bab 11🦋

5 4 0
                                    

Enam Minggu pun berlalu Mara pun menjalani harinya seperti biasa. Begitu pun Agam lengannya yang sakit pun sudah sembuh dan normal, mereka sudah beranjak ke kelas dua bangku SMA dan ternyata Mara dan Agam sekelas serta Hengky dan Ria sedangkan Zalion malah sekelas dengan Istari di SMA ARCANTRA 1 tersebut .

Agam dan Mara pun semakin dekat setiap istirahat mereka selalu berdua di ruang perpustakaan membaca novel dan lainnya. Hingga suatu hari saat liburan Agam mengajak Mara ke suatu tempat yang indah. Saat sudah sampai tempat itu di penuhi oleh banyaknya bunga matahari yang indah dan sangat cantik. Ternyata Agam mengajak Mara ke taman bunga.

Mereka memutuskan untuk berkeliling terlebih dahulu. Mara menatap bunga-bunga yang berada di sana, tidak hanya cantik bahkan bunga itu mengeluarkan aroma semerbak yang sangat wangi. Agam menatap Mara dengan senyuman, sampai-sampai Agam tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun melihat keanggunan dan kecantikan Mara. Benar-benar anugerah terindah yang di ciptakan Tuhan entah untuk siapa. Tetapi siapa pun yang memilikinya adalah seseorang yang benar-benar beruntung.

Mereka pun berfoto-foto bergantian yang di setiap sisinya di kelilingi bunga matahari. Tidak hanya foto bahkan Agam pun merekam kebersamaan bersama Mara saat di tempat itu.

Hari yang sangat bahagia untuk mereka, hanya akan terlukis senyuman manis di antara mereka saat bersama, itu juga kesempatan untuk Agam mengungkapkan perasannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang sangat bahagia untuk mereka, hanya akan terlukis senyuman manis di antara mereka saat bersama, itu juga kesempatan untuk Agam mengungkapkan perasannya.

Satu jam mereka sudah berlalu, Mara di tutupi kain di matanya oleh Agam.

"Ra, ikutin aja, ya." Sembari menggenggam tangan Mara.

Agam membawa Mara ke suatu tempat.

"Agam kita di mana, apa sudah sampai?" tanya Mara pada Agam.

Tak lama kemudian Agam menghentikan langkahnya, mata Mara yang di tutup dengan kain pun dibuka oleh Agam.

"Taraa." Agam dengan tersenyum menunjukan keindahan alam tempat di sana yang sudah disiapkan oleh Agam. Agam berjalan kesebuah kursi panjang yang berada di taman, Agam duduk di kursi yang berada di tempat itu serta Mara pun duduk di sebelahnya.

"Kamu mau ngomong apa, Gam?" tanya Mara.

Agam menghirup nafas panjang. Mengatur nafasnya dan merilekskan perasaannya.

"Eh ... a-aku m-mau jujur kalau aku s-sayang sama kamu," ungkap Agam terbata-bata.

Mara menghela nafas lembut. Ia tidak dapat berbicara beberapa menit setelah Agam bicara begitu. Ia belum tau harus menjawab apa.

"Dari pertama kita ketemu, aku sudah mulai merasa ada sesuatu di hatiku. Kamu membuat nafasku tak teratur, jantungku berdetak kencang saat dekat denganmu Tapi anehnya, aku selalu ingin dekat denganmu. Kamu benar-benar membuat aku jatuh cinta. Semua yang ada pada diri kamu tanpa sedikitpun aku tak sukai. Kamu istimewa. You are spesial. Mara! Maukah kamu menerimaku sebagai kekasihmu, Aku akan selalu membuat kamu bahagia," ungkap Agam penuh penghayatan dan tanpa ragu-ragu lagi. Mara hanya terdiam menunduk mendengar ucapan dari Agam.

MARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang