10

496 93 27
                                    

Chika meletakkan dagunya di atas kedua lutut. Samar samar mendengar langkah kaki yang terkesan cepat mendekati tendanya.










"Ara-". Ucapan Chika mengudara, ketika Ara datang menciumnya tiba tiba.

Tidak hanya menempel Ara melumat bibir bawah Chika lembut. Chika dibuat terdorong kebelakang tidak siap menahan serangan Ara yang tiba tiba menciumnya.

Mata Chika terbelalak lebar, masih mencerna dengan apa yang terjadi. Kenapa Ara datang menciumnya.

Ara Sampai menahan tengkuk Chika agar tidak terlepas ketika merasakan tangan Chika yang hendak menjauh sambil mendorong dadanya. Ara bahkan memperdalam ciumannya yang menuntun kepada Chika.

Setelah beberapa menit berlalu, sepertinya Chika mulai terbawa suasana, nalurinya tergerak ingin membalas ingin mengatup bibir Ara,  tetapi Ara tiba tiba menyudahinya. Ara mundur jauh dari Chika. Wajahnya tertunduk sampai ke alas tenda.

Tersadar dengan apa yang baru saja dia perbuat, kini tidak berani sama sekali menatap Chika. Kondisi Ara sudah terlihat seperti bersujud di depan Chika. Menelungkup wajah dibawah sana.

Sementara Chika masih sangat shock sambil mengatur nafasnya. Rasa bibir Ara masih sangat terasa di bibirnya. Chika menatap Ara didepannya dengan tidak percaya. 

"M-maaf Non, maaf". Setelah ucapannya Ara keluar dari tenda dengan terburu buru. Dia malu dan tidak menyangka dengan perbuatannya baru saja.

Ara seperti orang linglung berjalan kesana kemari diluar sana tidak tahu mau kemana. Memukul beberapa kali kepalanya karena berani melakukan itu kepada Chika anak dari majikannya. Ara meninju pohon yang ada di depannya. 

Apa yang baru saja dia lakukan dan kenapa bisa melakukan itu. Sesuatu yang tidak pernah dilakukannya dan malam ini terjadi untuk yang pertama kali baginya.

Tangan Ara sampai bergetar. Bekas luka akibat terserempet motor siang tadi kini mengeluarkan darahnya kembali dari balik perban yang di bungkus oleh Chika.

Ara kembali memukul kepalanya lagi. "Bodoh bodoh bodoh, apa yang lo lakukan Araaaa. Agrhhh". Ara memaki dirinya sendiri, kenapa bisa, dan kenapa harus Chika.

Tadi, 20 menit yang lalu, ketika Chika meninggalkan Ara dengan Kevin, lagi lagi Kevin meminta maaf dan mengutarakan isi hatinya. Mengatakan jika dia serius dan akan datang kerumah Ara menjumpai Ibunya untuk melamarnya.

Ara dilema tiba tiba, tidak seperti ini sebelumnya yang dengan mudah menolak mentah mentah Kevin seperti waktu lalu.

Bingung menerima atau menolak kembali datang di waktu yang bersamaan. Ara sadar beberapa hari terakhir ini sesuatu yang tidak dia tahu pasti hinggap di dirinya. Ketika mendengar ucapan Kevin tiba tiba teringat Chika entah kenapa.

Kevin baru saja menawarkan kebahagiaan untuknya. Dimana momen yang di tunggu tunggu dan dinantikan bagi sebagian banyak perempuan. Namun Ara justru enggan sama sekali. Dia malah memikirkan hal lain, memikirkan orang lain.

Tanpa pikir panjang, saat Kevin masih berbicara, Ara pergi begitu saja meninggalkannya dan berjalan cepat menuju tempat yang dia tahu kemana langkahnya dituju.

Ara tidak berniat melakukan itu kepada Chika, tetapi entah kenapa rasa itu kian menggebu ketika langkahnya mendekati tenda dan melihat siluet di dalam tenda yang sangat dia kenali itu sapa sebelum bayangan itu menghilang.

Spontan Ara masuk melihat Chika dan langsung menciumnya tanpa dasar apa pun dan tanpa rencana sama sekali.

Chika melihat Ara keluar setelah menciumnya. Memegang bibirnya sendiri setelah tadi dicium Ara. Jantung Chika masih berdetak sangat kencang didalam sana. Tidak bisa berpikir jernih sehingga membuatnya terdiam.

Mine DRIVER (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang