Chapter 1 : Olivia

251 9 0
                                    

"The journey is just as important as the destination."
__________


Tropea, Italia

Olivia Cabella Morreti, atau yang akrab dipanggil Liv, adalah seorang mahasiswa tahun pertama di Universitas La Sapienza, Roma, Italia.

Gadis itu berasal dari Tropea, sebuah kota kecil yang sederhana dan terletak di ujung paling selatan Italia, tepatnya di pesisir pantai Laut Tyrrhenian. Kota ini terkenal dengan pantai-pantainya yang memukau, dikelilingi oleh tebing-tebing batu yang menjulang tinggi dan air laut yang jernih berwarna turquoise.

Kisah ini dimulai ketika Olivia harus meninggalkan kota kelahirannya untuk menempuh studi di Roma, sebuah langkah besar yang akan mengubah hidupnya.

Di dalam kamar kecilnya yang sederhana, gadis itu terlihat sibuk memasukkan pakaian dan beberapa barang ke dalam sebuah koper besar. Di sudut kamar, beberapa kardus telah tertata rapi, siap untuk dibawa.

"Huffft... finally," gumamnya sambil menyeka keringat di dahinya. Perasaan lega menyelimuti hatinya setelah semua persiapan beres.

Setelah itu, Olivia terdiam sejenak, memandang keluar jendela kamarnya. Pemandangan yang tersaji adalah hamparan pantai berpasir putih, dengan deburan ombak yang menenangkan hati. Keindahan itu membuatnya merasa sejuk dan damai.

Dalam hatinya, sebenarnya dirinya merasa berat untuk meninggalkan kota kecil yang penuh kenangan ini-terlebih lagi, meninggalkan ibunya.

"Liv, sarapan dulu," suara lembut dari dapur memecah lamunannya. Aroma masakan yang menggoda langsung menggelitik indera penciumannya, membuat perutnya meronta kelaparan.

Dengan cepat, Olivia berlari menuju dapur. Sesampainya di sana, ia mendapati meja makan sudah penuh dengan hidangan yang tertata rapi.

"Kenapa masak banyak sekali, Bu?" tanya Olivia dengan raut heran. Meski begitu, ia dengan sigap mengambil piring kosong dari meja.

"Ini kan hari terakhirmu di sini. Ibu ingin menyiapkan sesuatu yang spesial," jawab Mrs. Morreti sambil menyusun roti focaccia hangat, potongan keju pecorino, dan sepiring prosciutto di atas meja.

Tak ketinggalan, ada secangkir cappuccino hangat yang aroma kopinya menggoda, serta piring kecil berisi cornetto-croissant khas Italia yang lembut dengan taburan gula halus.

Olivia menatap hidangan itu sejenak, merasa tersentuh oleh perhatian ibunya. Meski sederhana, semuanya tampak begitu istimewa di matanya.

Olivia dan ibunya, Mrs. Morreti, tinggal berdua di rumah kecil yang sederhana. Sejak kecil, ia tak pernah mengenal sosok ayahnya. Ibunya selalu mengatakan bahwa sang ayah telah pergi jauh, meninggalkan mereka tanpa penjelasan.

Meski kehidupan mereka penuh tantangan, Olivia tidak pernah merasa hidupnya begitu menyedihkan. Ia merasa sangat beruntung memiliki ibu seperti Mrs. Morreti di sisinya-seorang wanita tangguh yang selalu berjuang demi kebahagiaannya. Apa pun yang diinginkan Olivia, ibunya selalu berusaha keras untuk mewujudkannya.

Mereka kini tengah menikmati sarapan dan berbincang, memanfaatkan waktu yang tersisa sebelum dirinya pergi. Namun, perhatian gadis itu tiba-tiba tertuju pada sesuatu yang mengganggu pandangannya.

"Bu, tanganmu!" ucap Olivia sambil berusaha meraih tangan ibunya yang terlihat terluka.

Mrs. Morreti yang menyadari hal itu segera menyembunyikan tangannya di bawah meja. "Tidak apa-apa, hanya tergores meja tadi," jawabnya, mencoba mengalihkan perhatian.

GOLDEN COLLEGE STUDENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang