[62] Kesedihan Mendalam

1K 118 188
                                    

Ada Malik di ruang UGD yang akan mengurus jenazah Mayra, ya Malik sejak tadi berada disana, bersama dengan dokter dan suster yang tadi sempat menangani Mayra, jenazah Mayra akan segera dimandikan lalu kemudian akan dibawa pulang untuk dimakamkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada Malik di ruang UGD yang akan mengurus jenazah Mayra, ya Malik sejak tadi berada disana, bersama dengan dokter dan suster yang tadi sempat menangani Mayra, jenazah Mayra akan segera dimandikan lalu kemudian akan dibawa pulang untuk dimakamkan.

Tidak menyangka kejadian naas ini, terjadi menimpa menantunya "Nak, yang tenang disana ya, Abi sangat menyayangimu" lirihnya menatap wajah pucat nan biru dengan mata yang sudah terpejam milik Mayra

"Abi akan menjaga Humeyra dengan sebaik mungkin, Abi akan menyayangi nya dengan sepenuh hati" sambungnya menangis

Setelah berjalan melewati beberapa koridor rumah sakit akhirnya Athar menemukan ruang UGD yang ia cari-cari sejak tadi, untuk sesaat Athar terdiam menatap ruangan tersebut, rasanya berat sekali kedua kaki ini melangkahkan ke dalam.

Dengan penuh keraguan, Athar mendorong pintu UGD itu sampai terbuka lebar, hal tersebut berhasil mengejutkan Malik, Dokter dan dua orang suster yang berada di sana.

"Athar" gumam Malik bangkit dari duduknya, menatap wajah putranya itu yang sudah banjir dengan air mata

Dengan langkah kaki yang berat, Athar melangkahkan kedua kakinya untuk masuk dan menghampiri Mayra. Penglihatan Athar menatap tubuh yang terbaring di atas brankar dengan kain putih yang menutupi seluruh tubuh tersebut.

"Nggak, hiks..hiks.. ini nggak mungkin" gumamnya menangis mengeleng-gelengkan kepalanya, tidak mungkin tubuh yang tertutupi kain putih itu adalah jenazah istri tercintanya

Perlahan, Athar membuka kain putih yang menutupi wajah pucat Mayra dengan tangan yang gemetar diiringi tangisannya.

"Hiks..hiks.. maaf" bisik Athar dengan suara sangat lirih "Maafin mas" ucapnya yang melihat wajah pucat sang istri saat kain putih tersebut berhasil terbuka

Ternyata benar ini adalah jenazah istri tercintanya.
Nafasnya mulai tak beraturan, rasa sesak mulai memenuhi rongga dadanya membuat Athar tak dapat bernafas dengan baik.

"Maafin mas sayang hiks..hiks.. mas mohon bangun.." Athar terisak lirih dengan tangan kekarnya mencengkram sisi brankar Mayra sebagai pengalihan emosinya

"MAYRA BANGUNNN!" teriak Athar frustasi, lelaki itu bahkan tanpa sadar mengguncang tubuh Mayra dengan kasar, Berharap semua ini hanyalah halusinasi dan mimpi semata.

Namun ketika netranya melihat mata terpejam dan bibir pucat Mayra, harapan itu seakan pupus.

Mayra sudah tidak ada.

Istri tercintanya meninggalkan nya.

Mayra telah pergi untuk selama-lamanya.

Rahang Athar mengeras, ia marah pada dirinya sendiri karena telah gagal menjaga dan melindungi Mayra, bahkan dari maut sekalipun. Ini semua salahnya, Mayra meninggalkan dirinya karena kesalahannya!

"Nggak! Ini semua nggak mungkin terjadi, nggak! Hiks..hiks.."

Harusnya Athar tidak menerobos jalanan, harusnya Athar tidak usah membawa Mayra dan juga putri kecil mereka untuk berlibur.

GUS ATHAR  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang