Damai yang dirasakan theora didalam rumah yang benar benar rumah didalamnya terdapat cinta dan kasih selama 24 tahun tidak dirasakan theora kembali.
Didepan sana terlihat dari balik jendela matahari membawa cahaya menerangi dunia sampai nanti waktunya tiba matahari akan pergi namun berjanji akan datang kembali.
Begitu pula janji yang pernah theora dapat, janji yang selalu ia tunggu sampai hari ini, dimana bunga yang theora inginkan? Dimana segelas susu yang theora idamkan? Lenyap dimakan alam.
Mata cantik theora terpejam berharap dunia ini hanya ilusi saat dia membuka mata yang diinginkan hanya melihat kedua orang tuanya berada disana memeluk dan mencurahkan rasa hati.
"Theora...," panggil seorang laki laki dari belakang.
Theora membuka mata lantas menoleh dimana asal suara itu terdengar, laki laki itu membawakan setangkai bunga matahari dengan langkah pelan menghampiri theora.
Senyuman laki laki itu tidak pernah luntur walau diterpa badai dengan gagah memberikan setangkai bunga matahari pada theora.
Theora menerima dengan tatapan bertanya karna rasanya theora tidak sedang berulang tahun atau ada sesuatu yang spesial dihari ini.
"Hadiah...,penghargaan sebagai istri saya dihari pertama," ucap suami theora tangannya mengelus kepala theora dengan sayang.
"Aku cuma masak sesuatu buat kamu, itupun aku bangun siang jer...," ujar theora memandang suaminya.
"Kalau untuk saya itu pencapaian yang bagus sayang," jawab Jeremiah suami dari theora.
Jeremiah Andersson suami theora berusia lebih tua dari theora 12 tahun berperawakan tinggi kulitnya putih dan lesung pipi dikedua pipinya membuat kesan manis pada suami theora tersebut.
"Pencapaian apanya sih? Kalau ada ibu kamu mungkin aku dimarahin," kata theora sedikit mendongak menatap wajah suaminya.
Wajar saja, theora hanya sebatas dada Jeremi tinggi badan theora juga tidak terlalu pendek tapi memang suaminya yang terlalu tinggi membuat theora kadang kesulitan menggapai sesuatu dari badan Jeremi.
"Gak mungkin ibu saya marahin menantu cantiknya ini, saya yang adukan ibu ke ayah kalau begitu," ucap Jeremi mendekatkan diri pada theora.
Merangkul pinggang theora sambil menatap kedepan jendela dibawah sana terlihat lalu lalang mobilitas theora mendecis saat Jeremi dengan modus rapih langsung merangkul pinggangnya.
Cihh, desis theora melirik Jeremi tajam.
"Gak boleh dipegang? Istri saya loh ini," ujar Jeremi menatap wajah kesal theora.
"Gak boleh, aku gamau kamu pegang pegang sembarangan," ucap theora kesal menjauhkan tubuhnya.
"Tadi saya elus kepalanya boleh, kenapa bagian ngerangkul gak boleh? Kan saya suami kamu saya bebas peluk, cium atau bahkan meminta jatah saya sebagai suami," jelas Jeremi dengan detail tanpa ada yang tertinggal.
"Iya suami iya...aku tau kamu suami aku karna aku tau kamu suami aku makanya aku takut sama kamu," jawab theora dengan pelan.
"Kenapa?," tanya Jeremi heran dengan gestur dahi berkerut.
"Karna kamu suami aku kamu bisa perkosa aku kapan aja," bisik theora sangat pelan sampai suami susah mendengar.
"Perkosa? Apanya yang perkosa? Tidak ada yang diperkosa disini yang ada kita menjalankan tugas masing masing, theora Andersson," tegas Jeremi mengecup kening theora sekilas.
"Ihh om jangan cium cium aku, aku masih perawannnn," teriak theora pelan menahan wajah Jeremi.
"Perawan tapi sudah menikah, sayang sekali Ra," gurau Jeremi sambil terkekeh.
"Ihhh mesumm," teriak jengah theora
Perawan yang sudah menikah itu berlari meninggalkan suaminya keluar dari kamar ntah kemana tujuannya yang penting tidak dengan suaminya.
"Lucu sekali istri saya...gemas pula," kata Jeremi terkekeh menatap kepergian theora.
Pernikahan yang baru dilaksanakan kemarin sangat singkat hanya ada saksi, pendeta, orang tua dan kerabat Jeremi, serta teman theora tanpa orang tuanya.
Orang tua theora sudah lama berpisah ntah dimana rimbanya hanya meninggalkan theora bersama almarhum neneknya tepat diusia 22 tahun saat wisuda nenek theora meninggal dunia.
Bagai disambar petir dan diterpa angin puting beliung theora memohon pada Tuhan untuk menguatkan dirinya hingga sampai hari ini.
Doa theora diijabah tuhan dengan datangnya Jeremi mengulurkan tangannya membawa theora ke altar mengucap ikrar janji pernikahan seumur hidup.
Laki laki yang tidak disangka theora akan menjadi suami, Jeremi seorang Professor teknik sipil muda berusia 39 tahun yang dengan mantap melamar theora.
Awalnya pertemuan mereka lumayan klise Hanya tentang theora yang mempunyai cafe membawakan Jeremi sebagai pembeli kopi pesananya, dari sana Jeremi tertarik pada theora.
Berulang kali Jeremi datang ke cafe tempat theora sekedar membeli kopi atau hanya membeli air putih dan sepotong kue agar bisa melihat theora walau tidak setia hari ia dapat melihat theora karna theora sering didapur atau diatas.
Sampai suatu ketika Jeremi sudah berapi api ingin berkenalan lebih lanjut dengan theora ia pun mengajak theora berbicara, theora yang melihat penampilan Jeremi lumayan tertarik.
Hanya perlu 3 bulan pendekatan mereka menikah dengan segala latar belakang mereka tetap bersatu sampai dengan hari ini.
Bohong jika theora bilang ia tidak merasa asing tertarik pada Jeremi terlebih Jeremi orang yang sangat peka dan perhatian laki laki itu siap sedia dikala theora membutuhkan.
Ayo kita lihat sepintar apa theora mengendalikan perasaannya
KAMU SEDANG MEMBACA
move to jakarta (jaeyong)
RomanceJeremiah Andersson laki laki yang sangat mencintai seorang manusia terapuh bernama theora ambara. "sampai saya menjadi debu, biarkan saya memelukmu dan menghapus luka itu theora..." "bukan...,bukan kamu yang salah tapi aku, semua salahku Jeremiah...