70

389 42 3
                                    

"Clara!" Bebe berlari menghampir Clara yang akhirnya kembali ke Indonesia.  Keduanya kemudian saling berpelukan satu sama lain.

Bebe benar-benar merasa kangen dengan sahabatnya itu. "Clar kamu lama banget sih di sananya? Emang nggak kangen sama kita di sini?"

Pertanyaan Bebe diikuti anggukan kepala oleh Aufa yang juga merasa kangen dengan Clara. "Iya, Clara lama banget di sananya. Kita berdua aja kangen sama Clara."

"Iya, kangen juga tapi Clara di sana karena mama sakit." Anak itu menjawab dengan sedih kepada kedua sahabatnya.

Saat ini jam istirahat, dan ketiganya segera berjalan menuju kantin. Mereka mengambil tempat duduk yang sedikit menjorok ke depan dekat dengan taman. lalu mereka duduk bersama seperti biasanya menikmati bekal yang dibawakan oleh orang tua mereka.

"Emang mamanya Clara sakit apa? "Aufa bertanya, karena menurutnya beberapa waktu sebelum Clara berangkat ke Singapura, mereka bertemu dengan ibu Clara yang terlihat baik-baik saja.

"Nggak tahu, tapi mereka periksa dan bolak-balik ke rumah sakit terus. Jadi sedih deh." Clara bercerita tentang bagaimana dia menjalani hari-harinya di Singapura. Anak itu kemudian menoleh dan menatap kepada Bebe. "Jil, Clara baru tahu kalau mama kamu jadi model ya? Kemarin Mbak yang bilang."

"Iya, jadi model lipstik dari Papi Yogi."

"Papi Yogi?" Clara dan juga Aufa saling menatap kemudian menoleh kepada Bebe dengan persamaan.

"Kenapa Aufa kaget? Aufa kan udah tahu kalau aku punya calon Papi baru."

Aufa menganggukkan kepalanya. "Oh jadi itu namanya Papi Yogi."

"Iya, itu namanya Pak Yogi, tapi aku bingung, karena kemarin aku juga ketemu sama papi kandung aku." Bebe mengungkapkan kegelisahannya kepada kedua sahabatnya.

"Kenapa bingung, kamu kan seharusnya senang Jil karena bisa ketemu sama papa kandung kamu." Clara bertanya, karena aneh sekali kalau menurutnya Jil merasa bingung karena bertemu dengan ayah kandungnya.

"Karena aku merasa Mami itu lebih senang sama papi Yogi daripada Papi bumi." Bebe mengungkapkan kegelisahannya sambil mengunyah brokoli rebus yang dibawakan oleh sang mami.

"Ya berarti Mami kamu lebih sayang sama papi Yogi daripada papi Bum, iya kan? "Aufa bertanya kepada Clara yang duduk di sampingnya. Dan Clara pun menganggukan kepalanya setuju.

"Iya sih, papi Yogi memang lebih baik. tapi kan aku baru ketemu sama papi Bumi, siapa tahu Papi Bumi juga lebih baik." Bebe ingin lebih bisa mengenal sang ayah kandung.

Clara dan Aufa mendengarkan, keduanya juga jadi bingung bagaimana harus menjawab .mereka anak kecil, yang tak bisa memberi saran lebih jauh lagi. pemikiran mereka rasanya juga belum sampai ke sana.

Clara menoleh cepat ke arah sahabatnya. "Gimana kalau kamu bikin sesuatu aja Jil. Jadi kamu tahu siapa yang lebih sayang kamu tapi bumi atau Papi Yogi?"

"Gimana tuh?" Bebe menjawab dengan antusias. Sementara itu Clara segera mendekatkan wajahnya ke telinga Bebe.

***

Setelah pertanyaan yang terlontar dari wartawan tentang hubungan masa lalu diantara fotografer perusahaan dan juga model baru mereka membuat hunting sesaat di ruangan. Yogi jelas jadi bingung sendiri, dan dia juga tak tahu dari mana wartawan bisa mendapatkan isu seperti itu.

Deff bangkit dari duduknya dia berdiri. "Bukannya sekarang seharusnya membahas tentang produk terbaru dari perusahaan?" Dia bertanya kemudian melirik ke arah mantan istrinya.

"Tapi kami hanya mau tahu aja tentang gosip yang beredar di luar?" Wartawan perempuan tersebut masih tidak mau kalah. dia ingin pertanyaannya benar-benar dijawab untuk diketahui kebenarannya.

"Saya harap pertanyaan para wartawan benar-benar hanya tertuju pada produk terbaru kami." Yogi mengatakan itu di podium, menggunakan mic agar semua bisa mendengar dengan baik.

"Saya rasa memang sebaiknya kita membahas pertanyaan mengenai produk saja." kata Rei, ia sangat merasa tak nyaman dengan pertanyaan itu. Dan dia juga heran dari mana gosip-gosip itu bisa beredar? Dan bagaimana wartawan bisa mengetahui hal itu?

Yogi dan juga Jimmy sangat bingung. mereka tidak melihat pertanyaan seperti itu dalam Salinan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh wartawan hari ini.

"Saya dan Rei memang pernah memiliki hubungan dulu dan sekarang kami sudah tidak memiliki hubungan apapun kecuali—" Deff menjelaskan, kemudian melirik ke mantan istrinya yang menatap dengan tatapan canggung dan kesal. "Kami berdua memiliki seorang putri."

Yogi tidak habis pikir. Kenapa bisa Deff mengatakan itu semua di depan wartawan saat ini? Padahal seharusnya momen ini dijadikan acara yang akan digunakan untuk memperkenalkan produk baru dari perusahaannya. Dia berjalan menghampiri kemudian meminta kekasihnya itu untuk meninggalkan ruangan berjalan ke belakang.

"Sepertinya pertanyaan kali ini sudah cukup melebar. Jadi bagaimana kalau kita selesaikan saja wawancara hari ini. Terima kasih untuk para wartawan yang sudah menghadiri acara hari ini, kamu akan memberikan detail penjelasan mengenai produk terbaru kami terima kasih." Jimmy menutup acara tersebut Komang karena kegiatan hari itu sudah benar-benar tidak bisa terkontrol lagi.

Wartawan jadi memiliki pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang. Mereka ingin menggali bagaimana hubungan yang terjadi di antara fotografer, dan juga model mereka. Itu lebih menarik.

Rei berjalan mengikuti Yogi. dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi barusan. Deff benar-benar seolah menghancurkan harga dirinya di sana. Setidaknya itu yang Rei rasakan saat ini.

"Kamu oke sayang?" Yogi mencoba bertanya kepada Rei yang sejak tadi hanya terdiam saja.

Rei menoleh ke arah Yogi. "Dari mana mereka bisa tahu, tentang hubungan aku sama Mas Bumi dulu?"

"Aku juga nggak tahu dari mana, tapi aku akan cari tahu."  Yogi berjanji karena ini juga menjadi beban untuknya. semua hal yang sudah dia rencana telah menjadi berantakan.

Deff berjalan cepat menghampiri Rei dan Yogi yang sudah jauh meninggalkan ruangan. dia menggenggam tangan mantan istrinya meminta untuk berbicara sebentar saja. "Aku rasa kita harus ngomong sebentar deh."

"Mau ngomongin apa lagi? Kamu puas kan udah bikin malu aku di depan orang kayak gitu?" Rei mengatakan itu karena merasa bumi sudah mempermalukannya di depan orang banyak. Dan dia benar-benar merasa malu dan tidak memiliki muka lagi saat ini rasanya.

"Lebih baik kamu balik ke ruangan deh." Yogi memberikan saran karena dia juga tak mau Rei berbicara dengan mantan suaminya.

"Ada yang harus kita omongin setelah apa yang terjadi tadi. Kita nggak bisa kan diam-diam kayak gini aja?" Deff masih memaksa, dia ingin berbicara dengan Rei mengenai apa yang terjadi tadi. entah apa yang ingin dibicarakannya.

Rei berdiam sejenak, dia memikirkan apakah memang harus berbicara dengan Deff saat ini?

"Kita harus bicara, karena ini ada hubungannya kan sama anak kita. Dia pasti akan lihat berita ini dan aku harus ngomongin ke kamu tentang bagaimana jawaban kita ke dia nanti."

Rei tertawa kecil, bagaimana bisa mantan suaminya itu kini mengatakan anak Kita? Sementara sampai saat ini, sedari Bebe di dalam kandungan,
Deff sama sekali tak berkontribusi apapun.

"Mas Yogi?" Sapaan lembut membuat ketiga orang itu menoleh.

one night stand with janda Gendut Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang