16. Spoiled Aiden

10 3 0
                                    

Loveland Hospital, VVIP room, No. 27.

Beberapa kali Elysia mengetuk pintu ruangan rawat tersebut. Dia tak mengindahkan rasa lelah dan dinginnya udara malam yang dilaluinya hanya untuk bisa tiba di tempat ini.

Dengan sangat berhati-hati Elysia membuka pintu ruangan rawat tersebut karena khawatir akan mengganggu istirahat Aiden.

Terlihat Aiden yang sedang terduduk dan menatap lurus jendela kamarnya. Raut wajahnya terlihat dingin dan datar. Tidak seperti biasanya yang selalu terlihat ceria dan ramah.

"Aiden, kamu baik-baik saja?" Elysia mendekati brankar. Raut kekhawatiran terukir jelas pada wajah cantiknya.

Aiden tidak menjawabnya. Dia tak mengacuhkan kehadiran Elysia. Pemuda itu masih saja memasang wajah kesal sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada bidangnya. Pandangannya masih saja lurus menatap jendela kamarnya.

"Aiden ..."

"Apakah ada yang sedang berbicara? Aku rasa aku sudah tidak waras ..." gumamnya memasang wajah polos bercampur terkejut sembari menatap tanaman bunga lavender di dekat jendela kamarnya.

Elysia mengkerutkan keningnya bingung. Dia sangat paham, jika saat ini Aiden tengah kesal dan marah dengan dirinya.

Anak ini ternyata benar-benar tidak berubah.

Elysia bergumam di dalam hati dan menghela nafas berat.

"Aiden, syukurlah kamu terlihat baik-baik saja. Aku khawatir sekali ..." Elysia terlihat lega melihat keadaan Aiden.

Aiden beralih menatap Elysia dingin. Keningnya berkerut dengan sorotan asing, "Siapa kamu, Nona? Dan apa yang sedang kamu lakukan di tempat ini?!"

Ehh? Apa yang barusan dia katakan? Dia tidak mengenaliku??

Beberapa saat Elysia melongo syok. Dia kembali khawatir karena mengira Aiden benar-benar mengalami luka serius hingga membuatnya tidak mengingatnya lagi. Amnesia setelah amnesia? Terdengar sangat konyol. Namun, Elysia tetap saja sangat mengkhawatirkan Aiden.

"Aiden, ini aku. Kamu tidak mengingatku? Aku Elysia ..." ucap Elysia berharap Aiden akan mengingatnya.

Aiden menggeleng dengan tatapan penuh kewaspadaan, "Elysia? Aku tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya ..."

DEGH ...

Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Anak ini benar-benar tidak mengingatku? Apa dia mengalami kecelakaan yang sangat serius?

Elysia menyentuh kening Aiden dan menuruni leher jenjang pemuda itu. Sentuhan itu berakhir pada dada bidang Aiden.

Semuanya terlihat sangat normal. Suhu tubuh dan degup jantungnya sangat normal.

Batin Elysia tidak mengerti.

GREPP ...

Aiden mencengkeram tangan Elysia. Pandangan keduanya kembali bertemu.

"Jangan sembarangan menyentuh-nyentuh seorang pria dewasa ... itu sangat berbahaya ..." bisik Aiden menegaskan. Sorotan matanya masih terlihat asing dan tidak biasa.

Hah?? Dia merasa sudah dewasa?

"Aiden, tolong jangan bermain-main seperti ini."

"Bermain-main? Siapa yang sedang bermain-main? Dan kamu belum menjawab pertanyaanku, Nona. Apa yang sedang kamu lakukan di sini?"

"Aku datang karena kamu menghubungiku dan mengatakan jika kamu sedang dirawat di rumah sakit."

"Oh ya? Benarkah itu? Aku menghubungimu? Kapan aku menghubungimu, Nona?" kening Aiden berkerut, tatapan dinginnya sedikitpun tak teralihkan dari Elysia.

Callestera Princess Crosses the WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang