Babo, kakek Hamdan, melayangkan pandangannya ke badan berotot Hamdan, berhenti selama beberapa detik di bisep dan ketiaknya. Hamdan bergidik saat tatapan mata kakeknya itu terfokus di keringat yang melapisi tubuhnya.
“Kau olahraga, ya? Dah bagus nampaknya badanmu,” ujar Babo dengan suara paraunya.
Hamdan mengangguk, tidak tau arah obrolan mereka akan ke mana. Hamdan pernah mendengar gosip kalau kakeknya itu cukup pelik dan gemar memandangi cowok ganteng dan kekar yang nampak olehnya, tapi Hamdan tak pernah berpikir kalau objeknya sekarang adalah dirinya, cucunya sendiri.
Babo mendekat, napasnya terasa oleh Hamdan di lehernya. “Kau tau tak, kalau kakek tu sebetulnya suka sama laki yang lengannya kekar,” ungkap Babo, jarinya meluncur, menyentuh bisep Hamdan.
**
Cerita dapat dibaca di Karyakarsa hanya dengan harga Rp 2.100
Terima kasih 🫡
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghormati Kakek
Short StoryPulang dari bekerja, Hamdan merasa ada yang berubah dari kakeknya. Di ruang tengah yang biasanya hangat, kini terasa sesak dan mencekam. Tatapan orang yang ia hormati itu penuh dengan hasrat yang tak seharusnya ada.