Medan pertempuran di hutan Karunji terasa semakin sengit, dan aku sudah kelelahan. Flora dari Gryffindor Crews berdiri di hadapanku dengan senyuman sinis. Sihir alam yang dia kendalikan begitu kuat, hampir membuatku kewalahan. Aku sudah melakukan segala cara untuk melawan, tapi Flora selalu berhasil menghindar dan membalas setiap seranganku.
Flora: "Kau benar-benar berpikir bisa mengalahkanku? Alam akan selalu menguasai segala hal."
Aku menggenggam tongkatku lebih erat. "Aku tidak akan menyerah, Flora. Bahkan alam pun punya celah."
Flora memutar tangannya dan memanggil hujan deras yang seakan tidak pernah berhenti. Tanah di sekitar kami bergetar, dan semak-semak seolah hidup, bergerak untuk menjatuhkan dan memenjarakan. Aku menghindar dengan cepat, memanfaatkan kelincahan dan sihirku untuk bertahan.
Namun, aku tahu aku sudah semakin lelah. Flora tampaknya tahu kelemahanku dan semakin mendekat.
Flora: "Lihat, Marsha. Aku sudah menguasai segalanya. Kau takkan menang!"
Aku menggigit bibir, bertahan dengan seluruh kekuatan yang tersisa. Aku tidak bisa kalah di sini. Ini bukan hanya untukku, tetapi juga untuk teman-temanku yang sudah bergantung padaku.
Tiba-tiba, aku merasakan aliran kekuatan baru dalam diriku. Energi sihir yang datang entah dari mana, mengalir deras seperti api yang membara. Aku bisa merasakannya. Ini adalah kesempatan terakhirku.
Marsha: "Tidak ada yang bisa mengalahkanku sekarang!"
Aku melepaskan ledakan energi yang lebih besar, membakar tanah di sekitarku. Petir dan api bersatu dalam satu serangan dahsyat, menghancurkan tanaman-tanaman yang Flora kendalikan. Flora terhuyung, hampir jatuh, namun masih berusaha bangkit.
Flora: "Apa ini...?! Tidak mungkin!"
Aku mengerahkan seluruh kekuatan yang kupunya, mengunci Flora dalam lingkaran api yang membara. Hutan di sekitar kami dipenuhi asap, dan Flora tampaknya tidak bisa melarikan diri.
Dengan tubuh yang lelah, aku berdiri di tengah medan pertempuran, berusaha mengatur napasku. Flora mengangkat tangannya, seakan pasrah.
Flora: "Kau menang, Marsha... Aku... kalah..."
Aku mengikat Flora dengan sihir pengikat, memastikan dia tidak bisa bergerak. Dia tidak melawan lagi, dan aku merasa lega meskipun lelah. Perang ini akhirnya selesai.
Kedatangan Hillary, Oline, Grace, dan Erine
Aku menurunkan sihir pengikat dan melihat ke sekitar. Tiba-tiba, aku mendengar suara langkah kaki. Dari balik pepohonan, muncullah Hillary, Grace, Oline, dan seorang wanita yang baru pertama kali kulihat—Erine.
Aku mengernyit. "Erine...?"
Aku mengenali Erine dari kemampuannya. Dia adalah anggota Gryffindor Crews yang sangat kuat, dan selalu menjadi salah satu ancaman terbesar. Namun, dia sekarang ada di sini, berdiri bersama mereka. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Marsha: "Erine? Apa yang sedang terjadi? Kenapa kamu di sini?"
Erine menatapku dengan tenang. "Aku tidak bermaksud melawanmu, Marsha. Aku hanya ingin melindungi Oline."
Aku terkejut. Oline? Aku melihat Oline berdiri di samping mereka, dan dia tampak lebih tenang dari sebelumnya.
Marsha: "Oline... Kamu... bersama mereka sekarang?"
Oline mengangguk, wajahnya serius. "Ya, Marsha. Aku tahu ini mungkin sulit dipahami, tapi aku sudah membuat keputusan. Aku bergabung dengan mereka. Kita harus melawan Callista."
Aku masih bingung, tapi aku mencoba mengerti. "Tapi, Oline... kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya?"
Oline: "Aku tidak tahu bagaimana caranya. Aku tahu ini mengejutkan, tapi aku harus bergabung dengan mereka untuk melawan Callista."
Aku mengangguk pelan, mencoba memahami situasinya. Tapi satu hal yang membuatku semakin bingung adalah Erine. Mengapa dia tiba-tiba ada di sini?
Marsha: "Erine, kamu tahu kalau kami sebelumnya selalu berhadapan, kan? Apa yang sebenarnya terjadi?"
Erine terdiam sejenak sebelum menjawab. "Aku... aku sebenarnya sahabat Oline dari kerajaan yang dulu. Ketika kerajaan kami dihancurkan oleh Callista, aku bergabung dengan Gryffindor Crews untuk melindunginya."
Aku terkejut mendengar pengakuan Erine. "Kamu... sahabat Oline?"
Erine mengangguk pelan. "Ya, tapi dulu aku tidak bisa melindunginya. Setelah semuanya hancur, aku berusaha mencari cara untuk tetap menjaga dia."
Aku merasa semakin bingung, tapi satu hal yang pasti: Erine dan Oline sekarang ada di sini, bersama kami.
Marsha: "Tapi... kamu berdua... bersama kami sekarang? Ini semua masih terasa asing."
Hillary, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Kami semua berada di pihak yang sama sekarang, Marsha. Kami tidak punya banyak waktu. Callista dan Christy sudah berhadapan, dan kita harus cepat bertindak."
Aku menatap mereka semua. "Oke. Kita tidak bisa membuang waktu. Kita harus ke sana secepatnya. Callista dan Christy masih bertarung, dan kita harus siap menghadapi apa pun yang terjadi."
Aku berbalik dan melangkah cepat, diikuti oleh Hillary, Grace, Oline, dan Erine. Kami mungkin datang dari latar belakang yang berbeda, tapi sekarang kami satu tujuan: mengalahkan Callista dan melindungi dunia dari kehancuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Hour
FantasíaThe Magic Hour adalah kisah fantasi tentang Angelina Christy, seorang gadis dengan potensi sihir besar, yang menjelajahi dunia magis penuh misteri dan bahaya. Bersama teman-temannya, ia menghadapi ujian berat, mengungkap rahasia besar, dan melawan k...