Jejak Kegelapan

40 4 0
                                    

Setelah pertempuran dengan penyihir es di Lautan Magis, Christy dan Marsha melanjutkan perjalanan mereka menuju tujuan utama—Magic Hour. Namun, badai besar yang mereka hadapi sebelumnya hanya permulaan dari tantangan yang lebih besar yang menanti. Mereka berlayar lebih jauh ke wilayah yang belum mereka kenal, dipenuhi dengan kekuatan magis yang gelap dan tak terduga.

Kapal mereka memasuki wilayah yang disebut Lautan Terlarang, sebuah tempat yang dihantui oleh energi sihir yang sangat kuat dan berbahaya. Keheningan di sekitar mereka begitu tebal, seolah-olah dunia ini sendiri sedang mengawasi setiap langkah mereka. Christy berdiri di depan, matanya menatap horizon dengan waspada.

Marsha Lenathea: (Melihat ke sekitar, curiga)
"Ini terasa aneh, Christy. Sepertinya kita bukan hanya dikejar oleh penyihir tadi... ada sesuatu yang lebih besar yang mengincar kita di sini."

Christy: (Menyentuh kristal kecil di lehernya yang bersinar)
"Aku merasakannya... Lautan Terlarang ini memang dipenuhi dengan sihir yang sangat gelap. Jika kita tidak berhati-hati, kita bisa terjebak di sini selamanya."

Suara angin yang menderu mendekat, dan gelombang laut mulai bergerak lebih cepat, seakan-akan mereka sedang menuju ke tengah kekacauan. Tiba-tiba, sebuah suara serak terdengar dari arah kabut tebal yang mendekat.

Suara Misterius:
"Kalian... jangan melangkah lebih jauh. Lautan ini adalah tempat terlarang yang tak akan pernah bisa kalian kendalikan. Kekuatan yang kalian cari akan menghancurkan kalian."

Christy dan Marsha langsung siap siaga. Dari dalam kabut, muncul sosok berbaju hitam dengan tatapan tajam, wajahnya tersembunyi dalam bayangan jubah panjangnya. Seseorang yang tampak seperti penjaga tempat ini.

Christy: (Menegakkan badan, siap menghadapi ancaman)
"Siapa kamu? Apa yang kamu ketahui tentang Magic Hour?"

Penjaga Lautan Terlarang: (Tersenyum jahat)
"Magic Hour bukan hanya sekadar kekuatan magis. Itu adalah kunci untuk membuka dimensi lain yang penuh dengan kegelapan. Dan aku, Fenix, adalah penjaga yang ditugaskan untuk mencegah siapa pun melangkah lebih jauh."

Marsha Lenathea: (Dengan cepat menarik kekuatan anginnya)
"Kami tidak akan mundur hanya karena ancaman dari orang seperti kamu. Kami harus menemukan Magic Hour!"

Fenix: (Tertawa kecil, lalu mengangkat tangannya)
"Jika itu yang kalian inginkan, maka kalian harus membayar harga yang sangat mahal."

Dengan gerakan cepat, Fenix mengeluarkan gelombang energi hitam yang mengelilingi kapal mereka, memaksa Christy dan Marsha untuk mundur. Energi gelap itu menyelimuti segala sesuatu, mengurangi penglihatan mereka dan membuat udara terasa sesak. Christy segera mengumpulkan energi api dalam tangannya, menciptakan api besar untuk menerangi kabut gelap yang menyelimuti mereka.

Christy: (Menyentakkan tangannya, memanipulasi api)
"Kami tidak akan takut dengan kegelapanmu!"

Namun, Fenix hanya tersenyum lebih lebar, dan dengan satu isyarat tangan, kabut gelap itu berubah menjadi bayangan yang menyerang langsung. Bayangan itu berbentuk makhluk besar, seperti naga hitam yang siap menerkam mereka.

Marsha Lenathea: (Menggunakan sihir anginnya untuk menciptakan perisai pelindung)
"Christy! Kita harus fokus pada sumber kekuatannya, bukan hanya bayangannya!"

Christy: (Napas terengah-engah, menyadari)
"Sumber kekuatan... dia memanipulasi bayangan dengan sihir kegelapan. Jika kita bisa menghancurkan inti kekuatannya, kita bisa mengalahkannya."

Mereka berdua bekerja sama, dengan Christy melepaskan serangan api besar yang menghantam bayangan naga tersebut, sementara Marsha menciptakan angin yang kuat untuk menghalau serangan-serangan bayangan lainnya. Meskipun mereka berusaha keras, bayangan itu terus berkembang, hampir tidak terhentikan.

Fenix: (Dengan gelak tawa, melihat ke arah mereka)
"Lebih banyak usaha, lebih banyak kegagalan. Kalian tidak akan bisa menghentikan apa yang sudah dimulai."

Namun, tiba-tiba, serangan angin Marsha menciptakan celah, dan Christy melihat sebuah batu hitam di tengah bayangan naga itu, memancarkan aura gelap yang sangat kuat. Dengan penuh keyakinan, dia melesat ke arah inti kekuatan itu.

Christy: (Menggunakan sihir api terakhirnya, melepaskan bola api besar yang menyinari inti batu)
"Aku tidak akan membiarkan dunia ini tenggelam dalam kegelapan!"

Api itu langsung menghancurkan batu tersebut, dan dalam sekejap, bayangan naga itu hancur menjadi abu. Kabut gelap yang menyelimuti kapal mereka mulai menghilang, dan Fenix tampak terkejut.

Fenix: (Menyeringai, meski sedikit kesal)
"Kalian... tidak tahu apa yang telah kalian rusak. Tapi, perjalanan ini belum berakhir. Magic Hour adalah kunci untuk segalanya. Teruskan jika kalian berani. Kegelapan yang lebih besar masih menunggu."

Dengan itu, Fenix menghilang, meninggalkan Christy dan Marsha yang berdiri di tengah lautan, yang kini tampak lebih tenang. Namun, ancaman yang lebih besar tampak semakin mendekat.

Marsha Lenathea: (Memandang Christy dengan serius)
"Christy, apa yang sebenarnya kita cari? Apa yang telah kita hancurkan tadi?"

Christy: (Melihat ke horizon, penuh tekad)
"Apapun itu, kita tidak bisa berhenti. Kita harus menemukan Magic Hour, apapun yang harus kita hadapi."

The Magic HourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang