chapter 01

20 2 0
                                    

Bible duduk di bangku taman, menatap mentari yang perlahan tenggelam di ufuk barat. Ia selalu datang ke taman ini setiap senja, berharap bisa melihat Build. Sejak kecelakaan itu, hidupnya seolah berhenti di satu titik. Build, cinta pertamanya, sekaligus orang yang membuatnya merasa hidup, telah tiada.

Hari itu masih tergambar jelas di benaknya. Mereka sedang dalam perjalanan pulang dari pantai. Build tertawa, memutar-mutar rambutnya yang basah oleh air laut, sementara Bible sibuk bercanda tentang masakan Build yang sering gosong. Namun dalam sekejap, segalanya berubah. Sebuah truk melaju terlalu cepat di tikungan sempit.

"Awas, Build!" teriak Bible, namun terlambat.

Saat Bible sadar, ia berada di rumah sakit. Semua terasa kosong kecuali satu kalimat dokter yang terus menghantuinya: "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi nyawa Build tidak tertolong."

Sejak itu, Bible hidup dengan rasa bersalah. Ia yakin, jika saja ia lebih berhati-hati, Build masih akan bersamanya. Taman ini adalah tempat terakhir mereka bersama sebelum perjalanan naas itu.

Hari ini, hujan gerimis mulai turun. Bible tak beranjak. Ia merogoh saku jaketnya, mengeluarkan sebuah kotak kecil berisi cincin. Cincin itu adalah untuk Build. Ia telah menyiapkannya sejak lama, namun tak pernah sempat memberikannya.

Bible tersenyum tipis, menatap cincin itu dengan mata berkaca-kaca. "Build, aku ingin menghabiskan hidupku bersamamu... tapi aku gagal."

Angin dingin berhembus, membawa aroma tanah basah. Bible menutup matanya, membiarkan air mata bercampur dengan gerimis yang semakin deras. Dalam sekejap, taman itu terasa semakin gelap, seperti malam yang menelan segala kenangan.

Ketika petugas keamanan taman menemukannya beberapa jam kemudian, Bible masih duduk di bangku itu, diam dan kaku, dengan cincin di tangannya.

Ia telah menyusul Build

SENJA (Short Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang