"Sayang nanti malam kamu dandan yang cantik yaa, kita nanti ada makan malam sama kenalannya papi kamu." Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu berucap kepada sang putri yang asik berselonjor di sofa ruang keluarga.
"Belva biasanya juga cantik terus kok mii, siapa tamu papi mi?" Ucap gadis bernama Belva itu sembari mengunyah keripik di pelukannya.
"Nanti kamu juga tahu jangan aneh-aneh loh kamu nanti." Ucap mami Belva meninggalkan putrinya itu.
"Mau ketemu siapa sih orang penting kah? males banget padahal pengen shopping sama Sisil ishh." Gumamnya cemberut.
***
Waktu malam pun tiba, keluarga Belva tampak menunggu tamunya. Di ruang makan semua sudah tersaji dengan apik berbagai hidangan makanan.
Ting tong~
Mami Belva membukakan pintu untuk tamunya malam ini, di depan pintu tampak seorang pria dewasa yang mempesona.
"Aksa silahkan masuk papi nya Belva udah nunggu di dalem tuhh" perempuan itu memberikan pelukan singkat dan mempersilahkan pria bernama Aksa itu masuk ke rumahnya.
"Iya mi maaf telat jalanan ramai Sabtu gini" ucap pria itu.
"Ah gamasalah kok mami paham, ayo masuk." Mereka berdua berjalan menuju ruang makan dimana papi Belva sudah duduk di sana.
"Aksa selamat datang apa kabar kamu?" Sapa papi Belva dengan ramah, kedua lelaki itu berpelukan singkat.
"Baik Pi, papi sendiri gimana baik?" Aksa tersenyum ramah.
"Seperti yang kamu lihat lah sehat gini, ayo duduk dulu bentar lagi Belva turun. Mi panggilin Belva udah selesai belum" ucap papi.
"Iya Pi" mami pergi pergi ke kamar atas untuk memanggil putrinya.
***
Di kamar Belva, sang empu sudah selesai mematut dirinya di depan cermin. Belva tampil menawan dengan dress berwarna pink yang membungkus tubuh rampingnya.
"Gue emang cantik sih tapi ini kok cantik banget perasaan" ucapnya sambil berpose di depan cermin.
Tok tok~
"Belva tamunya udah dateng tuh kamu udah selesai belum cepetan turun." Terdengar suara maminya membuat Belva segera menyemprotkan parfum untuk sentuhan terakhir.
"Iya mii udah selesai kok bentar lagi turun." Sahut Belva dari dalam.
"Yaudah mami turun duluan ya" segera setelah itu Belva merapikan rambutnya dan langsung turun ke lantai bawah.
***
Saat dirinya menuruni tangga, di ruang makan terlihat sang papi dan mami tampak berbicara santai dengan seorang pria yang tak ia kenal.
"Papi mami" Belva menyapa keduanya saat ia sampai di ruang makan.
Aksa terdiam mengamati penampilan Belva saat ini yang terlihat sangat cantik dan manis dengan dress pink nya.
"Belva kenalin ini rekan papi Aksara." Ucap papi.
Belva tersenyum tipis "Selamat malam om Aksa" ucapnya seramah mungkin.
"Selamat malam Belva apa kabar kamu?" Aksa tersenyum lembut.
Belva sempat tertegun melihat paras tampan pria di depannya, tampak gagah dan matang.
"Baik om Aksa" Belva tersenyum manis sembari duduk.
"Belva jangan panggil Aksa om dia nggak setua itu kok" ucap mami Belva.
"Tapi kan om temannya papi." Dia bertanya polos sembari menolehkan kepalanya kepada Aksa.
Aksa yang ditatap seperti itu menahan gejolaknya untuk memeluk gadisnya, ah.. gadisnya Belva adalah gadis milik Aksa.
"Iya tapi kamu bisa panggil saya mas Aksa Belva" ucap Aksa.
"Yaudah sekarang kita makan dulu ayo." ucap sang kepala keluarga. Mereka makan dengan tenang dengan diselipi obrolan ringan.
Setelah selesai makan malam sang kepala keluarga tampak membuka obrolan yang serius membuat semuanya memusatkan atensinya.
Perasaan Belva sedikit tak enak melihat raut serius sang papi.
"Belva, papi dan kakeknya Aksa dulu sepakat untuk menjodohkan kalian berdua. Dua bulan lagi kalian akan melangsungkan pernikahan." Ucap papi membuat Belva terdiam.
Belum sempat mencerna keadaan perkataan papi selanjutnya membuat dirinya merasa tak terima "Hanya kamu disini yang belum mengetahuinya karena Aksa sudah tau bahkan dia sendiri yang meminta dirimu dulu."
"Pii aku gamau dijodohin, aku udah punya kriteria sendiri untuk calon suamiku nanti." Ucapnya sedikit terburu.
"Kamu tidak ada hak untuk menolak Belva, Aksa adalah lelaki yang tepat untuk kamu." Ucap papi santai tak mengindahkan kekesalan Belva.
Belva berdiri dari duduknya "Pii aku udah gede dan aku berhak memutuskan pilihanku sendiri." Belva berjalan meninggalkan ruangan itu.
"Mami akan menyusul Belva ya Pi." Ucap mami akan beranjak tapi dicegah oleh Aksa.
"Aksa aja mi yang bicara sama Belva" Aksa berdiri dan menyusul langkah Belva.
Belva Arina Xavier
21yoAksara Pandu Narayan
33yo