Caramela • Part 4

181 63 25
                                    

halooo! selamat datang di cerita CARAMELA versi terbaru!

⚠️ WARNING ⚠️
PLAGIAT DILARANG MAMPIR

happy reading!
•••

Begitu duduk di bangkunya, Caramela menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri.

Kelas sedang ramai dengan bisik-bisik antusias. Rupanya, desas-desus tentang guru baru yang kemarin dibicarakan Vinia masih menjadi topik utama.

"Serius, dia seganteng itu?" suara Sherly terdengar dari barisan depan.

"Banget! Tinggi, matanya tajem, suaranya berat... aura misteriusnya tuh bikin jantung gak karuan!" sahut seorang siswi lain.

"Banyak yang ngehalu gak sih? Gue aja udah jatuh cinta dari pandangan pertama!" kata yang lain lagi, disambut tawa dan cekikikan.

Caramela menghela napas pelan. Ia tidak terlalu peduli.

Guru baru? Tampan? Aura kuat?

Bukan urusannya.

Sekarang, yang ada di kepalanya hanya bagaimana caranya melewati hari ini tanpa ada yang curiga akan kondisinya.

"Mel, lo gak penasaran?" tanya Vinia tiba-tiba, menyenggol lengannya.

Caramela mengangkat bahu. "Biasa aja."

Laras menggeleng tidak percaya. "Duh, lo itu ya. Kita semua heboh, tapi lo malah gak tertarik sama sekali!"

Caramela hanya tersenyum tipis.

Dan saat itu juga, bel berbunyi.

Semua siswa kembali ke tempat duduk masing-masing, bersiap menyambut pelajaran berikutnya.

Namun, begitu pintu kelas terbuka, suara gaduh seketika mereda. Semua mata tertuju pada sosok yang baru saja masuk.

Caramela pun, tanpa sadar, ikut menoleh. Dan untuk pertama kalinya, ia melihat guru baru itu.

Suasana kelas yang sebelumnya ramai seketika menjadi hening begitu sosok itu masuk.

Langkahnya tegap, posturnya tinggi, dan ada aura kuat yang entah kenapa membuat semua orang terpaku.

Seragamnya rapi, kemeja putih dipadukan dengan celana bahan hitam, lengan bajunya digulung sedikit, memperlihatkan pergelangan tangan yang berotot. Matanya tajam, berwarna gelap, dengan ekspresi yang sulit ditebak.

Beberapa siswa mulai berbisik pelan.

"Ya ampun, beneran seganteng itu!"

"Auranya beda banget, kayak di drama-drama anjir,"

"Selamat siang,"

Suaranya dalam, sedikit berat, dan langsung membuat kelas menjadi lebih tenang.

"Nama saya Afkar Riandi. Mulai hari ini, saya akan mengajar Matematika di kelas kalian."

Seketika, beberapa siswa perempuan kembali cekikikan, sementara yang lain menatapnya dengan penuh kagum.

Caramela masih terdiam di tempatnya. Sejak pertama kali melihat Afkar Riandi, ada sesuatu yang mengusik hatinya. Bukan karena wajahnya yang tampan seperti yang dikatakan teman-temannya. Bukan pula karena auranya yang begitu kuat.

Tapi karena... ia mengenal pria itu.

Saat nama Afkar Riandi disebut, Caramela tahu itu bukan nama aslinya.

Pria yang kini berdiri di depan kelas, yang mengenakan kemeja putih rapi dan mengajar Matematika, adalah seseorang yang sudah lama tidak ia temui.

Elvio Raja Navarez.

Om Elvio.

Omnya sendiri.

Darah Caramela seakan membeku. Ia menatap pria itu lekat-lekat, berharap ini hanyalah kebetulan, tapi semakin ia memperhatikan, semakin ia yakin.

Itu benar-benar Elvio.

Tapi... kenapa dia ada di sini? Kenapa dia menyamar dengan nama lain?

Caramela menunduk, berusaha menenangkan pikirannya yang berantakan. Ia tidak bisa panik sekarang. Tidak di depan teman-temannya. Tidak di depan Elvio.

Sementara itu, Elvio - atau sekarang Afkar Riandi - mulai menulis sesuatu di papan tulis, seolah tidak terjadi apa-apa. Seolah ia dan Caramela bukan siapa-siapa.

Apa dia sengaja datang untuk mengawasi Caramela?

•••
don't forget to vote n comment ‼️

Caramela (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang