"Keren sekali Naruko-chan! " Tenten berseru, bersorak kagum dan gembira melihat kemampuan teman dekat nya.Di sisi lain, Naruto melompat-lompat kegirangan, berteriak "Hebat, nee-chan! Aku tau kau pasti bisa menang ttebayo!" Sementara itu, Shikamaru yang menyaksikan dari jauh hanya menghela napas.
"Kukira dia akan menang, tapi tidak menyangka akan secepat itu...," gumam Shikamaru sambil menyilangkan tangan di dadanya. "Benar-benar merepotkan kalau harus bertarung dengannya."
Naruko, meski senyuman kecil terukir di bibirnya, tetap menjaga ketenangan. Dia mengangguk singkat ke arah Naruto yang bersorak untuknya, dan melambaikan tangannya dengan senyum pada Tenten yg telah bersorak dan mendukung nya, Sebelum berbalik menuju ruang tunggu tanpa berlama-lama di arena. Bagi Naruko, ini bukan akhir, melainkan hanya awal dari pertarungan yang lebih berat. Begitu feeling yg Naruko rasakan, ditambah..., Mata Biru melirik kearah tempat Hokage dan kazekage berada.
Di kursi penonton, Kazekage palsu—yang tak lain adalah Orochimaru yang menyamar—menyipitkan matanya, memperhatikan Naruko dengan minat yang baru muncul. 'Menarik... Gadis itu telah berkembang melampaui perkiraan. Sepertinya aku harus lebih berhati-hati,'pikirnya sambil menyembunyikan senyuman di balik topeng Kazekage.
Namun, Naruko, yang telah melatih kemampuan sensornya, bisa merasakan tatapan penuh niat buruk itu. Dalam hati, dia berbisik, 'Aku tahu kau mengawasiku, Orochimaru... Jangan kira aku tidak menyadari permainanmu.'
Sementara Naruko berjalan menjauh dari arena, dia menatap ke arah tribun Hokage, menyadari bahwa ancaman dari Orochimaru masih membayangi. Namun, kali ini, dia siap. Tidak hanya untuk melindungi dirinya sendiri, tetapi juga orang-orang yang berharga baginya.
"Aku akan melindungi semua orang... Tak peduli siapa yang harus kulawan," bisik Naruko dengan tekad yang bulat.
====
Naruko terus berjalan dengan langkah mantap menuju ruang tunggu, meninggalkan arena yang masih dipenuhi sorak-sorai penonton. Meski punggungnya lurus dan ekspresi wajahnya tetap tenang, di dalam hatinya, dia memutar kembali pertarungan yang baru saja terjadi. Evaluasi cepat dan detil dari setiap gerakan lawan, reaksi penonton, serta chakra yang ia rasakan di sekitar arena.
'Ini baru permulaan...' pikir Naruko, memfokuskan pikirannya pada pertarungan-pertarungan yang akan datang.Sesampainya di ruang tunggu, suasana cukup tegang dengan para peserta lain yang menantikan giliran mereka. Naruto segera menghampiri Naruko dengan senyum lebar, mata birunya bersinar penuh kebanggaan.
"Nee-chan, itu luar biasa ttebayo!" seru Naruto, menepuk punggung Naruko dengan keras.
Naruko hanya tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih, Naruto. Tapi jangan terlalu senang dulu. Pertarunganmu melawan Neji akan lebih sulit daripada ini," ucapnya dengan nada serius. Matanya menyipit saat mengingat betapa berbakatnya Neji Hyuga, terutama dengan kemampuan Byakugannya.
Naruto mendengus, tapi ada sedikit keraguan yang muncul di wajahnya. "Aku tau, tapi aku tidak akan mundur. Aku akan menang!" balasnya penuh semangat, mencoba menyembunyikan kecemasannya.
Di sudut ruangan, Shikamaru yang sedang bersandar pada dinding memperhatikan percakapan mereka. Dia menatap Naruko dengan pandangan lebih tajam dari biasanya.
"Kau benar-benar berubah, Naruko," gumamnya, nyaris tak terdengar.
Naruko yang memiliki sensor tajam segera menangkap kata-kata itu, tapi dia memilih untuk tidak menanggapinya. Dia menyadari bahwa perubahan pada dirinya tidak hanya fisik, tetapi juga mental. Dia sudah bersumpah untuk tidak membiarkan dirinya atau orang-orang yang dicintainya menderita.
Saat mereka berbincang, suara Genma terdengar dari arena, mengumumkan pertandingan berikutnya. "Pertandingan kedua: Naruto Uzumaki melawan Neji Hyuga. Para peserta, harap menuju ke arena!"
Naruto menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya sebelum berangkat. Dia menoleh pada Naruko dan tersenyum canggung.
Naruko menepuk bahu Naruto dengan lembut, senyum tipis menghiasi wajahnya yang biasanya serius. "Tentu saja. Tapi jangan gegabah, Naruto. Neji itu cerdas dan teknik Taijutsunya luar biasa. Tetap fokus dan jangan biarkan emosimu menguasaimu.".
Naruto mengangguk dengan sungguh-sungguh sebelum berbalik dan berlari menuju arena. Ketika pintu ruang tunggu tertutup di belakangnya, Naruko membiarkan wajahnya kembali serius. Dia tahu betapa keras kepala dan impulsifnya saudara kembarnya itu, dan melawan Neji yang ahli dalam teknik pertahanan, Naruto harus melakukan lebih dari sekadar mengandalkan semangatnya.
=====
Di tribun penonton, Sakura, Ino, dan rekan-rekan mereka menonton dengan tegang saat Naruto memasuki arena. Ino melirik ke arah Naruko yg berjalan mendekati Chouji, dia lapar dan Chouji--yg duduk di samping Ino-- membawa banyak makanan.
"Kau pikir Naruto bisa menang, Naruko?" tanya Ino.
Naruko mengalihkan pandangannya setelah mendapat satu bungkus krupuk kentang rasa keju,setelah perdebatan ringan bodoh nya dengan Chouji agar mendapat kripik yg kini berada di tangan nya. Berdiri sambil membuka bungkusan cemilan kentang, mata beriris birunya memandang ke arah adiknya dengan tatapan penuh perhatian.
Naruko tetap diam sejenak sebelum akhirnya menjawab dengan tenang, "Dia bisa menang... Jika dia menemukan caranya sendiri." Dalam hati, dia berharap Naruto telah tumbuh cukup kuat untuk mengatasi kesulitan yang akan dihadapinya.
Saat Naruto dan Neji berdiri saling berhadapan di tengah arena, atmosfir berubah tegang. Sorak-sorai penonton perlahan mereda ketika Genma mengangkat tangan, memberi isyarat dimulainya pertarungan.
"Pertandingan dimulai!"
=====
Sementara itu, di atas tribun, Orochimaru yang menyamar sebagai Kazekage menyaksikan pertarungan dengan tatapan penuh minat. Meskipun Naruko telah menang dengan mudah, perhatian Orochimaru kini teralihkan pada Naruto. 'Hmm... Anak kembar Uzumaki itu benar-benar menarik. Chakra mereka... sangat berbeda, namun sama-sama potensial,' pikirnya, menyembunyikan senyuman licik di balik topengnya.
'Bagaimana jika keduanya bisa dijadikan pion dalam rencanaku?' pikirnya sambil menyusun strategi baru. Namun, tatapan Naruko yang tajam ke arahnya sebelumnya tidak luput dari perhatiannya.
'Naruko... Kau jauh lebih sadar daripada yang kukira. Akan menarik untuk melihat seberapa jauh kau bisa berkembang,' bisik Orochimaru dalam hati, merasa sedikit terganggu sekaligus tertarik dengan potensi gadis itu.
Namun, Naruko yang merasakan tatapan tajam Orochimaru dari jauh hanya menyeringai tipis. 'Kalau kau pikir aku akan membiarkan rencanamu berjalan lancar, kau salah besar, Orochimaru,' pikirnya dalam hati.
====
Pertarungan antara Naruto dan Neji baru dimulai, dan suasana di arena berubah menjadi semakin tegang. Naruko, berdiri di tepi ruang tunggu, mengamati dengan seksama pergerakan saudara kembarnya. Dengan tatapan serius, dia memusatkan perhatian pada setiap detail, dari gerakan kaki Naruto hingga teknik pertahanan Neji.
Neji, dengan senyum dingin khasnya, tampak percaya diri. "Naruto, kau tidak akan bisa mengalahkanku. Takdir tidak berpihak padamu," ucapnya sambil mengambil posisi Hyuga yang khas, siap untuk memanfaatkan Byakugan-nya.
Naruto mengepalkan tinjunya. "Aku tidak peduli soal takdir! Aku akan membuktikan bahwa siapa pun bisa mengubah nasibnya!" teriaknya dengan semangat menyala-nyala.
Sementara itu, dari tribun penonton, Sakura menggigit bibirnya, terlihat cemas. "Naruto..." gumamnya, menaruh harapan di dalam hati bahwa sahabat masa kecilnya itu akan menemukan jalan untuk menang. Di sampingnya, Ino melipat tangan di dada, pandangannya tak lepas dari arena.
"Kau tahu, Sakura, meskipun Naruto itu keras kepala, dia punya keberanian yang luar biasa," ujar Ino. "Tapi melawan Neji... dia butuh lebih dari sekadar tekad."
=====
Oke semua gimana hadiah saya, tiga langsung saya up. Oke sampai ketemu lain kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruko Uzumaki_ Lanjutan
FanfictionLanjutan/sambungan dari fanfic Naruko Uzumaki. Karena kayaknya udah kebanyakan disana, makanya saya lanjut ceritanya disini. Chapter 108