48Hogwarts Crew melanjutkan perjalanan mereka, kini lebih waspada setelah pertemuan dengan Oline. Kabut semakin tebal, dan suasana di dalam Hutan Karunji terasa semakin menekan. Mereka tahu, tujuan mereka semakin dekat, tetapi begitu banyak teka-teki yang masih mengganggu pikiran mereka.
Marsha: (menatap ke depan, sambil memegang tongkatnya) "Kenapa perasaan aku nggak enak, ya? Sepertinya ada yang aneh di sini."
Grace: (melangkah di samping Marsha, mengamati sekitar) "Aku juga merasa begitu. Oline... dia bukan lawan sembarangan. Tapi ada sesuatu yang lebih besar dari itu di sini."
Christy: (mempercepat langkahnya, tetap fokus) "Kita harus terus maju. Calista pasti sedang menunggu kita di tempat yang lebih jauh."
Hillary: (menurunkan suara, dengan hati-hati) "Oline bilang kita harus berhati-hati dengan kristal biru. Apa maksudnya?"
Grace: (memikirkan kata-kata Oline) "Mungkin kristal biru memang lebih berbahaya dari yang kita kira. Tapi itu satu-satunya petunjuk yang kita punya."
Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari kejauhan. Tanah mulai bergetar, dan mereka semua menoleh ke belakang, melihat sebuah sosok besar bergerak maju dengan kecepatan luar biasa. Sosok itu muncul dari balik kabut, sepertinya makhluk besar yang memiliki aura gelap yang sangat kuat.
Makhluk Raksasa: (dengan suara menggelegar) "Tidak ada yang bisa melewati Hutan Karunji tanpa membayar harga yang sesuai."
Christy: (memegang pedangnya dengan erat) "Apa lagi ini? Kami tidak punya waktu untuk bermain-main!"
Makhluk Raksasa: (tertawa keras) "Kalian mungkin bisa mengalahkan penjaga sebelumnya, tapi aku adalah ujian terakhir. Aku bukan sekadar penjaga, aku adalah penjaga takdir."
Hillary: (menyadari bahaya yang semakin dekat) "Jadi, kamu akan menghalangi kami untuk melanjutkan perjalanan?"
Makhluk Raksasa: (dengan nada penuh tantangan) "Betul. Kalian akan tahu apa artinya takdir... dalam pertarungan ini."
Makhluk itu meluncurkan serangan besar, dengan gelombang energi yang menghancurkan segala sesuatu yang ada di jalurnya. Marsha dengan cepat mengangkat tongkatnya, menciptakan perisai besar yang menahan sebagian serangan itu, namun dampak dari serangan itu sangat kuat.
Marsha: (berteriak sambil mempertahankan perisai) "Gila! Ini lebih kuat dari yang kita kira!"
Grace: (menggunakan kekuatan energi untuk melancarkan serangan jarak jauh) "Kita harus menyerang bersama-sama!"
Christy: (melompat ke atas, mengayunkan pedangnya) "Mari kita buktikan kalau kita bisa mengalahkan makhluk ini!"
Pertempuran sengit pun dimulai. Makhluk raksasa itu meluncurkan serangan-serangan energi dengan sangat cepat, membuat tanah di sekeliling mereka terbelah. Marsha, Grace, dan Christy bekerja sama dengan luar biasa, sementara Hillary berfokus pada penyembuhan dan memberikan perlindungan.
Oline: (terlihat muncul di sisi lain, menyaksikan pertarungan) "Kalian takkan menang hanya dengan kekuatan semata. Kalian harus menghadapi takdir kalian."
Makhluk Raksasa: (setengah tersenyum, dengan kekuatan yang semakin besar) "Takdir bukan tentang menang atau kalah... tapi tentang memilih. Pilihlah dengan bijak."
Serangan makin menggila, dan mereka mulai kelelahan. Tetapi Grace tiba-tiba mendapatkan ide.
Grace: (dengan suara yakin) "Marsha, buat ilusi, dan biarkan aku melancarkan serangan terbesar yang pernah ada!"
Marsha: (mengangguk) "Baiklah, siap!"
Marsha mengangkat tongkatnya, menciptakan ilusi yang membingungkan makhluk raksasa itu, sementara Grace mengumpulkan seluruh energi yang ada, menciptakan bola energi yang sangat besar di tangan kirinya.
Christy: (berteriak) "Sekarang!"
Dengan kerjasama yang sempurna, Grace melemparkan bola energi besar itu tepat ke titik lemah makhluk raksasa, yang sebelumnya terlambat menyadari ilusi yang diciptakan Marsha. Ledakan besar mengguncang seluruh hutan, membuat makhluk itu terhuyung mundur dan akhirnya jatuh ke tanah dengan suara keras.
Makhluk Raksasa: (dengan suara lemah) "Kalian... kalian berhasil."
Makhluk itu mulai menghilang perlahan, meninggalkan sisa-sisa energinya yang mengalir ke dalam tanah, dan hutan yang sebelumnya mencekam, kini mulai terasa lebih tenang.
Grace: (memandang ke arah makhluk yang hilang) "Itu... sangat mengerikan."
Christy: (menghela napas, lelah) "Tapi kita berhasil. Setiap ujian semakin berat, tapi kita bisa menghadapinya."
Marsha: (tersenyum, meskipun lelah) "Memang, seru juga. Tapi aku rasa kita hampir sampai, kan?"
Hillary: (melihat ke depan, merasakan sesuatu yang besar) "Kita sudah hampir sampai. Namun, takdir yang mereka maksud mungkin akan muncul lebih dekat."
Mereka melanjutkan perjalanan, kini lebih dekat dengan tujuan mereka. Namun, apa yang mereka temui selanjutnya, dan bagaimana takdir mereka akan terungkap, masih menjadi misteri besar yang menanti mereka di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Hour
FantasiThe Magic Hour adalah kisah fantasi tentang Angelina Christy, seorang gadis dengan potensi sihir besar, yang menjelajahi dunia magis penuh misteri dan bahaya. Bersama teman-temannya, ia menghadapi ujian berat, mengungkap rahasia besar, dan melawan k...