Pagi hari yang cerah. Seorang cowo dengan kulit putih bersih nya tengah menunggu sang Daddy di dalam mobil. Dirinya tidak sabar untuk pergi ke sekolah barunya.
Hari ini adalah hari kedua dirinya masuk sekolah.
"Kenapa buru buru sekali?" Tanya Yuta; Daddy nya.
"Engga tau juga, ayo Dad jalan" seru Chenle riang dengan senyum manis yang terkembang di bibirnya.
Mobil melaju dari pekarangan rumah sederhana itu.
Chenle; seorang cowo dengan senyum manis.
Jika kalian berfikir keluarga nya baik baik saja maka kalian salah. Di balik senyuman nya itu, ada rasa bersalah yang teramat besar pada sang ibu.
Karena saat melahirkan nya lah ibunya tiada. Sang Daddy sempat depresi memikirkan kejadian itu. Namun Yuta masih bisa tersenyum dan memberikan kasih sayang yang layak pada Chenle.
Hal itu semakin membuat Chenle merasa bersalah.
Setelah kejadian itu. Yuta jadi menyibukkan diri dengan pekerjaan dan alasannya; tak ingin mengingat kenangan buruk itu.
Dia lebih memilih jadi duda gila kerja dari pada mencari istri lagi. Sebab itu, sekarang dia menjadi penguasa sukses.
Disepanjang perjalanan. Senyum manis itu tak pernah luntur.
"Kita sampaiii" Yuta memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang.
Sekolah disana tak terlalu kecil dan juga tak terlalu besar. Biasa biasa saja.
"Okeii, Chenle berangkat, Dad" setelah mencium telapak tangan sang Daddy. Chenle pun keluar.
Tangan nya melambai riang seiring mobil sang Ayah menjauh dari sana.
Kakinya pun perlahan masuk ke dalam. Kemarin ia sudah memperkenalkan diri sebagai anak baru.
Tak ada masalah.
Bener nih gak ada masalah? Ato cuman Chenle nya aja yg gak nyadar kalo dari kemarin ada empat pasang mata yang selalu menatap ke arah nya.
Dia berjalan di koridor. ada beberapa murid juga yang lewat. Namun tak ada sapaan yang terlontar. Mereka asik ke dunia mereka sendiri.
Chenle masuk ke dalam kelas. Duduk di kursi tengah samping kanan berdekatan dengan jendela.
(Fyi; Kelasnya di lantai dua)
Satu buku ia keluarkan. Buku itu yang tak lain tak bukan adalah buku diary nya.
Dia menggores kan tinta disana hingga membentuk sebuah deretan kata.
Hari ini Chenle sekolah
Senang? Iya senang haha
Chenle berharap kedepannya bakal
Baik baik aja.
Chenle gak mau jadi bahan
Ejekan lagi.
Semasa SMP Chenle jadi bahan
Ejekan. Walau gak ngelakuin
Kekerasan tapi kan tetep aja
Hati Chenle kayak di tusuk²
Semoga di sekolah ini engga~Chenlieeeee~
Setelah selesai. Dia pun memasukkan nya ke dalam tas. Tak lama, pintu terbuka dan masuklah empat orang yang baju nya mirip para preman sekolah.
Chenle acuh aja. Dia lebih milih ngeliat jendela.
Brak!
Chenle tersentak kecil kala mejanya di gebrak. Didepan nya ada dua cowo dan di samping kanan nya juga ada dua cowo.
"Anak orkay nih pasti" duga salah satunya yang tak lain tak bukan adalah; Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
'✓Pleace, Stop [Chenle]
Fanfiction[Prequel dari cerita '✓Who's He [Nct Dream] Tapi kalo masi mo main tebak tebakan, langsung aja ke cerita '✓Who's He [Nct Dream] baru setelah nya ke cerita ini. . . . . . . "kenapa? padahal aku gak punya salah apa apa" "kenapa aku diperlakukan seper...