Chapter 7 : Come and Kiss

196 13 1
                                    

"Her name lingers in my mind, echoing through every thought, and somehow finds its way into the quiet corners of my heart."

__________


Setelah selesai bergulat dengan pikirannya, Olivia menghela napas panjang dan membalikkan badan. Namun, langkahnya terhenti seketika saat melihat Stefano berdiri di ujung sana, menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Stef..." lirih Olivia, hampir seperti bisikan yang melarikan diri dari bibirnya.

Jantungnya berdegup kencang, sementara tubuhnya menegang. Ia berdiri di sana dengan canggung, matanya tak berani menatap langsung ke arah pria itu.

Sejak kapan pria itu ada di sana? Apa ia mendengar percakapannya di telepon tadi? Pikiran itu membuat rasa khawatir dan malu menyeruak di hatinya.

Dengan langkah mantap, Stefano berjalan mendekat ke arah Olivia, tatapan matanya tajam, menusuk langsung ke dalam jiwa gadis itu. Ada intensitas dalam cara ia bergerak, membuat Olivia tak mampu berpaling atau melangkah pergi.

Saat Stefano sudah berdiri tepat di depannya, Olivia mencoba mundur satu langkah, berusaha menciptakan jarak.

Namun, sebelum ia sempat melakukannya, tangan kekar Stefano dengan cepat menarik pinggangnya, membuat Olivia terkejut dan kehilangan keseimbangan.

Kini, tak ada lagi jarak di antara mereka. Olivia membuka mulut untuk berkata sesuatu, "Apa yang kau—" Namun kata-katanya terputus saat Stefano tiba-tiba membungkam bibirnya dengan ciuman.

Gadis itu membelalakkan matanya dan membeku di tempat. Lumatan dari bibir Stefano terasa kasar dan menuntut.

Olivia mencengkeram lengan Stefano dengan kuat, mencoba menghentikan tindakannya. Dengan sekuat tenaga, ia mendorong dada pria itu, berusaha menciptakan jarak di antara mereka.

Namun, Stefano justru semakin geram melihat perlawanan Olivia. Bukannya mundur, ia malah memperdalam ciumannya dengan lebih kasar. Kedua tangannya bergerak cepat, mencengkeram rahang gadis itu dengan tegas, memaksa Olivia untuk tetap di tempatnya.

Ada campuran amarah dan keinginan dalam tindakannya, seolah ia enggan melepaskan kendali yang baru saja diraihnya.

Awalnya Olivia tak ingin membalasnya, namun semakin lama ciuman Stefano terasa semakin nikmat.

Akhirnya gadis itu memberanikan diri membuka mulutnya, kemudian ia memejamkan matanya mencoba mengimbangi gerakan pria tersebut.

Stefano semakin mengeratkan tubuh gadis itu kepadanya. Saat Olivia membuka mulutnya dengan cepat ia melesatkan lidahnya masuk, mengabsen setiap inci mulutnya dengan permainan lidahnya yang sangat lihai.

 Saat Olivia membuka mulutnya dengan cepat ia melesatkan lidahnya masuk, mengabsen setiap inci mulutnya dengan permainan lidahnya yang sangat lihai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba tangan gadis itu bertengger di pundaknya. Sebuah senyum tipis menghiasi wajah Stefano saat ia merasa bahwa gadis itu akhirnya menikmati momen ini.

GOLDEN COLLEGE STUDENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang