49

89 12 0
                                    

Malam semakin larut, tetapi suasana di rumah keluarga Zhangji semakin mencekam. Setiap anggota keluarga yang terlibat dalam penyelidikan ini merasakan tekanan yang luar biasa. Mereka sadar bahwa ancaman terhadap Zuohang bukanlah sesuatu yang bisa mereka abaikan begitu saja. Namun, rasa cemas itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk melindungi adik bungsu yang begitu mereka sayangi.

Di ruang tamu, Zhixin, Zhangji, Junhao, dan Yuhan kembali berkumpul untuk membahas hasil yang telah mereka dapatkan sejauh ini. Junhao yang telah berhasil menemukan informasi mengenai Zimo mencoba menyusun kembali cerita dari informasi yang terkumpul. Ia memeriksa catatan kecil di tangannya.

"Setelah berbicara dengan beberapa teman Zuohang di sekolah, aku menemukan bahwa Zimo memang bukan murid biasa. Dia sering berada di sekitar Zuohang, tetapi selalu menjaga jarak seolah-olah dia tak ingin terlihat terlalu dekat. Beberapa orang juga merasa tidak nyaman dengan caranya mengamati Zuohang dari kejauhan," jelas Junhao.

Zhixin mengangguk pelan, merenungkan informasi itu. "Ada kemungkinan besar dia yang menjadi ancaman untuk Zuohang, atau setidaknya dia tahu sesuatu. Kita harus tahu lebih banyak lagi tentang latar belakangnya."

Yuhan yang duduk di sebelah Junhao ikut berbicara. "Aku sudah mencoba mencari tahu lewat teman-teman yang lain, tetapi Zimo sepertinya tidak pernah membicarakan keluarga atau masa lalunya. Tidak ada yang tahu dari mana dia berasal, dan anehnya, dia tidak pernah membicarakan tempat tinggalnya atau siapa saja yang tinggal bersamanya. Seolah-olah dia muncul begitu saja."

Zhangji mengerutkan dahi. "Orang yang datang tiba-tiba, tanpa ada yang tahu latar belakangnya, pasti membawa sesuatu yang mencurigakan. Apalagi jika dia sangat memperhatikan Zuohang. Kita harus mencari tahu lebih jauh."

Zhixin mengangguk, tampak lebih serius dari biasanya. "Kita akan mulai menyelidiki latar belakang Zimo. Aku akan mencoba menghubungi beberapa kenalan untuk mencari tahu lebih banyak tentang keluarganya dan dari mana dia sebenarnya berasal. Junhao, teruskan pengamatanmu di sekolah. Jika ada hal-hal mencurigakan, segera laporkan."

Junhao mengangguk, menerima instruksi itu dengan tekad. Meski ada sedikit rasa takut, dia tidak ingin mundur. "Baik, Zhixin-ge. Aku akan berhati-hati."

Keesokan harinya, di sekolah, Junhao mengamati Zimo dari kejauhan. Sebenarnya, Zimo tampak seperti anak remaja biasa. Namun, setelah apa yang terjadi, Junhao tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa ada sesuatu yang salah dengannya. Junhao mencoba mendekati beberapa teman sekelas Zimo, berharap mendapatkan petunjuk lebih jauh.

"Hei, aku dengar kamu sekelas dengan Zimo. Apa kamu tahu dari mana asalnya?" tanya Junhao pada salah satu teman Zuohang.

Teman itu tampak bingung. "Sejujurnya, aku juga tidak tahu. Dia jarang bicara tentang dirinya. Kadang dia malah menghindar kalau ditanya soal keluarga atau masa lalunya."

"Apakah dia pernah terlihat dekat dengan siapa pun di sekolah ini?" Junhao terus mengejar informasi.

Teman tersebut menggeleng. "Tidak juga. Dia lebih sering menyendiri, tapi entah kenapa sering terlihat berada di dekat Zuohang."

Junhao merasa semakin yakin bahwa Zimo bukan orang biasa. Sambil berjanji untuk terus memerhatikannya, Junhao kembali ke rumah dengan membawa laporan terbaru.

Di rumah, saat malam tiba, Zhixin dan Zhangji memutuskan untuk pergi ke alamat yang mereka dapatkan dari teman lama mereka. Tempat itu adalah rumah kontrakan kecil yang disebut-sebut menjadi tempat tinggal Zimo sejak pertama kali dia datang ke kota ini.

Setelah perjalanan singkat, mereka tiba di tempat yang dimaksud. Rumah itu tampak sepi, dengan pencahayaan yang minim. Pintu dan jendela terkunci rapat, membuat suasana semakin mencekam.

"Apakah kita yakin ini tempatnya?" tanya Zhangji, merasa ada sesuatu yang aneh.

Zhixin mengangguk. "Ini alamat yang aku dapatkan. Tapi sebaiknya kita berhati-hati."

Mereka berdua mendekati pintu, mencari cara untuk masuk tanpa menimbulkan keributan. Setelah beberapa saat, mereka berhasil membuka pintu yang ternyata tidak terlalu kuat terkunci. Mereka melangkah masuk, dan suasana di dalam rumah terasa lebih dingin daripada yang mereka bayangkan.

Saat menelusuri ruangan demi ruangan, mereka menemukan tumpukan kertas di salah satu sudut ruangan. Di antara kertas-kertas itu, ada beberapa foto yang tampak familiar bagi mereka. Zhangji menahan napas ketika melihat foto Zuohang di antara tumpukan tersebut.

"Ini... ini foto Zuohang! Apa maksudnya semua ini?" gumam Zhangji dengan nada khawatir.

Zhixin mengambil beberapa kertas lainnya dan membaca tulisan yang tercoret-coret di sana. Tampak seperti catatan tentang pergerakan Zuohang, jadwalnya di sekolah, bahkan beberapa kegiatan pribadi yang hanya diketahui keluarga.

"Apa yang kita temukan di sini bisa menjadi bukti bahwa Zimo memang memiliki obsesi terhadap Zuohang," ujar Zhixin, mencoba meredam ketakutannya.

Namun, di saat yang sama, mereka mendengar suara langkah kaki mendekat. Seseorang tampak menuju ke arah rumah itu.

Zhixin dan Zhangji saling bertukar pandang. "Kita harus pergi sekarang. Ini bisa jadi berbahaya jika ketahuan," bisik Zhixin.

Mereka bergegas keluar dari rumah itu sebelum orang yang mendekat masuk. Dengan langkah cepat, mereka kembali ke mobil dan segera meninggalkan tempat tersebut.

Rasa lega sedikit menghampiri ketika mereka merasa aman di dalam mobil, namun di balik itu, ketegangan tetap ada.

Sesampainya di rumah, mereka segera membagikan temuan mereka kepada Yuhan dan Junhao. Mendengar itu, Yuhan tampak ketakutan, sementara Junhao meremas tangannya, merasa khawatir dengan keselamatan Zuohang.

"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Yuhan, suaranya sedikit gemetar.

"Kita akan terus memantau gerak-gerik Zimo. Tapi mulai saat ini, Zuohang tidak boleh dibiarkan sendirian. Salah satu dari kita harus selalu berada di dekatnya," jawab Zhixin dengan nada tegas.

Junhao mengangguk setuju. "Aku akan berada di sekolah bersamanya setiap saat. Jika Zimo mendekatinya, aku akan tahu."

Setelah mendiskusikan rencana berikutnya, mereka semua menyadari bahwa ancaman ini lebih serius dari yang mereka duga. Mereka harus tetap waspada dan bersiap untuk kemungkinan terburuk.

Namun, di balik semua ketegangan itu, Zimo masih mengintai. Dari kejauhan, dia memperhatikan pergerakan keluarga Zhangji, seolah-olah menikmati permainan kucing-kucingan ini. Sambil tersenyum sinis, dia berkata pada dirinya sendiri, "Mereka belum tahu apa yang akan aku lakukan selanjutnya."

Transmigrasi ZuohangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang