-BAMAYOR-
Jenaya Kartika, telah membuka kedua matanya secara perlahan, dan berusaha menyesuaikan pencahayaan. Perempuan yang berprofesi sebagai guru muda ini akhirnya sadar setelah tidak sadarkan diri sangat lama, dan pagi ini sekitar pukul delapan, akhirnya anak tunggal dari Pak Dandi dan Ibu Rohana ini pun bangun.
"KAK!! INI NENG JENA SUDAH BANGUN!!!"
Ibu Rohana yang mulanya berada di depan pun berlari masuk ke dalam, di lihatnya putrinya itu duduk sambil bersandar tengah di beri air putih oleh Sandra; adik kandung dari Ibu Rohana.
"Ada yang sakit, nak?" Tanya Ibu Rohana mengelus kepala Jenaya dengan sayang.
Jenaya menggelengkan kepalanya, di dalam otaknya mulai terputar kejadian sebelumnya..lalu bagaimana bisa sekarang dia ada di sini? Bukannya terakhir dia ada di hutan lalu..baik, Jenaya tidak mau ingat bagian itu dengan jelas, tapi.. bagaimana dengan Tentara-Tentara itu?
"Tentara-Tentara itu gimana, Bu?" Tanya Jenaya dengan lemas.
"Tentara?" Bingung Ibu Rohana.
"Yang di depan kali, Bu.." Sahut Sandra, adik perempuan Ibu Rohana ini berpikir jika Tentara yang di maksud oleh keponakannya itu adalah Komandan Badrul bersama dengan anggota nya yang telah membawa Pak Dandi dengan warga lain yang hilang termaksud Jenaya kemari.
"Di depan?" Ujar Jenaya dengan buru-buru, lalu berusaha turun dari tempat tidurnya.
"Mau ngapain?!" Omel Ibu Rohana yang melihat anaknya memaksa ingin turun, padahal kondisinya baru sadar, pasti badannya lemas bukan main di tambah pusing juga.
"Mau lihat Tentara itu, Bu!! Mau bilang makasih, mereka baik, Bu!" Ucap Jenaya yang kini sudah turun dari tempat tidurnya dan berdiri dengan bantuan Sandra.
Mau tidak mau Ibu Rohana pun membawa Jenaya keluar, sedikit agak kaget melihat keadaan di depan rumahnya yang sangat ramai.
"BAPAK!!!!" Moment yang cukup mengharukan, Jenaya berlari menuju Bapak nya yang duduk di dekat Tentara-Tentara sana. Tanpa malu, perempuan ini langsung memeluk pria tua itu dengan erat sambil mengucap syukur.
"Puji Tuhan anaknya sudah sadar yaa, kalau begitu saya bersama dengan anggota pamit untuk kembali, karna ada kerjaan juga." Jenaya langsung melepaskan pelukannya dengan Pak Dandi ketika dia mendengar seorang pria berbicara tepat di sampingnya.
Dia adalah Komandan Badrul, seorang Komandan yang bertugas di sini. Di lihatnya ke kanan dan ke kiri, sampai-sampai membuat Pak Dandi kebingungan, apa yang di cari putrinya?
"Apa, Nak?" Tanya Pak Dandi.
"Tentara yang sudah tolongin Jenaya itu mana?" Tanya Jenaya membuat Pak Dandi diam-diam melirik Komandan Badrul yang mana Komandan tersebut juga sempat melirik Pak Kades.
"Loh, Bapak Badrul ini yang semalam menolong kita, Tentara mana lagi yang kamu maksud?" Jawab Pak Dandi yang langsung di balas gelengan Jenaya. Gadis ini masih ingat dengan jelas wajah Tentara itu bersama dengan anggota nya ketika melakukan misi penyelamatan itu, bukan yang ini.
"Adik Jenaya mungkin kecapean, jadi pikirannya agak kacau. Semalam kami yang menolong adik, tidak ada Tentara lain selain Kami." Kata Komandan Badrul di angguki oleh anggota nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAMAYOR||TAENNIE✓
Aksi"saya ukir nama kamu di senapan milik saya, supaya saya ingat kamu di setiap saya bertugas dan ingat pulang untuk kamu..Jenaya."