Di sebuah desa kecil yang tenang, ada seorang pria cantik dan manis bernama Biu Mahendra. Setiap pagi, ketika orang-orang masih terlelap dalam mimpi, Biu sudah berjalan di sepanjang jalan setapak menuju ladang bunga matahari.
"Selamat pagi, teman-teman...." biu berbisik pelan pada bunga matahari
Ia berdiri di tengah-tengah hamparan bunga matahari yang tinggi dan tersenyum lebar. bunga-bunga itu menghadap matahari, begitu pula Biu. Setiap pagi, biu mengobrol dengan mereka seolah-olah mereka bisa mendengarkannya.
"Kalian tahu? hari ini aku ingin mencoba hal baru. mungkin aku akan melukis kalian... meski aku tidak pandai melukis." Biu bercerita pada bunga matahari
Namun, bagi biu, bunga matahari lebih dari sekadar bunga. mereka adalah lambang harapan, keberanian, dan kebahagiaan. bunga matahari selalu menghadap matahari, mencari cahaya meski badai menghadang.
[Flashback]
Beberapa tahun lalu, biu kehilangan ibunya karena sakit. Ibunya sangat suka bunga matahari, dan ia sering mengatakan pada biu bahwa bunga itu adalah simbol kebahagiaan dan kekuatan.
"Biu, ingatlah, seberat apa pun hidupmu, hadapilah seperti bunga matahari. cari cahayamu, dan teruslah tersenyum. kamu akan menemukan kekuatanmu."
Sejak saat itu, biu menemukan ketenangan di ladang bunga matahari. Ia merasa ibunya masih ada di sana, dalam sinar hangat matahari yang menyinari bunga-bunga itu setiap pagi.
Suatu hari, saat berjalan ke ladang, biu melihat sesuatu yang berbeda. Seorang pemuda sedang berdiri di tengah ladang, memotret bunga matahari.
"Ah, maaf, aku tidak tahu ladang ini milik seseorang." ucap pemuda itu sambil tersenyum melihat ke arah biu
"Oh, tidak apa-apa. ladang ini tidak benar-benar milikku... tapi aku sering ke sini."Biu tersenyum kikuk
Pemuda itu bernama Bible Kalandra, seorang fotografer yang sedang mencari inspirasi. Ia terpesona oleh senyum biu yang cerah, seperti bunga matahari yang selalu menghadap cahaya.
"Kenapa kamu suka bunga matahari?" bible bertanya
"Bunga matahari selalu menghadap ke cahaya... seperti mereka percaya bahwa di depan sana ada hal baik, meski kadang langit mendung. bunga ini memberi harapan, mengingatkanku pada ibuku."
semenjak pertemuan itu akhirnya mereka berdua pun menjadi teman akrab. bible sering datang ke ladang, membawa kameranya, memotret Biu bersama bunga-bunga matahari. Suatu hari, Bible mengajak Biu ke sebuah pameran foto di pusat kota. di sana, biu terkejut melihat banyak foto-foto dirinya bersama bunga matahari terpampang di dinding.
"Ini... aku? kamu memajang fotoku di sini?"
"Kamu bilang bunga matahari adalah lambang kebahagiaan. kamu juga seperti bunga itu, Biu. dengan fotomu, aku ingin orang lain tahu bahwa seperti bunga matahari, kita bisa menemukan cahaya kita sendiri."
Biu merasa terharu. semua rasa kehilangan yang dulu menghantuinya kini terasa lebih ringan. Ia memahami pesan ibunya bahwa dengan menghadapi hidup seperti bunga matahari, ia akan selalu menemukan kekuatannya sendiri.
Sejak hari itu, biu tak hanya mengagumi bunga matahari. Ia hidup dengan semangat bunga matahari, menghadapi hari-hari dengan senyum penuh harapan. Di ladang itu, bersama bible, ia merawat bunga-bunga yang menjadi sumber kekuatannya. mereka berdua, seperti bunga matahari, terus mencari cahaya terus melangkah menuju kebahagiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNFLOWER (Short Story)
Historia Cortatentang biu yang sangat menyukai bunga matahari dan juga bible sang fotografer tampan