Chapter 23: Bentuk Protes

169 30 1
                                    


Brak!

"Auh! Kukira kau mulai tertarik padaku," ledek Celia ketika melihat Clay yang telah berdiri di hadapannya.

"Begitu besar obsesimu padaku, huh?" ledek Clay balik.

"Ya. Aku ingin kau menjadi milikku," jawab Celia.

"Dengan cara busuk seperti ini?" tunjuk Clay pada foto-foto dan bukti kejahatan Celia.

"Ini belum apa-apa. Oh ya, Vidura Resort milik istrimu 'kan?" tanya Celia berlagak polos.

"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Clay menggertakkan giginya.

"Auh. Tegang sekali," jawab Celia beranjak mendekati Clay.

"Sabar, Sayang. Aku tidak akan berbuat apa pun jika kau menjadi milikku," bisik Celia mengelus pipi Clay.

Clay menepis tangan Celia yang membelai lembut pipinya. Celia hanya tersenyum sinis dan duduk menyilangkan kakinya. Tatapan menantang Clay tidak membuat Celia gentar.

"Ok, ok. Aku tidak akan menyentuh milik istrimu. Tapi, jangan salahkan aku jika istrimu yang akan meninggalkanmu," ancam Celia.

"Kau pikir istriku semudah itu untuk memercayai gosip?" ledek Clay.

"Apa kau yakin?" senyum Celia mencurigakan.

"Aku akan membawa ini ke jalur hukum. Maka bersiaplah," ancam Clay.

"Hahahaha! Kau lupa bahwa aku adalah pemilik perusahaan batu bara yang rutin memberikan sumbangan kepada negara ini?" ucap Celia tertawa lantang.

"Ciih. Kau hanya bisa memanfaatkan kekayaanmu," ucap Clay.

"Benar. Jika kau menjadi milikku, kau juga akan bisa menikmatinya, Sayang," jawab Celia percaya diri.

"Alih-alih menjadi milikmu, lakukanlah apa pun yang ingin kau lakukan Sekaran!" ucap Clay menantang.

"Baiklah jika itu yang kau inginkan," jawab Celia merogoh ponselnya.

"Masuklah, aku ingin menikmati pertunjukan," ucap Celia dalam panggilan.

Setelah itu, masuklah beberapa orang berbadan besar. Preman sepertinya. Entah preman atau memang bodyguard Celia. Wajah sangar dengan tato dan badan kekar mereka sungguh mengintimidasi. Tidak ada tatapan takut ataupun terintimidasi dari Clay.

"Lepaskan bajumu!" perintah Celia pada Clay.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Clay.

"Bukankah kau yang menantangku tadi? Kau harus melawan anak buahku. Aku menyukai tubuhmu yang berkeringat. Aku ingin menikmati pemandangan indah itu sekarang. Imbalannya, kulepaskan Vidura Resort," jawab Celia sombong.

"Buktikan jika kau tidak akan menyentuh apa pun yang berkaitan dengan istriku!" pinta Clay tegas.

"Hais! Sebegitu cintanyakah kau dengan perempuan yang sungguh tidak menarik itu?!" Celia kesal.

"Tutup mulutmu!" ucap Clay lantang.

"Lebih baik kau membunuhku daripada harus mengusik istriku!" ucap Clay lagi.

"Sia-sia usahaku jika aku membunuhmu. Baiklah, tunggu sebentar," keluh Celia.

"Menjauh dari Vidura. Aku sudah membereskannya di sini," ucap Celia dalam panggilan dan menunjukkan foto pada Clay.

"Sekarang, lakukan perintahku!" seru Celia.

Clay melepaskan bajunya dan melemparnya sembarang. Ia meletakkan ponsel, dompet, dan jam tangannya di atas meja. Ia berdiri dengan tegak menantang Celia. Celia melangkah pelan mendekati Clay.

CHAPTER HIDUP: DREAM FAMILY (LANJUTAN MY THERAPY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang