"Aku tidak percaya kita bisa menangkapnya karena sazerac." Bongseok tertawa puas.
"Berkat cocktail mahal itu, aku bisa tidur nyenyak malam ini." Joonhyung menautkan kedua tangannya di belakang kepala.
Kedua teman Victor yang duduk di depan masih membicarakan kasus yang sedang mereka tangani. Sementara Victor hanya diam, enggan menimpali apapun yang sekiranya bisa menarik konversasi dirinya dengan lelaki yang duduk di sampingnya.
"Dari mana kau tahu itu Suho?" Justin yang sedari tadi diam akhirnya buka suara.
"Temanmu hanya perantara, lagi pula bukan dia pembunuhnya," jawab Victor.
"Kau bukan pecinta alkohol, tapi kau tahu aroma khas sazerac." Justin mengamati ekspresi wajah Victor, namun tidak ada yang berubah darinya. "Kau sangat misterius, Prof. Kim."
Sekilas obsidian Victor mengerling dengan tajam, lalu dia membawa wajahnya ke arah jendela, melipat kedua tangannya dan memejamkan mata. "Bangunkan aku kalau sudah sampai."
"Dia tidak menjelaskan apapun," batin Justin. "Dia tahu kalau korban tidak kidal. Dia juga tahu kalau Suho seorang OCD. Siapa kau sebenarnya Victor?"
Semakin dia mengenal Victor, semakin besar rasa ingin tahunya tentang lelaki bersurai eboni itu. Dia tidak sadar jika perlahan mulai mengagumi Victor, menghormati Victor, dan ingin akrab dengan Victor. Akan tetapi, Victor tidak mungkin mau kenal Justin lebih jauh.
Mobil yang dikemudikan Bongseok sampai di depan rumah Victor. Justin pun membangunkan Victor.
Victor hampir saja mempersilakan Justin dan kedua temannya masuk ke dalam rumah, namun untungnya dia langsung ingat kalau Rosebelle tinggal bersamanya, jadi dia langsung mengusir ketiga lelaki itu dan masuk ke dalam rumah.
Begitu membuka pintu, Rosebelle langsung berlari ke arah Victor lalu memeluknya. Victor masih ingat jelas kalau dia sedang marah dengan gadis blonde itu, jadi dia hanya diam, tidak membalas pelukan Rosebelle apalagi ciuman gadis itu.
"Aku sudah menyiapkan makan malam." Tangan Rosebelle masih melingkar di leher Victor, senyum tercetak di wajah cantiknya. "Ada apa?" tanyanya, merasa tidak ada respons dari Victor.
Tidak ada senyum ataupun jawaban yang meluncur dari bibir Victor. Dia menurunkan tangan Rosebelle, menatap datar mata biru gadis itu lalu berjalan tak acuh meninggalkannya.
Badan Rosebelle berputar pelan, matanya membulat, mengikuti kemana Victor mengayunkan tungkainya. "D-dia masih marah padaku." Meneguk ludahnya.
Ini pertama kalinya Victor mendiamkan Rosebelle. Biasanya jika dia marah, dia akan mengomel, berteriak, atau menyuruh Rosebelle mengerjakan pekerjaan rumah hingga tubuhnya lelah. Akan tetapi, kini kebungkaman Victor dan sikap abainya menjadi hukuman bagi Rosebelle, membuat gadis itu takut akan dicampakkan Victor.
🐾 ꂵꌩ ꒒ꂦꃴꍟ꒒ꌩ ꋪꍏꌗꉓꍏ꒒ 🐾
"Hahaha." Lisa tertawa kencang sembari menepuk-nepuk pahanya. Mendengar cerita Rosebelle yang entah sejak kapan menjadi dekat dengannya, ia merasa begitu terhibur. "Jadi, sampai sekarang Victor tidak mau bicara denganmu?"
Rosebelle membuang napas panjang. Menyandarkan kepalanya di kursi. "Bukan hanya tidak mau bicara denganku, tapi dia benar-benar mengabaikanku. Aku tidak pernah melihatnya seperti itu. Sebelumnya dia selalu memarahiku, bahkan tidak segan menghukumku, tapi sekarang, dia sama sekali tidak mau bicara denganku." Memeluk kakinya. "Bagaimana kalau dia memutuskanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY RASCAL
General FictionKehidupan Victor yang tenang dan nyaman mendadak lenyap setelah ia diberi mandat untuk menjaga putri semata wayang sepupunya, Rosebelle. Bagaimana tidak, Rosebelle itu ibarat jelmaan Dennis the Menace versi perempuan. Dimana pun ada Rosebelle di si...