"Apa yang terjadi?" Tanya Hendry.
"Tentang apa yang mulia?" Pelayan Hendry sedikit bingung dengan pertanyaan Hendry.
Hendry menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya.
"Sebelumnya kami terus berdebat tapi akhir-akhir ini Riel tidak melawan ku.. dia berubah sangat cepat" ujar Hendry."Saya pun tidak mengerti paduka tapi bukankah itu hal yang bagus kalau yang mulia Riel mulai bisa mengendalikan dirinya"
Hendry mengangguk.
"Ya, itu hal yang bagus"Tiba-tiba pintu ruangan Hendry di ketok dari luar.
"Ya, masuk" ujar Hendry.Perlahan pintu terbuka menampilkan Riel yang saat ini mengenakan pakaian renda tipis yang menampilkan bahu Riel.
"Yang mulia Riel..." Hendry langsung berdiri saat melihat apa yang Riel pakai, dia terlihat sangat cantik.
Hendry mendekat, dia menyentuh kedua lengan Riel.
" ..apa yang membawa mu kemari?" Tanya Hendry, dia tidak bisa melepas tatapan matanya dari Riel, dia terpesona pada laki-laki muda ini.Riel tersenyum, dia menatap Hendry.
"Apakah Anda sibuk? Aku berniat mengajak Anda minum teh" ujar Riel.Hendry langsung merangkul pinggang Riel.
"Aku tidak sibuk, mari pergi"Keduanya benar-benar menikmati waktu minum teh sembari membicarakan beberapa hal yang sebenarnya tidak begitu penting tapi entah kenapa Hendry menyukai waktu seperti ini bersama Riel.
Hari berganti hari, perasaan itu semakin tumbuh karena Riel memperlihatkan wajah bahagia saat bersama Hendry. Hendry tau dia harusnya memberitahu Riel kalau dia mencintai permaisurinya ini dan meminta maaf atas semua yang sudah dia lakukan pada Riel dan fakta sebenarnya yang tidak Riel ketahui adalah Hendry tidak membuang pohon apel itu.
Hendry memindahkan pohon itu ke mansionnya untuk di rawat agar pohon itu bisa tumbuh subur dan dapat berbuah karena itu satu-satunya yang Tirta tinggalkan untuk Riel, Hendry berencana membuat kejutan untuk Riel agar Riel bisa kembali bahagia tapi sepertinya tanpa kejutan pohon pun Riel sudah terlihat bahagia bersama Hendry.
Saat Hendry dalam perjalanan pulang dari tugas luar istana, dia melihat liontin bermata hijau jambrut seperti mata Riel.
"Tolong.. berhenti sebentar" kereta Hendry berhenti di depan toko penjual perhiasan, pemilik toko terlihat senang di kunjungi oleh Hendry, Hendry meminta liontin itu di bungkus sebagai hadiah darinya untuk permaisurinya Riel.
"Sangat indah yang mulia" ujar pelayan Hendry, Hendry tersenyum.
"Ya.. sangat cantik dan indah" Saat melihat liontin itu, dia membayangkan wajah Riel.Hendry kembali ke istana, sepanjang jalan dia sudah membayangkan betapa senangnya Riel saat dia membawa liontin cantik ini, Hendry juga sudah menyiapkan kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya.
Kereta Hendry tiba di istana, dia keluar dari kereta bersama pelayannya.
"Dimana Riel?" Tanya Hendry kepada pelayan Riel yang kebetulan lewat.
"Yang mulia Riel baru saja masuk ke kamar, beliau mengatakan kalau kepalanya sedikit pusing"
"Ah, baik.. aku akan melihatnya" Hendry sedikit khawatir dengan kesehatan Riel, kakinya melangkah menuju kamar bersama pelayan pribadinya ini.
Sebelum masuk, Hendry lebih dulu mengetok pintu.
"Riel, ini aku.. aku sudah pulang" ujar Hendry tapi tidak ada jawaban."Apa yang mulia Riel tidak ingin diganggu? Bukankah beliau merasa tidak sehat kata pelayannya tadi?" Tanya pelayan Hendry.
Hendry yang merasa khawatir tidak memperdulikan itu, dia langsung masuk ke dalam kamarnya dan Riel tapi baru saja Hendry membuka pintu, pemandangan yang tidak ingin dia lihat ada didepan matanya.
Pelayan Hendry sangat terkejut begitu pula dengan Hendry.
"Rieeell!!" Hendry langsung berlari masuk ke dalam kamar, dia menyaksikan sendiri Riel tergantung tak bernyawa di kamar itu.
Kepanikan langsung terjadi di istana, ketiga pelayan Riel menangis histeris saat melihat Riel sudah tidak bernyawa. Hendry juga hanya bisa diam saat melihat tubuh Riel di turunkan oleh para prajurit.
'Kenapa? Apa yang terjadi?' Hendry terlihat kebingungan, beberapa hari ini kehidupan mereka berjalan dengan baik tapi kenapa Riel tiba-tiba mengakhiri hidupnya seperti ini.
.
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Under the apple tree (Mpreg 18+)
RomanceHendry Barthtown adalah pangeran kedua dari garis keturunan Barthtown yang sekarang memimpin kerajaan Raedgus, Hendry menjabat sebagai Adipati dari daerah Selatan kerajaan Raedgus tapi suatu hari dia dipanggil ke istana oleh kakaknya yang sekarang n...