Excel dan Ken tengah berjalan di tengah Hutan. Tentu pakaian mereka telah berubah menjadi pakaian kasual.
"Ken, cariin gue cewek, dong!" Celetuk Excel tiba-tiba membuat Ken mendelik terkejut.
"Tiba-tiba?" Heran Ken terkejut.
"Iya! Gue penasaran, gimana rasanya jatuh cinta itu?" Lanjut Excel yang seketika membuat Ken termenung juga.
"Tapi, kata Kirana. Sebenarnya Galang itu mencintai Nayla. Apa gue aja ya, yang deketin Thea? Abisnya, Thea cantik banget, sih! Udah cantik, baik lagi!" Lanjut Excel tanpa sadar mengkhayal tentang Thea lagi, membuat Ken terbelalak.
"Eh, lo kalo ngomong sembarangan amat! Urusannya sama Galang, loh!" Ken memperingati. Bagaimana pun juga, ia tak mau mencari masalah.
"Tapi kata Kirana, Galang itu mencintai Nayla. Berarti Galang sama Thea itu cuma deket doang. Gak lebih! Daripada Thea dianggurin, mending buat gue. Lagian, yang punya hubungan sama Thea itu Ilalang. Walaupun Galang adalah reinkarnasinya Ilalang, tetep aja Galang dan Ilalang itu berbeda." Ucap Excel yang malah yakin pada ucapannya.
Excel hanya merasa, Galang beruntung sekali mendapatkan perhatian dari Thea. Ia jadi ingin merasakannya juga. Seandainya dari Thea sekalipun, Excel tidak apa-apa.
Ken melongo. Setelah itu ia angkat tangan, "Terserah lo, deh! Gue gak mau ikut campur. Capek gue, ngasih tau lo."
Excel hanya mendengus kesal. Dasar saudara yang tidak berperisaudaraan.
Merasa tak ada lagi yang dibicarakan oleh mereka, Excel melirik sekitar. Mengintai sekitar guna memastikan tak ada yang mendengar pembicaraan mereka tadi. Namun senyumnya seketika sumringah, walaupun terlihat kaku. Secara, ia melihat sekuntum mawar yang mekar diantara banyaknya bunga yang lain. Excel pun lekas menghampirinya.
Ken yang melihat Excel pergi tiba-tiba mengernyit bingung. Mau kemana anak itu?
"Excel?"
Merasa tak diubris, Ken mengikutinya.
Sementara Excel, ia memandang takjub pada mawar itu. Ia pun lekas mengambilnya. Lagi-lagi Ken mengernyit bingung melihat tingkah Excel ini.
"Di dalam buku analogi serigala, katakanlah dengan bunga." Ucap Excel sok puitis.
Ken mendengus kesal, "Heh, Excel! Setau gue, katakan dengan bunga itu bukan dari buku analogi serigala, deh! Itu kutipan dari sebuah novel."
"Biarin aja, sih!" Delik Excel sinis. Ia pun lekas mengambil bunga itu.
"Emang lo mau ngapain sih, sama bunga itu?" Tanya Ken penasaran.
"Gue mau–" Ucap Excel terpotong karna mendengar sebuah langkah kaki. Lantas Excel lekas menarik Ken untuk bersembunyi dibalik pepohonan lebat yang ada disebelahnya.
Tak lama kemudian, datanglah Galang dan Thea yang masih mengenakan seragamnya. Ya, sejak tadi mereka belum pulang. Keduanya saling berpegangan tangan bak orang yang kasmaran. Tak lupa tangan sebelahnya Thea yang terus memegangi almamater milik Galang agar tidak terjatuh dari kepalanya. Kalau itu terjatuh, bisa-bisa ia terbakar sinar matahari lagi.
"Ngomong-ngomong, lo kan pake seragam. Kenapa lo gak nemuin gue pas di Sekolah aja? Padahal gue masih mikirin, loh!" Cemberut Thea saat menyadari Galang tadi bersekolah. Kalau tau ada di Sekolah, setidaknya Thea menjadi lebih tenang dan fokus akan mata pelajarannya.
"Gue nyariin lo. Tapi lo nya gak muncul-muncul." Ucap Galang menjelaskan.
Melihat Thea masih cemberut, Galang terkekeh, "Ya udah! Terus, sekarang mimi maunya apa supaya gak ngambek lagi? Eh, kok mimi, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)
FanfictionGanteng Ganteng Serigala Fanfiction (My Version) Ketika makhluk Immortal hidup berdampingan dengan manusia. Galang dan Nayla adalah dua orang sahabat yang merupakan manusia biasa. Keduanya dekat bahkan saling membutuhkan. Namun, semuanya berubah ke...