***
Hai-hai👋
Ga ada kata-kata, langsung lanjut aja deh!Happy reading all!
***
Nuri
Ly, kita bahas buat Olimpiade nanti aja.
Hari ini gue gak sekolah.Lyora
Kenapa?Nuri
Gue ada kerjaan.
Kalo gak lo selesain aja dulu buku kemarin.
Besok kita tinggal atur strategi lagi.Lyora
OkeLyora menghempas ponsel pintarnya ke atas meja, dan berniat membuka kembali buku yang semalam sudah ia baca sebagian.
Kini ia tengah duduk di kursi kantin bagian pojok sembari menunggu pesanan makan siangnya. Niatnya ia ke sini selain untuk makan, juga untuk bertemu dengan Nuri, tapi sudahlah, Nuri sibuk sepertinya.
"Lyora!" seseorang memanggilnya dari arah belakangan. Dia Haki. "Jangan buka buku dulu," peringatnya.
Lyora melirik pada laki-laki tinggi yang sekarang tengah berjalan menghampirinya. "Apa?"
"Gue bawain pesanan lo, nih, dimakan dulu gih." Katanya sambil menaruh sepiring nasi goreng pesanan wanita itu, dan semangkuk bubur ayam. Itu miliknya sendiri. "Sendirian aja lo, nungguin Nuri?"
"Kok tau? Nguntit gue, ya!" tuduh Lyora bercanda.
"Dih, lo siapa? Idol? Kalopun gue mau nguntit, mending jadi sasaeng Haewon NMIXX!" Cela Haki sewot sambil memutar bola matanya malas.
"Tuhkan, busuk niat lo."
"Lo nuduh gue dulu, ya, anjir!" Cerca Haki kesal, lalu ia mendudukkan bokongnya pada kursi yang berhadapan dengan Lyora.
"Iya udah, sih, maaf." ungkap Lyora lalu menyantap nasi goreng yang dibawakan Haki tadi seakan tidak mempunyai dosa. "Kenapa, ya, kira-kira si Nuri gak sekolah? Katanya dia anak rajin kesayangan sekolah. Gak mungkin, kan, dia bolos?" tanyanya penasaran.
"Olimpiade di luar sekolah."
Lyora melotot kaget dan cepat-cepat mengunyah kumpulan nasi di mulutnya ingin berbicara. "Sumpwh?!"
"Mulut kecil diisi banyak-banyak, susah ngomong, kan, jadinya?" Haki menyodorkan teh manis miliknya pada Lyora, agar Lyora meminumnya. "Minum dulu."
Lyora menerimanya dan menenggak mimuman Haki itu. "Manis banget! Kebanyakan gula ini," komentarnya. "Perasaan tadi gue mesan minum juga deh, kok ga dibawain?"
"Kata bibinya tadi jeruk abis, mau dibeli dulu. Minum aja sih! Gue emang suka yang manis-manis."
"Kebanyakan konsumsi gula bisa diabetes, Ki!" tutur Lyora memperingati. "Eh, btw itu beneran si Nuri Olimpiade di luar sekolah? Gak pusing dia? Tau dari mana lo?"
"Iya, gue liat dia minta surat dispensasi di piket tadi pagi. Udah biasa dia mah. Seisi Potassium juga tau dia suka ngikut begitu-begitu."
Manusia ajaib itu memang sering dispensasi untuk mengikuti Perlombaan-perlombaan di luar sekolah. Entah bagaimana dia mengatur waktu, tapi ada saja kegiatan di hari-harinya.
"Keren, dia bisa manfaatin otaknya dengan baik."
"Biasa aja."
"Nggaklah, itu keren tau."
"Nggak."
"Lo iri?"
"Kata iri lebih cocok buat si Gio ketimbang gue." Ucap Haki yang membuat Lyora terdiam sejenak mengingat kejadian menyebalkan kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang
Teen FictionPotassium High School. Sekolah elit yang cukup terpandang, namun menormalisasi kekerasan verbal. Cemoohan dan hinaan menjadi aktivitas normal yang seakan-akan bukan perbuatan dosa. "Jika kau pintar, jadilah mahkota. Jika kau bodoh, jadilah keset."...