✥══━━━━━━✥◈✥━━━━━━══✥
Di bulan ke-3, Sariel yang berada digereja sedang berkhotbah kepada para jemaat.
"Baiklah sampai disini saja, besok kita lanjutkan." Ucap Sariel.
"Terima kasih Tuan Sariel." Ucap semua para jemaat.
Sariel pun menganggukkan kepalanya, dan saat semua para jemaat keluar, Minerva datang bersama Morax.
"Wah sepertinya kita telat iya." Ucap Minerva sambil mengelus perutnya.
"Iya kita memang telat." Ucap Morax.
"Ah Minerva kau sedang hamil, kenapa kau kesini??" Tanya Sariel sambil menyentuh perutnya Minerva.
"Hihi, tidak apa-apa kak, lagi pula seorang ibu hamil harus berjalan juga untuk kesehatan dirinya dan anaknya." Ucap Minerva.
"Huh, iya sudah jika itu mau mu, tetapi tetap harus berhati-hati." Ucap Sariel.
"Iya kak, kan ada Morax juga yang menjaga ku." Ucap Minerva.
Sariel pun tersenyum, Minerva pergi ke dalam Gereja meninggalkan Sariel dan Morax berdua, saat Morax ingin menyusul Minerva, dia dicegah oleh Sariel.
"Tunggu sebentar, aku ingin bicara dengan mu." Ucap Sariel sambil memegang pundak Morax, dengan wajah yang menyeramkan.
Saat Sariel memegang pundak Morax, seluruh tubuhnya Morax terasa merinding, seperti akan ada seseorang menyerangnya.
"Me-mengapa kamu selalu mengintimidasi ku." Ucap Morax sambil ketakutan.
"Aku tidak mengintimidasi mu, aku hanya ingin memberitahu." Ucap Sariel.
"Kau ingin memberitahu apa??" Tanya Morax.
"Hihi, jaga Minerva dengan baik iya Morax, aku telah memberikan semua kepercayaanku kepadamu." Ucap Sariel.
"Hmh, tentu aku akan menjaga Minerva dengan baik." Ucap Morax.
"Dan juga terima kasih kamu mau mempercayai iblis sepertiku." Ucap Morax.
"Iya sebenarnya mudah saja untuk mempercayai orang lain, jika kita tahu tindakannya membuahkan kebaikan." Ucap Sariel.
"Hmmm, begitu iya, berarti aku telah melakukan tindakan kebaikan??" Tanya Morax.
"Iya Morax, dengan kau menjaga Minerva dan selalu membahagiakannya, itu sudah tindakan baik." Ucap Sariel sambil memegang pundak Morax.
Morax pun terseyum sebaliknya dengan Sariel, dia juga tersenyum, disaat mereka ingin menyusul Minerva di dalam Gereja, datanglah Azrael dan Zacharael.
"Hai Tuan Sariel dan Tuan Morax." Ucap Azrael sambil tersenyum.
"Hm, mereka datang lagi Sariel." Ucap Morax.
"Iya, kamu benar Morax." Ucap Sariel.
"Jadi..."
"Kalian datang untuk menjemput ku lagi??" Tanya Sariel."Tuan Sariel, kedatangan kami kemarin adalah kesempatan terakhir mu, memang nanti masih ada Tuan Michael dan Tuan Cassiel, tapi mereka akan datang untuk memberikan surat peringatan untuk mu." Ucap Azrael.
"Hmmm, pengancaman iya, aku tidak akan takut, aku lebih takut kehilangan kewarasan ku saja sebagai seorang Malaikat." Ucap Sariel.
"Kami tidak mengancam, tapi 'Sang Ayah' yang mengancam, kami hanya bisa menuruti perintahnya saja, kami juga takut untuk menentang perintahnya." Ucap Zacharael.
"Maaf aku ikut campur tapi..."
"Apakah kalian tidak melaporkan tindakan 'Sang Ayah' kepada atasan tertinggi??" Tanya Morax.Mereka berdua pun terdiam.
"Kenapa?? Selain dia yang berkuasa di Surga, tetapikan masih ada atasan yang lebih tinggi lagi." Ucap Morax.
"Kami sudah melaporkannya, tetapi belum juga ada tindakan dari Atasan, kami terjebak di siklus penderitaan ini." Ucap Azrael.
"Hmm, mungkin ada hambatan, tapi apakah benar ini peringatan terakhir bagi Sariel?? Tapi nanti datang lagi untuk surat peringatan??" Tanya Morax.
"Iya betul sekali Tuan Morax." Ucap Azrael.
"Hmmm, gimana Tuan Sariel??" Tanya Morax.
"Aku tetap disini, selamanya, untuk keluarga ku dan orang-orang di dunia ini." Ucap Sariel dengan lantang.
"Hmh, sudah kami duga kau akan mengatakan itu Tuan Sariel, kami sudah selesai untuk meminta mu kembali ke Surga, dan jawabanmu pasti akan sama lagi, baiklah terima kasih Tuan Sariel." Ucap Azrael.
"Kami pergi, sehat-sehat Tuan Sariel, Tuan Morax..." Ucap Azrael terpotong karena melihat seseorang.
"Dan juga Nona Minerva, jaga kandungan mu dengan baik." Ucap Azrael yang melihat ke arah Minerva.
Minerva hanya menganggukkan kepalanya, Sariel dan Morax pun berbalik badan, dia melihat Minerva di balik pintu, dengan raut wajah yang agak sedih.
*Wusshh...*
Suara hembusan angin dari kibasan sayapnya Azrael dan Zacharael.Minerva pun mendekati Sariel dan Morax.
"Kak, ini udah peringatan yang ke-dua, kakak benar-benar akan mendapatkan masalah." Ucap Minerva.
"Tidak Minerva udah peringatan ke-tiga, yang pertama dia didatangi Tuan Raphael dan Tuan Uriel." Ucap Morax.
"HAH!!! kak, lebih baik kakak pulang." Ucap Minerva.
"Tidak Minerva, kakak akan tetap disini bersamamu, kakak engga akan meninggalkanmu lagi sendirian, kakak sayang sama kamu." Ucap Sariel sambil memeluk Minerva.
"Kakak." Ucap Minerva yang memeluk kembali Sariel.
"Iya sudah ayo kita pulang, dan aku akan menyiapkan makanan untuk kita." Ucap Morax.
Mereka pun pergi dari gereja dan pergi ke rumah Minerva untuk makan bersama.
✥══━━━━━━✥◈✥━━━━━━══✥
Part 38 The End
KAMU SEDANG MEMBACA
The Agony of the Angel Minerva
FantasyOriginal Story Reincarnation of Sins and Virtues ⊱─━━━━━━━─⊰•❈•⊱─━━━━━━━─⊰ Story 1 The Agony of the Angel Minerva ⊱─━━━━━━━─⊰•❈•⊱─━━━━━━━─⊰ "Kisah ini menceritakan seorang malaikat yang tidak diterima keberadaannya di surga oleh 'Sang Ayah', dia pun...