GalAle : 65

19.5K 2K 592
                                    

Aleta memanyunkan bibirnya, dirinya masih badmood dengan kelakuan Argala tadi saat di sekolah, tanpa ada rasa malu bahkan di tempat umum ia dengan terang-terangan menciumnya.

Bayangkan, tempat umum! Sungguh Aleta tidak habis pikir. Niat ingin melihat acara kelulusan suaminya malah ia di bikin malu oleh suaminya sendiri, memang lelaki gila!

Argala melirik Aleta yang terus memandangi jendela luar mobil, "masih cemberut aja?" Katanya sambil terus fokus menyetir mobil.

Fyi, mobil yang dikendarai Argala adalah mobil milik Prince yang ia pinjam , karena laki-laki itu ingin mengajak Aleta pergi ke suatu tempat.

"Males aku sama kamu, kak," jawab Aleta sambil tak acuh tidak menatap suaminya, ia terus menatap pemandangan yang ada di balik jendela mobil.

"Salah aku apa, hm? Bener kan aku bilang, aku punya istri, istri aku itu kamu."

"Tapi ga seharusnya kamu kiss di tempat umum, malu tau," omel Aleta yang kesal sendiri menanggapi santainya Argala.

Argala hanya terkekeh melihat Aleta yang cemberut karena kesal, tanpa ingin menjawab, lelaki itu terus fokus kedepan menyetir mobilnya.

Beberapa saat kemudian, Argala memberhentikan mobilnya di suatu tempat yang membuat Aleta familiar dengan tempat tersebut.

"Kak, kenapa kita kesini?" Tanya Aleta bingung, "kita ga ke rumah ayah? Maxio nanti gimana?"

Argala melepaskan sabuk pengamannya, "biarin max sama ayah, ibu, mereka juga pengen lebih lama sama cucunya, ayo turun."

Argala membuka pintu mobil dan keluar lebih dulu, lalu ia membukakan pintu untuk Aleta.

"Makasih kak."

Sambil menggandeng tangan Aleta, Argala mengajaknya ke tempat kali pertama mereka membicarakan sebuah hal yang akhirnya membuat mereka harus bersama sampai saat ini.

"Udah lama ya, kak, kita ga kesini," ucap Aleta sambil memandang kearah danau yang tenang.

"Lama banget," jawab Argala.

Aleta berjalan menuju rerumputan lalu ia duduk disana, Aleta menatap Argala lalu menepuk rerumputan di sampingnya, "ayo duduk sini, kak," seru Aleta sambil tersenyum.

Argala pun berjalan mendekat lalu duduk di samping Aleta. Mereka terdiam beberapa saat lalu tiba-tiba Argala membaringkan tubuhnya membuat paha Aleta menjadi bantalannya.

Aleta tersenyum, ia perlahan mengelus surai Argala membuat lelaki itu perlahan memejamkan matanya.

Mungkin jika waktu itu ia tidak memilih Aleta melainkan memilih anggota motornya, bisa jadi saat ini ia tidak akan merasakan kenyamanan seperti ini.

Argala memutar tubuhnya memeluk Aleta, wajah yang ia menenggelamkan wajahnya ke perut sedikit buncit istrinya.

Seperti bergumam Aleta mendengar Argala mengatakan sesuatu.

"Kangen kamu...' ucapnya membuat Aleta tersenyum simpul. Wanita itu masih mengelus lembut surai Argala.

"kangen kenapa? Aku tiap hari di rumah," ucapnya walau ia tau apa yang di maksud oleh Argala, namun Aleta ngin memancing sedikit kalimat 'kangen' yang di ucapkan oleh suaminya itu.

"Kamu selalu ngurusin Max."

"Itu kan kewajiban aku, dia masih newborn masa aku biarin, tega banget."

Aleta masih dengan senyum senangnya, tidak ia sangka selama ini Argala menahan cemburu kepada anaknya sendiri, mangkanya terkadang saat Maxio menangis kencang Argala terus membiarkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 ARGALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang