Partikel Badai 40

61.7K 6.7K 10.4K
                                    


Peraturan lapak Fey🧚‍♀️
WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR
WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA
WAJIB TINGGALKAN JEJAK KOMEN

TARGET UP?

7k vote dan 10k komen🍒

Yuk ramaikan setiap paragraf dengan komen kalian💌

(Mohon komentar dengan bahasa yang sopan ya sayang-sayang akuu🥰)

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

40. HARGA SEBUAH KEPERCAYAAN

Hilario

Cara kamu balas dendam nggak lucu, Cha.

Pesan itu laksana bom atom yang meluluhlantakkan dunianya secara seketika. Kegaduhan sekitar membias di telinga Matcha, berganti menjadi bisikan berulang-ulang oleh sebuah pesan singkat dari Hilario yang mau tak mau telah memberinya pemahaman tentang harga sebuah kepercayaan. Tubuhnya membeku hebat. Pandangan lurusnya amatlah kosong, tak menemukan arti. Sekarang, Matcha mengerti betapa kejinya pepatah 'fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan', apalagi jika orang yang memfitnahmu adalah sosok yang sangat kamu cintai.

Kontras, Matcha terdiam dalam tanya yang terus berputar-putar di kepala. Berarti ... suaminya tak pernah benar-benar mempercayainya, begitu?

Baiklah. Matcha paham bahwa kesalahannya pada waktu yang lalu tak bisa ditoleransi, juga mungkin secara tak langsung telah memberi trust issue sampai suaminya mengira video yang terputar di videotron panggung festival merupakan salah satu perwujudan misi balas dendamnya.

Menarik napas dalam dengan iringan pertanyaan penasaran dari teman-temannya yang rata-rata menanti konfirmasinya terkait simpang siur yang terjadi.

"Itu anak kalian, Cha?" tanya Ella.

"Kalian udah ... nikah?" Barusan, Bebo bertanya dengan tidak enak hati.

Sementara itu, Tara tak segan menatap sinis Ella dan Bebo. "Jangan banyak tanya dulu, bisa? Matcha juga kayaknya masih syok."

Gege yang tengah mengelus punggung Matcha lantas mengangguki ucapan Tara. Enam orang itu yang terdiri dari Ella, Bebo, Tara, Gege, Fau, dan Flo dengan kompak berdiri mengerumuni Matcha yang entah sejak kapan telah berada di tengah-tengah mereka.

Dengan rasa bersalah, Ella menggaruk kepala. "Maaf, Cha. Nggak usah dijawab kalau lo belum siap cerita." Apalagi mereka masih berada di keramaian dalam Stadion UPD.

Di luar dugaan, Matcha kemudian mengangguk samar untuk pertanyaan yang sempat ia dengar.

"Yang kalian tanyakan tadi ... semua benar."

Partikel Badai MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang