Bab 06: Ide Gila

13 8 8
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari pagi Seoul menembus tirai jendela apartemen Nari yang kecil, membawa sinar hangat yang terasa kontras dengan dinginnya kehidupan sehari-hari. Nari sedang mengaduk semangkuk nasi dingin dan kimchi sisa semalam, mencoba mengisi perutnya sebelum berangkat kerja. Namun, pikirannya justru melayang pada pertemuan aneh beberapa waktu lalu.

Wajah Kim Taehyung kembali terbayang. Ia ingat betul tatapan tajam pria itu, senyum tipisnya yang jarang muncul, dan keanggunannya yang terasa begitu asing dari kehidupannya yang sederhana.

---

[Di Café Maple]

Nari menaruh tas kecilnya di loker belakang café, bersiap menghadapi hari yang panjang. Mina sudah lebih dulu tiba, berdiri di depan mesin kopi dengan apron terikat rapi di pinggang. Ketika Nari muncul, Mina langsung menoleh dengan senyuman lebar.

“Nari! Kau datang tepat waktu. Bagaimana tidurmu tadi malam?”

“Lumayan,” jawab Nari singkat sambil mengenakan apron.

Mina memandangnya dengan tatapan penuh selidik. “Jangan coba menyembunyikannya dariku. Wajahmu terlihat lelah. Ada apa?”

Nari tahu Mina tidak akan menyerah sampai ia bercerita. Dengan berat hati, ia duduk di salah satu kursi kosong di dekat dapur, memutuskan untuk berbagi.

“Mina, kau ingat waktu aku diminta mengantar kue ke grand opening hotel minggu lalu?”

Mina mengangguk antusias. “Tentu saja! Kau terlihat gugup sekali waktu itu. Ada apa dengan acara itu?”

Nari menghela napas panjang. “Aku bertemu seseorang di sana. Namanya Kim Taehyung. Dia sepertinya seseorang yang penting, tapi… aku tidak tahu banyak tentang dia.”

Mina berhenti mengaduk kopi dan menatap Nari dengan mata melebar. “Kim Taehyung? Apa kau serius? Kau tahu siapa dia, kan?”

Nari menggeleng pelan. “Tidak terlalu. Dia hanya pria yang kebetulan menawarkan tumpangan saat hujan deras. Tapi dia terlihat seperti… seseorang yang berasal dari dunia yang berbeda dariku.”

Mina terkekeh sambil menepuk meja. “Tentu saja dia berasal dari dunia berbeda! Kim Taehyung adalah salah satu pewaris Kim Corporation, perusahaan besar yang bahkan orang biasa seperti kita tahu. Kau benar-benar tidak sadar siapa dia?”

Nari menggigit bibirnya, merasa sedikit malu karena ketidaktahuannya. “Aku tidak punya waktu untuk mengikuti berita atau gosip tentang orang kaya, Mina. Hidupku sudah cukup sibuk dengan urusan bertahan hidup.”

Mina menghela napas dramatis. “Nari, kau benar-benar harus tahu lebih banyak tentang dunia luar. Tapi tunggu, kau bilang dia memberimu tumpangan? Itu luar biasa!”

“Ya, tapi itu hanya kebetulan. Tidak ada yang istimewa,” kata Nari, berusaha meremehkan.

Mina menatap Nari dengan tatapan penuh arti, seolah sebuah ide gila muncul di kepalanya.

---

Beberapa jam kemudian, saat café mulai sepi, Mina mendekati Nari yang sedang membersihkan meja. Ia membawa dua cangkir kopi latte dan menaruhnya di atas meja kosong.

“Nari, duduk sebentar. Aku punya sesuatu untuk dibicarakan,” kata Mina dengan senyum licik di wajahnya.

Nari menuruti, meskipun ia tahu ekspresi itu biasanya berarti sesuatu yang tidak masuk akal. “Apa sekarang, Mina? Aku sedang bekerja.”

Mina menyeruput kopinya dan mencondongkan tubuh ke depan. “Kau sedang kesulitan dengan hutang, kan?”

“Ya, itu sudah jelas. Kau tahu itu,” jawab Nari sambil menatap curiga.

“Dan kau bilang Kim Taehyung adalah pria yang kaya raya?”

“Mina, ke mana arah pembicaraan ini?”

Mina meletakkan cangkir kopinya dengan dramatis dan menatap Nari langsung di mata. “Bagaimana kalau kau menikah kontrak dengannya?”

Nari nyaris tersedak mendengar kata-kata itu. Ia menatap Mina dengan mulut ternganga, tak percaya apa yang baru saja diusulkan temannya. “Mina, kau sudah gila? Itu ide paling tidak masuk akal yang pernah kudengar!”

“Dengar aku dulu!” kata Mina dengan nada bersemangat. “Orang kaya seperti dia pasti punya alasan untuk membutuhkan pernikahan palsu. Mungkin dia perlu memperbaiki citra publiknya, atau menyenangkan keluarganya. Kau bisa menawarkan diri dan menggunakan kesempatan itu untuk melunasi hutangmu!”

Nari menggeleng keras. “Tidak mungkin, Mina. Itu tidak etis. Dan lagi, aku bahkan tidak mengenalnya!”

Mina mengangkat bahu. “Kau juga tidak mengenal Tuan Oh yang selalu datang menagih hutangmu, tapi kau tetap memberinya uang. Setidaknya dengan Taehyung, kau punya kesempatan untuk keluar dari lubang ini.”

Nari terdiam, pikirannya berkecamuk. Ia tahu Mina hanya mencoba membantu, tapi ide itu terdengar terlalu absurd. Namun, bagian kecil dari dirinya tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa menikah kontrak mungkin adalah satu-satunya cara untuk melunasi hutangnya.

“Aku tidak tahu, Mina… Itu terlalu berisiko,” kata Nari akhirnya.

Mina menghela napas panjang, tapi senyum kecil tetap menghiasi wajahnya. “Pikirkan saja, Nari. Kau tidak akan kehilangan apa-apa dengan mencoba.”

---

Setelah pulang dari café, Nari duduk sendirian di apartemennya yang sunyi. Pikiran tentang saran Mina terus menghantuinya. Ia membayangkan dirinya berdiri di samping Kim Taehyung, berpura-pura menjadi istrinya di depan dunia.

“Ini gila,” gumamnya pada dirinya sendiri, tapi ia tidak bisa sepenuhnya mengabaikan ide itu.

Hujan mulai turun di luar, tetesannya menciptakan irama pelan di atas atap logam. Nari menatap jendela kecil apartemennya, memikirkan semua beban yang ia pikul. Mungkin, hanya mungkin, Mina ada benarnya.

Namun, bagaimana cara ia mendekati pria seperti Kim Taehyung dan mengusulkan sesuatu yang begitu gila? Itu adalah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab malam itu.

To Be Continued!

Please Marry Me Mr.Kim!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang