chapter 二十七

50 11 5
                                    

HAPPY READING

27






Tiga Bulan Kemudian.

Besok adalah hari terakhir, hari dimana sidang yang selama ini berhasil terulur terlalu panjang itu akan menghasilkan satu keputusan.

Sejauh ini Minho—atau Yeonjun lebih tepatnya, telah gagal melancarkan perintahnya untuk menghabisi nyawa pria yang hingga kini masih berada di sel tahanan itu. Minho mengerti menetapnya Mingi disana menjadi kendala tersendiri untuk Yeonjun melakukan apa yang ia perintahkan, tapi sialnya Minho tetap tidak bisa berubah pikiran dengan seluruh alibi yang Yeonjun berikan. Nyatanya hasrat itu bukan hanya keputusan singkat yang ia buat saat sedang marah, setelah waktu berlalu semakin lama Minho justru semakin berambisi untuk menyelesaikannya.

"Tu—tuan ...."

Yeonjun berlutut di depan Minho yang sejak tadi hanya memandangnya rendah, ia sadar Minho akhir-akhir selalu bersikap angkuh setiap kali bertemu dengannya, belum lagi saat Yeonjun berusaha menemui Felix. Minho selalu terkesan menghalanginya untuk bertatap muka dengan laki-laki manis itu. Bahkan untuk saat ini saja, entah kebetulan atau memang disengaja, Yeonjun yang tadinya berniat untuk menemui Felix secara langsung dengan mendatangi rumah itu tanpa bicara apa-apa pada Minho justru harus tertimpa sial karena naasnya ia kini malah berakhir menegangkan dengan hanya berdua bersama Minho di atap. Suami tuannya itu malah tidak tahu ada dimana sekarang.

Yeonjun tahu, menceritakan hal gila ini pada Felix memang bukan pilihan yang tepat. Yeonjun pasti akan membuat Felix stress setelah mendengarnya, tapi menyembunyikannya pun tetap akan menjadi satu hal yang salah. Minho tidak akan mau kalah kalau bukan Felix yang menyadarkannya.

"Sudah berapa kali aku memberimu kesempatan, Yeonjun Birdwhistle?" Tekan Minho.

Yeonjun tercekat. Tubuhnya mendadak kaku saat ia bisa merasakan dinginnya mulut laras pendek di tangan Minho yang kini menempel di keningnya. Mereka sudah sempat adu mulut tadi. Yeonjun berusaha keras menjelaskan seluruh kegagalannya, tapi Minho dengan cekatan berhasil mengunci pergerakannya hingga ia tidak bisa berkutik seperti ini. "Tu—tuan, aku sudah mencoba berbagai macam cara tapi—"

"Kau tidak becus, sialan." Didorongnya kepala itu oleh Minho dengan pistol ditangannya. Yeonjun mulai berkeringat dingin. Bukan tidak mungkin kalau Minho akan membunuhnya, pasalnya ia sudah berulang kali memohon untuk diberi kesempatan selama tiga bulan terakhir ini, dan Minho—meski kelihatannya tidak ikhlas, tapi tetap ia memberi Yeonjun kesempatan itu.

Mungkin saja kan Minho kali ini sudah sampai di titik jengah? Besok sudah sidang terakhir, itu artinya Yeonjun akan semakin kehilangan cara karena Mingi yang langsung dipindahkan ke lapas selepas hukuman itu dijatuhkan. Di rumah tahanan yang keberadaannya tidak begitu terasingkan saja Yeonjun sudah kesulitan, bagaimana kalau di lembaga pembinaan yang notabenenya memiliki penjagaannya yang luar biasa sempurna.

Tanpa berani mendongak, Yeonjun yang merasa terancam itu kembali mencoba mengintrupsi kala mendengar Minho mengisi ulang peluru revolvernya. Sial, laras pendek itu memiliki amunisi sekarang.

"Tuan Edevane, di rumah ini ada Felix—"

"Kau takut mati lalu menggunakan Felix sebagai alasan?" Minho tak peduli. "Felix dan putraku tengah pergi dengan Eunwoo sekarang, mereka tidak akan pulang sampai urusanku selesai denganmu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: a day ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Beyond EvilWhere stories live. Discover now