Enjoy ~
.
.
.Malam ini terasa begitu sunyi dan dingin. Tidak ada senyuman dan tawa yang biasa mereka lihat dan dengar dari si kecil.
Si kecil yang selalu membawa kehangatan di hidup mereka sekarang hanya diam menutup mata rapat.
Tidak ada satupun dari mereka semua yang berpindah tempat. Semuanya diam dengan mata yang tetap mengarah pada gumpalan daging yang ada di atas ranjang putih.
Semuanya lengkap disini, kecuali Brian. Hukuman yang diberikan Belinda pada Brian benar-benar dilakukan dengan patuh. Saat Brian pergi dari ruang rawat Oliv, dari sana pula Brian sama sekali tidak terlihat.
Megan mendekat dan mencium tangan mungil itu. Mengelus pipi bulat sang cucu dengan lembut.
"Cepat bangun, kami menunggu bayi manis ini."
Belinda hanya diam dengan tangannya yang setia menggenggam erat tangan mungil sang anak. Dia tidak akan pernah melepaskan tangan mungil ini lagi dari genggamannya. Dia terlalu takut, bagaimana jika nanti bayi manis nya menghilang dan terluka kembali. Dia tidak ingin kejadian ini terulang lagi, dia berjanji.
"Ughh..."
Lirihan kecil itu mampu membuat mereka semua memusatkan perhatian mereka pada buntalan daging diatas ranjang putih.
Memperhatikan setiap gerakan kecil yang dilakukan buntalan daging itu. Hingga, saat mata itu mengerjap cepat dengan dahi mengkerut dalam.
Riki mendekat dan mulai memeriksa keadaan Oliv.
"Oliv sayang..?" Panggil Riki saat melihat mata yang enggan terbuka, namun mengeluarkan air disana.
Belinda mendekat dan mengambil alih tangan mungil digenggaman Riki. Mencium nya bertubi-tubi.
"Oliv sayang nya mommy bangun, hm? Ini mommy, ayo buka mata nya, jangan takut."
Belinda mencoba menenangkan saat mendengar suara isakan dari si kecil. Mata tertutup itu sama sekali tidak berhenti mengeluarkan air.
Tangan lentiknya mulai mengelus pipi bulat itu dengan lembut. Membisikkan kata-kata penenang pada bayi manisnya.
"Ini mommy... Mommy nya Oliv sayang.."
Kepala itu menggeleng keras dengan teriakan yang keluar dari bilah bibir mungil itu. Tangan yang digenggam erat pun sudah terlepas dan memukul-mukul kepalanya sendiri.
"NO!! MAAF, HIKS... JANGAN PUKUL!!"
"Hey? Sayang nya mommy.. tenang, ini mommy!"
Felix mendekat dan mengambil alih tubuh mungil itu agar masuk kedalam pelukannya. Mengelus bahu bergetar itu dengan lembut. Tanpa sadar, air mata Felix keluar saat melihat kondisi adik kecilnya.
"Ini kakak.. kakak bayi manis ini.."
"Kak Felix. Kakak bayi manis ini..."
"Jangan seperti ini, kakak tidak bisa.."
"Kakak mohon..."
Tubuh mungil itu berhenti memberontak. Sekarang, mata bulat itu itu mulai terbuka pelan dengan isakan kecil yang terdengar.
"Kakak..?"
Mereka semua mengalihkan pandangan saat melihat mata penuh ketakutan itu. Mereka tidak tahan melihat keadaan bayi manis ini.
Adrian mengepalkan tangannya kuat. Berjalan dengan penuh emosi dan keluar dari sana. Dia ingin menghukum bajingan itu sekarang juga. Dia tidak bisa berlama-lama melihat keadaan adik kecilnya untuk sekarang. Dia tidak akan bisa tahan, ini terlalu menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oliv (little baby girl)
Short StoryS2 dari, Olivia Xavier Helton✓ . . . Jika bingung, baca S1 nya dulu(☞゚∀゚)☞ Mungkin book ini akan slow up 。◕‿◕。