chapter 02

13 2 0
                                    

Kabar meninggalnya Bible dengan cepat menyebar di kalangan orang-orang yang mengenalnya. Banyak yang merasa kehilangan, tapi tak ada yang benar-benar memahami beban yang ia pikul. Bagi kebanyakan orang, Bible adalah pribadi yang pendiam, Namun di balik pendiamnya, ada luka yang tak akan pernah sembuh.

Ketika keluarga Bible mengemasi barang-barangnya, mereka menemukan sebuah buku harian di laci meja kamarnya. Halaman-halaman buku itu penuh dengan cerita tentang Build tentang perjalanan mereka, janji-janji yang mereka buat, dan rencana masa depan yang tak pernah terwujud.

Di salah satu halaman terakhir, ada sebuah tulisan yang menggetarkan hati:

"Build aku tidak tahu sampai kapan aku bisa bertahan. setiap kali aku menutup mata, aku melihat wajahmu. setiap kali aku membuka mata, aku merasa semakin jauh darimu. maafkan aku, jika aku tak bisa terus berjalan sendirian disini. Mungkin, di sisi lain, aku bisa menemukanmu lagi."

Ibunya terisak membaca tulisan itu, menggenggam erat buku harian itu seolah mencoba merasakan kehadiran putranya untuk terakhir kali. Ayahnya hanya diam, tatapannya kosong, seolah kehilangan kekuatan untuk berbicara.

Beberapa minggu setelah pemakaman Bible, seorang pria muda berusia 18 tahun datang ke rumah keluarganya. pria itu memperkenalkan dirinya sebagai adik Build, Bintang Namanya. Ia membawa sebuah kotak kecil yang katanya dititipkan Build sebelum meninggal.

"Sebelum kecelakaan, Kak Build sempat bilang ingin memberikan ini pada Kak Bible," katanya, menyerahkan kotak itu dengan tangan gemetar.

Ketika kotak itu dibuka, di dalamnya ada sebuah foto Bible dan Build, diambil saat mereka pertama kali pergi ke pantai bersama. Di belakang foto itu, Build menulis:

"Bible, terimakasih karena sudah membuatku merasa sangat di cintai sebesar ini. jika suatu saat nanti kita tidak lagi bersama, ingatlah bahwa hatiku selalu bersamamu."

Bintang menahan air mata, lalu berkata pelan, "Kak Build sangat mencintai Kak Bible. Saya yakin dia tidak pernah menyalahkan Kak Bible atas apa yang terjadi."

Namun pesan itu datang terlambat. Bible telah pergi, tenggelam dalam kesedihannya sendiri.

Kini, di taman tempat Bible dan Build sering menghabiskan waktu bersama, sebuah bangku didedikasikan untuk mengenang mereka. Sebuah tulisan terpahat di sana:

"Disini, dua hati pernah bertemu, mencintai, dan meski terpisah oleh waktu, Cinta mereka tetap abadi."

Saat matahari terbenam, bayang-bayang senja menghidupkan kembali kenangan mereka, seperti dua jiwa yang saling mencari dalam keabadian.

SENJA (Short Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang