ORANG ASING DI TENGAH MALAM

RomCom 😉

Sebelumnya, dinamika mereka berubah menjadi lebih manis ketika Becky mengajak Freen ke lantai dansa, tempat mereka berdansa sepanjang malam. Selama dansa mereka, Freen jadi tahu lebih banyak tentang keinginan Becky—untuk menemukan cinta dan kepercayaan sejati, terlepas dari pengaruh namanya. Hubungan mereka semakin erat malam itu, mendorong Freen untuk melakukan tindakan berani: ciuman selamat malam di pipi Becky. Tindakan itu mengejutkan dan menyenangkan Becky. Bagi Freen, momen intim ini dan waktu mereka bersama mengungkap emosi yang tidak yakin bagaimana cara mengatasinya. 

Jendela kaca besar penthouse-nya membanjiri wajah Becky dengan hangatnya sinar matahari pagi. Saat ia terbangun, senyum lebar menghiasi wajahnya, pikirannya melayang kembali ke pertemuannya malam itu dengan Freen. Dengan sapuan tangannya yang lembut, Becky mengusap pipinya yang lembut dengan ujung jarinya, menikmati sensasi ciuman Freen yang masih tersisa. Sudah lama sekali sejak ada orang yang membuatnya merasa segembira ini, seperti remaja lagi. Sambil tertawa kecil mengingat lamunannya sendiri, ia tersipu karena keinginan yang berani untuk mendapatkan lebih banyak kasih sayang dari Freen.

"Sepertinya seseorang mendapat perawatan sinar matahari hari ini," Pop menimpali, melangkah ke kamar Becky dengan iPad di tangan, siap menghadapi hari.

"Selamat pagi juga," jawab Becky, tersadar dari lamunannya. "Kau seharusnya mengetuk pintu, tahu. Bagaimana jika aku sedang berganti pakaian, atau lebih buruk lagi, dengan seseorang?" godanya, meluncur keluar dari tempat tidurnya yang luas dan berukuran besar, yang dihiasi seprai putih bersih.

"Oh, kumohon, jangan pernah melihat yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku bukan hanya teman baikmu, aku juga asisten pribadimu. Ada beberapa hal yang terpaksa harus kulihat," canda Pop, sambil mengacak-acak lemari Becky untuk memilih pakaian untuk hari itu. "Hari ini kamu ada pemotretan dengan Vogue dan makan siang dengan ibumu. Apa yang ingin kita kenakan?" tanyanya, sambil mengeluarkan celana kulit hitam ketat dan kemeja putih berkancing yang besar.

"Kenapa kau bertanya?" balas Becky sambil meraih barang-barang yang telah dipilihnya dan menuju ke kamar mandi.

"Saya ingin Anda percaya bahwa Anda punya pilihan dalam menentukan apa yang cocok untuk Anda," jawab Pop dengan percaya diri. "Ngomong-ngomong, saya sudah menerima catatan Anda pagi ini dan mengirimkan barang misterius hari ini," tambahnya.

"Kamu yang terbaik!" seru Becky sambil menjulurkan kepalanya keluar dari kamar mandi untuk menyampaikan rasa terima kasihnya.

"Apakah aku ingin tahu rencanamu malam ini?" tanya Pop, berpura-pura jijik.

"Tidak ada yang terlalu gila," jawab Becky, yang lebih memilih menyimpan rencananya sendiri kecuali jika ia membutuhkan bantuan dalam perencanaan, seperti pada pesta topeng.

"Mengapa kamu melakukan begitu banyak hal untuk gadis ini?" tanya Pop penasaran.

"Dia manis," jawab Becky dengan lugas, tidak ingin menjelaskan lebih jauh.

"Jika kau bilang begitu," jawab Pop. "Kakakmu ingin menjadwalkan pertemuan dengannya besok. Apa kau setuju?" katanya.

"Saya penasaran dengan apa yang ingin dia ketahui. Biarkan saja," jawab Becky.

"Baiklah, aku akan menyiapkannya. Sekarang mandilah, kau akan terlambat!" desak Pop sambil menuntunnya untuk bersiap-siap.

********

Di sudut kota yang lain, Freen terbangun dari tidurnya, kakinya terasa sakit karena berjam-jam berdansa dengan Becky malam sebelumnya. Sambil mengerang, ia meraih alarmnya yang memekakkan telinga, menyipitkan mata karena cahaya pagi. Saat tangannya menemukan teleponnya, pandangannya jatuh pada satu bunga tulip yang terletak di meja nakasnya. Seketika, senyum menghiasi bibir Freen saat kenangan tentang tadi malam membanjirinya kembali. Ia dengan lembut mengusap bibirnya dengan jari-jarinya, mengingat keberanian yang dibutuhkan untuk mencuri ciuman selamat malam di pipi Becky sebelum melesat pergi. Pada saat yang singkat itu, ia merasakan kelembutan kulit Becky, memicu serangkaian pikiran tentang mengusap leher Becky.