#27. Misi Yang Selesai

6 2 2
                                    

Halowww

Apa kabar, semoga bahagia dengan banyak. Jangan lupa untuk merasakan banyak rasa baik itu.

Semoga jadi Anara, yang memiliki banyak hal tentang bahagia dan membuat bahagia.

Selamat membaca dan bahagia selalu

********

"Bahagianya, semoga sampai hingga waktu abadi itu datang"

-anonim

********

“Kenapa diem aja? Perasaan tadi cerewet?” tanya Anara yang tadinya fokus pada jalanan, kini atensinya terfokus pada laki-laki di belakang kemudi itu.

“Maaf” ujarnya lirih “Maaf gue kemarin udah ikut campur semua urusan Lo” lanjutnya dengan cepat namun suaranya tetap lirih.

Anara mengerutkan dahinya “Gue udah maaf in, tapi ngak semua orang bisa kayak gue yang gampang buat maaf in orang” jawabnya ikut lirih, mungkin ia bisa namun apakah seseorang itu bisa memaafkan seorang Nazero Sanjaya?

“Semoga Lo bisa dapat maaf dari dia ya” batinnya kemudian kembali menatap rembulan yang menyapa.

***

Kita punya masa yang harus di lewati, juga harus ditinggalkan. Kenapa takut? Kalau kita pindahnya aja ke tempat yang jauh lebih indah dan abadi, tanpa sedih hanya senang.

Dokter dan suster datang, entah karena apa. Meminta Asheva untuk pergi dari ruangan itu. Dengan alasan tidak logis yang membuat ia meracau tak terima.

“Maaf ibu, kami harus memeriksa kondisi pasien, jadi sebaiknya ibu tunggu di luar terlebih dahulu sampai dokter selesai menangani” ucap suster mendorong pelan Asheva untuk keluar dari ruangan itu Ally segera menutupnya.

Deg..

Apa buruk akan datang kembali? Anara melihat semuanya sejak tadi, sejak seorang Asheva Ghaniya berada di dalam hingga saat ini ada di luar.

“Apa yang terjadi?”

Suara lirih dan parau nya, membuat mereka yang menunggu menoleh. Melihat Anara dengan mata merahnya, dengan jaket berwarna baby pink dan rambut tergerai di tambah wajah putih pucatnya.

Atensi mereka bertemu, lama tak berjumpa batinnya . Namun kenapa rasanya sakit? Untuk apa kembali? Untuk apa ada disini? Untuk apa datang ketika semuanya sudah tidak baik-baik saja? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di benak Anara, air matanya luruh. Di depan mereka semua yang menyaksikan, juga ia yang sedang bersembunyi dan tersenyum smirk.

“Per-gi! Kalian to-lo-ng per-gi” ujarnya lirih, tubuhnya melemah luruh ke lantai, matanya terpejam mengundang panik dari mereka yang ada di sana

-Hilang dan meninggalkan rupanya sudah dekat, jangan kecewa dan menyesal.

Kecewa kenapa lebih menyakitkan, kenapa kemarin baik jika hari ini di berikan jahat. Kenapa hari kemarin indah jika hari ini buruk.

Anara Shevaya Wiratama, banyak hal yang ingin dikatakan, tentang rindu, jahat, senang, sedih, ingin bersama dan semuanya. Citanya ada banyak, khususnya tentang bunda Ash yang ia rindukan.

Nothing Same PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang