39.

319 44 4
                                    

Di kamar, anin terduduk di di kursi depan meja belajar.

Buku terbuka di hadapan nya, pena berputar putar di jari² nya.

Tapi pikiran nya terus berdebat tentang apa yang seharusnya tidak terjadi.

bolehkah anin dan trisha menjalin kasih?

Jawaban nya tidak!

'kami sedarah, se gender... Hubungan se gender aja di tentang dunia, apalagi ini Indonesia.. mereka menolak keras lgbt. Apalagi hubungan sedarah.. dunia juga ikut mengharamkan nya... Aku tidak tau akan berakhir bagaimana hubungan kami nanti nya..'

Batin dan otak nya secara kompak membahas masalah nya.

Anin harus bagaimana?. Dia mencintai adik perempuan nya, tapi dunia punya norma dunia akan menolak mereka bukan.



Pandangan Anin kosong..

"Cinta datang sendiri nya.. lo ga salah.. ayo kita jalani aja, sampai rasa itu hilang dengan sendirinya"

"Cepat hilang kan rasa mu padaku"

Anin menggeleng, saat ingatan saat trisha mengatakan semua itu.

"E-engga bisa.."

"Ga bisa.."

Kepala nya menggeleng, ia hanya mengatakan tidak bisa.

Tiba-tiba tangan nya meraih handphone nya dengan cepat.

Trishayang🔥💛

masih main?
pulang jam berapa?

masih main?pulang jam berapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

otw pulang
bareng Oline

hm, yaudah

mau sesuatu?

engga deh, ga nafsu mkan

skit?
skit ap

engga skit, cuma pusing

istrahat dlu sna

iya, bye

ya




___

Senyum anin merekah, dengan pipi merah dan mata yang terus memandang Layar ponselnya yang menampilkan foto trisha.

Ia berjalan ke kasur dan menghempaskan tubuhnya.

"Hihihi.. cakep banget sih berondong gw"



***



"Thanks lin"

"Iya.. duluan ya sha"

Trisha mengangguk setelah nya mobil oline pergi dari halaman rumah nya.

Ia pun berjalan masuk setelah pagar terbuka.

Sepi, padahal masih jam sembilan tapi ruang tamu sudah tidak ada orang.

Trisha pun melangkah kan kakinya ke kamar anin.

Klek

Tubuh mungil yang di bungkus selimut dengan posisi menghadap dirinya.

Dengan pelan trisha menghampiri nya.

Dengan hati hati ia duduk di samping anin dan mengelus kepala anin.

"Hey"

"Minum obat dulu, tadi katanya pusing"
Trisha membangun kan anin dengan lembut.

Cup

Senyum trisha mengembang. Aneh dia yang nyium dia yang salting.

Trisha kembali mengecup pipi anin, karena menurut nya sekali tidak lah cukup.

Cup

Deg

Jantung trisha berdetak cepat saat anin membenarkan posisi nya menjadi menghadap langit² kamar.

'akh.. ini orang bikin gw sange '

Piyama yang sedikit longgar memperlihatkan belahan bagian atas dada anin.

Membuat Trisha buru² keluar dari kamar anin.

"Bahaya" guman Trisha masuk ke kamar nya sendiri.































Bakal end

Entah sad end atau happy end

my cold sister (Trisha Anindya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang