Saat ini Vania dan Edgar sudah menghadap mama Naomi. Mereka duduk berjejer, saling memasang wajah penuh tanya.
"Ada apa, Ma?" Edgar yang lebih dulu mengeluarkan suara.
"Jadi Mama sudah pesan tiket bulan madu untuk kalian." Mama bicara sambil menyuriggingkan senyum hangatnya. Kebahagiaan terpancar dari sorot matanya yang teduh itu.
Baik Vania maupun Edgar, keduanya tampak terkejut dengan tindakan mama Naomi tersebut.
Pasalnya sebelumnya mama Naomi tidak membicarakan masalah ini lebih dulu dengan mereka.
Dan sekarang tiba-tiba sudah menyiapkan tiket saja.
"T-tapi kenapa mendadak gini, Ma?" tanya Edgar. Dia bukannya tidak mau, tapi bagaimana dengan pekerjaannya yang menumpuk di kantor.
Jadwal selama seminggu ke depan sangat padat, bagaimana bisa mama malah membuatkan jadwal lain tanpa berdiskusi dengannya. Edgar memijat pelipisnya, rasa nyeri tiba-tiba menyerang kepalanya.
Rupanya Vania menyadari raut wajah sang suami, dia pun mengerjap merasa tak enak hati.
Lantas kembali beralih menatap sang mertua yang masih memasang senyum penuh makna.
"Kenapa sih? Mikirin pekerjaan? Kamu kan punya orang-orang banyak, Ed, masa gak ada satu pun yang bisa handle kerjaan kamu?"
"Ya ada, tapi kan jadwalku sudah tersusun rapi. Gimana kalau kita tunda saja dulu liburannya, Ma?"
"Bulan madu, Ed. Bukan liburan," ujar mama Naomi meralat ucapan Edgar.
"Lagi pula ini bukan buru-buru, bulan madu kalian itu termasuk terlambat loh.” Mama kembali bicara.
"lya, tapi gimana kalau bulan depan saja, Ma?" Sementara anak dan ibu itu berdebat, Vania hanya diam dan menyimak saja.
"Edgar, Mama sudah pesankan tiket pesawat buat kalian loh," ucap mama Naomi sambil menghela napas panjang. Raut wajahnya sama sekali tidak setuju dengan ide Edgar.
Bulan depan itu terlalu lama menurutnya, lagi pula bukankah lebih cepat lebih baik.
"Memangnya Mama mau kita liburan ke mana sih, Ma?" tanya Edgar menyerah.
"Ke Lombok. Kamu kan tahu di sana ada kerabat kita, mampir lah nanti kalau kalian sampai sana," cetus mama Naomi menjawab.
"Mau ya? Agak mepet sih, tapi gak mepet-mepet banget lah, masih bisa kamu rombak jadwal kamu," kata mama Naomi lagi dengan entengnya.
“Ciko pasti bisa handle pekerjaan kamu, Ed, masa kamu gak percaya sama dia. Selama ini kan kalau kamu sibuk juga dia yang handle.”
"Siapa yang bilang gak percaya sih, Ma." Edgar mendengkus pelan.
"Makanya terima aja, anggap ini hadiah dari Mama untuk pernikahan kalian. Ya, walaupun terlambat sih."
"Ya sudah iya, aku mau terima hadiah dari Mama." Mama langsung sumringah setelah mendengar jawaban putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Pembantu CEO Tampan
Roman pour Adolescents→Habis Baca Jangan Lupa Vote← 📍Jangan liat dari covernya baca dulu ceritanya di jamin seru📍 ini semua terjadi karena satu kesalahan yang Vania lakukan pada Edgar. kesalahan yang berawal dari kesalahan pahaman sebenarnya. tetapi karena kesalahan it...