Bab 1.2

211 41 12
                                    


Aku tadi janji sama warga tiktok mau up jam 8 eh malah molor sampe jam 10. Maapken aku yaa!!

**Selamat Membaca ya!**

...........................................................

0.2. Kemakan Rayuan

Malam semakin larut, Bara pun sudah menutup restonya. Merekap hasil penjualan serta mengecek satu-persatu bahan yang sudah habis untuk persiapan besok. Jika ada bahan yang tidak tersedia, ia segera menghubungi supplier untuk mempersiapkan esok hari menyetok bahan ke restonya. Bahan yang sudah tidak bisa terpakai, ia singkirkan.

Ia pun memasukkan sisa masakan yang bisa dimakan, ke dalam styrofoam untuk dikasihkan pada pejalan kaki atau pedagang kaki lima yang masih bekerja hingga malam. Setelah lebih dulu dimasukan ke microwave sejenak.

"Kamu pulang dulu saja, Mir!" perintah Bara kepada Manager resto tersebut. Ia mempercayai Mira sebagai manager bukan semata-mata karena dia adalah anak dari manager sebelumnya, yang sudah berpuluhan tahun mengabdi di resto ini. Mira pun punya riwayat pendidikan yang mumpuni untuk mengelola resto peninggalan kakeknya yang sudah buka hampir dua puluh tahun. Meskipun begitu, Bara tak merubah cita rasa yang diciptakan kakeknya dulu hingga sekarang.

Mira mengangguk, mengambil tasnya di ruang kerja. "Saya pulang dulu ya, Pak!"

Bara membalas dengan deheman singkat.

Sudah siap styrofoam dengan berbagai makanan lezat, Bara segera melangkah keluar. Ia pun sudah memastikan restonya tertutup rapat.

Mobil BMW X8 terlihat gagah terparkir di samping resto. Bara menghampiri benda itu. Langkahnya belum juga sampai, namun matanya menangkap seseorang yang ia kenal melintas melewati restonya.

Mobil dengan jendela terbuka, diisi oleh Nada dan Aditya. Mereka tampak bercengkrama ria. Sesekali, Aditya menyentuh pipi Nada. Sumpah, itu membuat Bara sedikit mendidih. Terpaksa, tujuan yang awalnya memberi makanan untuk orang lain. Kini berganti menjadi intel dari sepasang kekasih yang menjalin cinta.

Mereka berhenti di sebuah toko pakaian. Bara melihat jelas bagaimana antusiasme Nada saat mobil itu berhenti disana.

Bara membuka mobilnya, mengikuti sepasang sejoli itu masuk ke toko tersebut.

Drttt Drrtt.... Ponsel Bara bergetar di sakunya. Ia merogoh, tapi fokusnya masih ke kedua remaja itu.

"Hallo, Sayang! Mau aku jemput?" Belum juga sapa panggilan terlontar, Bara lebih dulu menimpali pertanyaan. Trik agar kekasihnya tidak curiga.

Mata Bara kontan membuka, setelah Dara berkata bahwa ia melihat adiknya dengan seorang laki-laki. Itu artinya, kekasihnya juga tahu tentang Nada yang bersama Aditya. "Kamu dimana?" tanya Bara. "Kamu sherlock aja, nanti aku samperin!" titahnya.

Bara mengedarkan pandangan, mengelilingi tempat itu, ia melihat ada sebuah taxi yang tak jauh dari tempatnya. Tak berapa lama, perempuan cantik dengan setelan kerja keluar dari taxi tersebut.

"Sayang!" pekik Bara, menghampiri gadisnya.

Dara menoleh dramatis, senyumnya mengembang signifikan diimbangi sapuan rambut ke atas membuat jantung Bara tak karuan.

Tepat dia menghadap Dara, Bara segera menyelipkan rambut yang jatuh bekas disapu tangan Dara tadi, ke telinga. "Dimana kamu tau Nada?" tanya Bara halus.

"Tadi aku ikutin dia berhenti disini, tapi mobilnya kok sekarang nggak ada?"

Bara memutar tubuhnya, mengabsen deretan mobil yang terparkir di depan toko. Iya, yang dibilang Dara benar. Mobil yang sempat ditumpangi Nada tidak ada. "Kalau gitu kita pulang aja, mungkin Nada sudah sampai rumah," tutur Bara. Dara membalas tuturan itu dengan anggukan singkat.

A Love RewrittenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang