pindah ke Loveland University sudah kamu penuhi sebelumnya." ucapnya ramah.

Callestera Princess Crosses the WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang