Part 6

66 26 5
                                    

Tok tok.
  
 

Matanya melirik ke arah pintu yang diketuk pelan dari luar. Hela napas sejenak sebelum beranjak. Menebak dalam hati itu pasti sang ibu yang dari tadi memaksanya untuk makan malam.

Jungkook telah bersiap mengeluarkan suara berupa penolakan lagi. Namun urung kala netranya menangkap sebuah boneka melody berukuran sedang dan sebuket mawar merah yang menutupi wajah seseorang yang entah siapa.

Keningnya mengernyit. Berusaha menilik seseorang di baliknya sampai di detik berikutnya wajah Taehyung terpampang kala barang bawaannya di turunkan.

"Hai" Lelaki itu tersenyum, memperlihatkan gigi putihnya yang tampak rapi.

Alis Jungkook menukik tajam. Tatapan tak suka dilayangkan. Buru-buru ia hendak menutup pintu. Tapi Taehyung lebih dulu mencegah dengan menjulurkan kakinya sebagai pemisah antara daun dan gawang pintu.

"Jungkook, jangan ditutup dulu. Dengarkan penjelasan ku"

"Tidak mau! Pergi saja kau ke rumah selingkuhan mu!"

Vokal Jungkook yang cukup keras kontan buat Taehyung panik bukan kepalang. Kalau sampai Bibi Jeon dengar, kemungkinan ia tidak akan diperbolehkan kesini lagi atau yang lebih parah harus berpisah dengan Jungkook.

"Sayang, dengarkan dulu, okay? Aku akan menjelaskan semuanya. Tolong jangan seperti ini. Aku bisa sakit"

"Tidak usah berlebihan. Kau tanpa ku masih ada selingkuhan mu itu!"

"Bukan begitu. Maksud ku kaki ku sakit terjepit"

Sontak Jungkook kian menekan pintunya. Membiarkan kaki Taehyung semakin terjepit demi menutupi rasa malu yang mendadak timbul atas perkataan Taehyung yang menyebalkan. 

"Aw, sayang. Baiklah. Aku minta maaf. Nanti kalau kaki ku putus kau masih mau dengan ku, kan?"

Sejurus kemudian pintu terbuka lebar. Namun Jungkook segera berbalik meninggalkan Taehyung yang menyunggingkan senyum lalu menyusul masuk bersama barang bawaannya.

"Kenapa belum makan?" Taehyung meletakkan boneka  dan buket bunga yang ia bawa di atas tempat tidur. "Aku bawakan makanan kesukaan mu" Ia mengulurkan papper bag pada Jungkook yang senantiasa memunggunginya.

"Ju—sayang" Panggilnya dengan suara lembut.

Detik selanjutnya suara isak tangis terdengar begitu menyayat hati. Taehyung dibuat tersentak seketika.

Buru-buru ia meletakkan papper bagnya di atas meja. Membalikkan tubuh sang kekasih perlahan agar menghadapnya. Derai air mata yang mengalir membasahi pipi gembul Jungkook tampak jelas terlihat.

"Hei" Taehyung membelai pipi yang muda. "Jangan menangis. Aku minta maaf, sayang" Ia bawa Jungkook masuk kedekapan. Lalu mengecup pucuk kepalanya penuh afeksi.

"Kau jahat—hiks" Jungkook meremas sisi kaos yang Taehyung kenakan. "Kau tahu aku tidak suka dengan Jihoon. Dia jelas menyukai mu. Tapi kau malah selalu bersamanya"

"Maaf" Taehyung menghela napas. "Mama menelepon ku. Beliau menyuruh ku untuk mengantar Jihoon pulang karena ibu Jihoon yang meminta. Kau tahu sendiri bagaimana sifat Mama yang tidak enakan. Awalnya aku menolak. Tapi mendengar Mama memohon aku jadi tidak bisa. Maaf, ya? Seharusnya aku minta tolong orang lain saja tadi untuk mengantarnya"

"Sepertinya, Mama mu lebih menyukai Jihoon dari pada aku"

"Mana mungkin. Nyonya Kim jelas menyukai mu. Beliau hanya merasa tidak enak pada sahabatnya"

"Tapi kau kan punya ku, Tae~"

Suara Jungkook yang sedikit merengek kontan mengundang gelak tawa dari yang lebih tua.

"Iya. Aku punya mu. Hak milik Kim Jungkook"

Jungkook mencubit perut Taehyung dengan spontan. "Jangan mengganti marga ku sembarangan"

Taehyung tertawa lagi. "Galak sekali calon Kim ini" Ia melerai pelukan. Menatap Jungkook yang masih sesegukan. "Jangan menangis. Hati ku sakit melihat mu menangis seperti ini"

Merengut sebal. Jungkook membalas. "Ini semua karena mu!"

"Iya-iya. Aku salah" Taehyung mengecup singkat kening Jungkook. Memeluk sekali lagi tubuh gempal kekasihnya. "Jadi, mau memaafkan ku?"

Mengangguk lamban. Jungkook mengusap ingus yang keluar dari hidungnya lalu ia gosokkan ke kaos Taehyung.

"Jangan diulang lagi. Aku tidak suka kau dekat dengannya"

"Iya" Jeda. Taehyung melirik kaosnya sebentar. "Aduh, joroknya"

"Itu hukuman mu"

Selanjutnya Jungkook berjalan mengambil papper bag yang Taehyung geletakan di atas meja. Membukanya antusias. Kedua matanya langsung berbinar kala melihat isi di dalamnya.

Dengan semangat ia duduk diatas ranjang. Menyantap satu lusin donat yang dibawa oleh Taehyung untuk dirinya seorang serta memeluk boneka melody yang diberikan.

Sedikit banyak beban di pundak Taehyung berangsur menghilang. Ia lega. Bersyukur Jungkook mau memaafkannya.

Mulai saat ini, Taehyung memang harus membatasi interaksi dengan Jihoon. Mesti pemuda itu terus saja mendekatinya. Taehyung akan mencoba untuk bertindak lebih tegas.

Kecuali jika sang ibunda ikut campur. Maka tamatlah riwayat Taehyung.
 

.

.

.
  
 

"Baa!"

Jungkook yang sedang bersantai di bangku taman samping laboratorium sontak terkejut kala bahunya ditepuk oleh seseorang dari belakang.

"Ish, Bambam!" Sungutnya.

Sementara sang pelaku hanya menampilkan cengiran tak berdosanya. Lalu ikut duduk di sebelah Jungkook. "Sendirian saja? Kemana pacar mu?"

"Beda gedung" Jawab Jungkook singkat.

Bambam mengangguk-angguk seolah menyetujui, benar juga. Mereka berdua saling terdiam selama beberapa detik, menatap rerumputan yang semakin tinggi di depan sana.

"Oh iya" Bambam kembali bersuara. "Kau mau ikut acara malam keakraban tidak?"

Alis Jungkook terangkat. "Acara siapa?"

"UKM olahraga. Kekasih mu pasti ikut, secara dia kan bintang UKM olahraga"

"Taehyung tidak bilang apa-apa"

"Mungkin nanti. Aku juga baru dengar infonya tadi. Lisa dan aku ikut"

"Memang boleh aku ikut?" Jungkook bertanya ragu-ragu. Ia tidak tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa cabang olahraga. Berbeda dengan Lisa dan Bambam yang memang terdaftar sebagai anggota UKM tersebut.

Jungkook hanya mengikuti UKM musik. Meski ia juga suka olahraga tapi ia lebih memilih mengikuti satu kegiatan saja. Tidak sanggup jika harus mengikuti lebih dari satu.

"Tentu saja boleh asal kau membayar" Bambam menjeda. Kemudian bergerak merapat. "sepertinya Jihoon juga ikut" Sambungnya sedikit berbisik.

"APA?" Jungkook kontan meninggi.

Jelas ini adalah ancaman.

"Iya. Jadi saran ku, kau harus ikut"

"Kalau ada dia jelas aku harus ikut. Enak saja nanti dia mengambil kesempatan dekat-dekat Taehyung"

[ ]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 16 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Take Two || taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang