•
•
•
•
•
Hari di Seoul masih sangat pagi, matahari terbit perlahan, mengalirkan sinar lembut ke sepanjang gedung-gedung pencakar langit. Lee Nari berjalan terburu-buru di koridor gedung Kim Corporation, membawa tumpukan brosur dan dokumen penting untuk rapat dengan divisi pemasaran. Udara pagi yang segar menyentuh wajahnya, tapi seiring langkahnya, ia merasa sedikit cemas.
Setelah kesalahan kecil kemarin, Nari bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Ia berusaha lebih berhati-hati, mengatur setiap detail dengan cermat, meskipun ada rasa gugup yang terus menghantui. Sambil berjalan menuju ruang rapat, ia menatap sekeliling, memperhatikan rekan-rekannya yang sibuk beraktivitas di kantor.
Saat ia memasuki sebuah koridor yang agak sepi, sebuah kejadian tak terduga terjadi.
Senggolan yang Tidak Disengaja
"Ah!"
Tumpukan brosur dan dokumen yang dibawa Nari jatuh berserakan di lantai saat tubuhnya bersenggolan dengan seseorang. Semua kertas itu berhamburan, bertebaran di lantai dingin. Nari langsung terkejut, mematung sejenak.
"Oh, tidak!" serunya, tergesa-gesa membungkuk untuk mengumpulkan semuanya.
"Maafkan saya!" suara seorang pria terdengar di sebelahnya, penuh penyesalan. Nari mengangkat wajahnya dan melihat seorang pria dengan setelan jas hitam rapi berdiri di depan meja, matanya memancarkan ketenangan yang penuh percaya diri.
Pria itu tidak lain adalah Choi Taeyang, seorang manajer di bagian keuangan Kim Corporation. Nari pernah mendengarnya disebut-sebut oleh beberapa rekan kerja, tapi ini adalah kali pertama mereka bertemu langsung. Taeyang memiliki aura yang berbeda—dengan rambut hitam rapi dan jas yang pas di tubuhnya, ia tampak sangat profesional, namun ada kesan ramah yang tidak bisa ia sembunyikan.
“Apa kamu baik-baik saja?” tanya Taeyang dengan senyum lembut, membungkuk untuk membantu Nari mengumpulkan dokumen-dokumen yang berserakan.
“Ya, terima kasih,” jawab Nari, sedikit terkejut dengan kebaikan pria itu. Ia merasa malu, terutama setelah kesalahan kemarin, tetapi Taeyang tampak tenang dan tidak terpengaruh.
Setelah beberapa detik, semua dokumen berhasil dikumpulkan, dan Nari berdiri, mengusap tangan di celananya.
“Sepertinya kita baru saja bertemu dalam keadaan yang sangat… kacau,” Taeyang berkata, matanya berkilat nakal, meskipun ia tidak mengolok-oloknya. “Aku Choi Taeyang. Aku bekerja di bagian keuangan.”
Nari tersenyum canggung. “Lee Nari. Saya di bagian pemasaran.”
“Aha, jadi kamu yang bekerja di divisi pemasaran itu. Aku sering mendengar nama kamu, Nari-ssi,” kata Taeyang, suaranya penuh minat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Marry Me Mr.Kim!
Fiksi RemajaLee Nari, seorang gadis muda yang bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe, hidup dalam bayang-bayang hutang orangtuanya yang telah meninggal dua tahun lalu. Setiap hari, ia terjepit dalam beban utang yang tak kunjung selesai, membuatnya berjuang hany...