3

16 2 3
                                    

—ENJOY READING 📖—

Hendra memukul kepala Ryan tetapi tidak terlalu keras "Oi Ryan! Ngapain kamu malah melamun?" Ucap Hendra terheran membuat Ryan tersadar dari lamunannya 'e-eh iya maaf.." Ryan memberikan senyuman canggung sambil mengusap belakang kepalanya untuk menahan malu,Hendra menghela nafas "yaudah kamu hantar Zay pulang ya Yan" Hendra bangkit dari duduknya "Ndraa tolongg siswanya kerasukaaann!! " Jerit Yaya ketakutan,Hendra yang mendengar jerit Yaya memberikan ekspresi wajah pasrah "iya bentar!" Ucap Hendra lalu ia menatap Ryan "kamu jaga baik-baik adik kamu ya Yan? Jangan sampai mentalnya menjadi buruk" Setelah mengucapkan itu Hendra pergi meninggalkan Zay yang masih melamun dan Ryan yang mangangguk kecil "siap Hen!"

Ryan menatap Zay lalu ia menghela nafasnya "sudah tidak usah dipikirkan..aku akan temenin kamu di rumah tenang saja" Ucap Ryan memberikan senyuman hangat membuat Zay bertenang sedikit "okay kak..eh tapi kalau kaka temenin aku di rumah..berarti kaka bolos dong?" Zay menatap Ryan dengan nada tidak enakan,Ryan mengusap kepala Zay "tenang kaka sudah izin ke guru kok~" Ucapnya lalu Zay menghela nafas lega "baiklah kalau begitu" Ryan mengangguk kecil lalu ia melepaskan tangannya dari kepala Zay "yasudah ayo kita pulaaang~" Ucap Ryan dengan nada semangat

Zay mengangguk tersenyum membuat Ryan terdiam 'senyumannya....setelah 7 tahun,aku akhirnya bisa melihat Zay tersenyum lagi' Ucapnya dalam pikirannya merasa bahagia sangat "aduhh~ adik kakak kalau senyum lucu deh!" Gombal Ryan membuat kedua pipi Zay memerah "ih apaan sih kak.." Ucap Zay dengan nada kesal membuat Ryan terkekeh "hehe maaf~ kaka cuman bercanda kok" Zay menghela nafas lalu ia bangkit dari duduknya "ayoo kak kita pulaang!" Ryan mengangguk lalu menarik tangan Zay "kami pamit dulu ya Hendra dan Yaya! Assalamualaikum!" Salam Ryan lalu ia keluar dari ruangan Uks "eh iya waalaikumsalam hati-hati di jalan!!" Jerit Hendra yang kedengaran dengan Ryan "iyaa!!" Ryan melambaikan tangannya

Pov Zay

Aku dengan kakak Ryan keluar dari gerbang sekolah lalu pergi menuju ke arah rumah kami Dengan adanya kak Ryan aku merasa aman sekali karena aku yakin kalau aku tidak akan dipukuli lagi oleh ayah- eh maksudku tuan Amato..Keheningan diantara aku dan kak Ryan hanya terdengar suara burung,suara bising dari jalan raya,anak bermain ditaman dengan kedua orangtuanya..sungguh enak ya jika mempunyai keluarga lengkap apalagi itu keluarga cemara ya kan? Huff...apalah nasib ku ini.. , "Zay kamu ingin beli makanan tidak?" Tawar Kak Ryan "uh serah kaka aja" Ucapku dengan nada canggung aduh..memang dari dulu sampai sekarang aku masih susah berkomunikasi dibanding dengan kak Vano dan Kak Ryan yang komunikasinya jago banget!

Kami pun berjalan ke arah gang rumah kita,aku menyadari sesuatu...alam luar terasa sangat indah, Jarang sekali aku bermain keluar.... Kalau aku tidak disuruh mengurusi urusan rumah pasti aku bisa bermain bebas seperti anak-anak yang lain tapi yaudahlah mungkin memang sudah menjadi nasib ku iyakan? hm ..yaudah deh terima aja nasib

Langkah ku berhenti karena ada yang menarik perhatianku "kak.." Ucapku dengan pelan sambil menarik lengan kak Ryan,kak Ryan menoleh ke arahku memandang penasaran "iya ada apa Zay?" Tanyanya ,aku pun menunjuk ke arah Alfamart di seberang jalan "mau jajan kak" Ryan tersenyum lalu ia mengacak-acak rambutku "Baiklah~ aku juga ingin beli makanan sama minuman buat di rumah" Ucap Ryan aku hanya mengangguk kepala ,Kak Ryan menggenggam tanganku dengan erat sambil melihat kanan dan kiri untuk memastikan agar tidak ada kendaraan yang lewat "okaay aman!" Ucapnya lalu kita melewati jalan raya itu

Genggaman kak Ryan terlalu erat..sakit pergelangan tanganku..' Ucap Zay dalam hati,ia menghela nafasnya "kak pegangnya jangan terlalu erat.." Ucapku sambil menatap Kak Ryan, ia menoleh ke arahku sambil memberikan aku tatapan bingung "eh? Memangnya kenapa Zay? Bukannya kamu sudah terbiasa ya?" Tanyanya membuat aku menyadari kesalahanku "ermm...lupa kan saja kak..." Ucapku memberikan senyuman canggung, aku tidak mahu kak Ryan khawatir dengan ku. Cukup aku membebani kak Varo dan Kak Ryan,lebih baik aku mandiri saja kan?.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RuntuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang