Tabib memeriksa tubuh Riel atas perintah Hendry, Hendry takut kejadian ini ulah dari orang-orang yang tidak menyukai Hendry.
Akan tetapi fakta mengejutkan tabib temukan saat tengah memeriksa Riel, tabib segera berlari menuju ruang kerja Hendry.
"Paduka! Paduka raja!"
"Ada apa? Apa kau menemukan sesuatu?" Tanya Hendry.
Tabib meremas kedua tangannya, dia sedikit ragu mengatakan hal ini tapi mau tidak mau dia harus memberitahu hal penting ini pada Hendry.
"Katakan.. apa yang Anda temukan?" Hendry berjalan mendekati tabib.
Tabib mendongakkan kepalanya menatap Hendry.
"Ya-yang mulia Riel.. beliau, sepertinya.. beliau.. " suara tabib bergetar."Apa?! Katakan dengan jelas!" Hendry meremas kedua lengan tabib.
" ..yang mulia Riel hamil"
Deg!
Tubuh Hendry tiba-tiba terasa lemah, dia hampir jatuh saat mendengar hal ini. Pelayan pribadinya dan tabib segera menahan tubuh Hendry, kepala Hendry terasa berputar-putar.
"Bawa yang mulia ke kamarnya! Cepat!" Mereka berdua bersama pelayan lain segera membopong Hendry ke dalam kamar.
Mereka membaringkan tubuh Hendry di atas kasur, Hendry menutup matanya dengan pergelangan tangan.
"Kepala ku.. kepala ku berputar" ujar Hendry.
Tabib dan pelayan pribadi Hendry saling bertukar tatapan, tabib meminta agar pelayan Hendry tetap berada disisi raja muda ini sementara yang lain keluar dari kamar meninggal mereka berdua.
"Katakan Eso.. Riel masih ada didekat ku kan?" Tanya Hendry.
Pelayan Hendry menundukkan kepalanya.
"Maafkan saya paduka" ujarnya, Hendry mengepalkan tangannya lalu menampar kasur dengan emosi yang tertahan.Air mata Hendry keluar membasahi wajahnya, dia tidak bisa berhenti menangis terlebih Hendry tidak tahu kalau Riel tengah mengandung anaknya.
Penyesalan terbesar Hendry, dia tidak memperlakukan Riel dengan baik. Dia lambat menyadari perasaannya untuk Riel, dia merasa cemburu karena Riel selalu memikirkan kakaknya dan melampiaskan rasa cemburu itu dengan menyakiti Riel.
Hendry bahkan tidak berkomunikasi dengan baik tentang hubungan mereka, sebelum memilih mengakhiri hidupnya, Riel lah yang lebih dulu mencoba menahan diri agar Hendry tidak marah lagi padanya.
Riel berjuang seorang diri, keegoisan Hendry membuat laki-laki muda itu depresi terlebih dia sudah kehilangan belahan jiwanya yaitu Tirta yang sejak awal sudah menjaga Riel.
Saat Hendry menyesali sikapnya, semua itu sudah terlambat. Sejak awal harusnya Hendry bisa mengayomi Riel terlebih Riel belum sepenuhnya dewasa saat Tirta pergi dan terpaksa berganti menjadi permaisuri Hendry.
Walaupun seribu kata maaf tak akan bisa membawa Riel kembali, dia memilih pergi dari pada menderita lebih lama lagi dengan segala kepalsuan yang harus dia lakukan agar Hendry tidak marah lagi padanya.
Hendry baru menyadari semua itu saat perasaannya semakin dalam pada Riel.
.
.
Pemakaman Riel disambut dengan isak tangis sama seperti pemakaman Tirta, untuk menghargai perasaan Riel, Hendry mengikhlaskan kalau Riel di makamkan di sebelah makam kakaknya.Semua terasa hampa, Hendry bahkan tidak keluar dari kamar seharian. Pada pelayan merasa khawatir karena pondasi negeri ini ada pada Hendry.
Eso, pelayan pribadi Hendry sudah berusaha membujuk Hendry agar kembali menjalani hidup tapi sepertinya tidak berhasil.
Semua yang datang padanya tak dia hiraukan, hingga suatu hari Hendry menemukan surat di baju Riel yang masih tergantung rapi di dalam lemari.
Hendry duduk di dekat jendela membaca surat itu.
"Yang mulia Hendry, semua ini pasti mengejutkan untuk Anda karena Anda harus mengurusi ku dan menjadi raja negeri ini.. "
Mata Hendry berkaca-kaca.
" ..aku tau pundak mu pasti semakin berat setelah aku marah mengenai pohon apel itu tapi semua akan baik-baik saja, ku harap Anda menjalani hari dengan baik.. doa ku agar Anda sehat selalu yang mulia, maaf sudah membuat Anda menanggung beban seberat ini.
Salam ku - Riel"Sepertinya Riel menulis surat ini setelah Hendry menyetubuhinya dari malam hingga pagi waktu itu, sejak hari itulah Riel berubah jadi lebih tenang.
Sekarang Hendry paham, kenapa Riel berubah jadi baik beberapa hari lalu itu semua untuk menutupi rencana yang sudah dia buat untuk meninggalkan Hendry.
Hendry meremas surat tadi lalu mulai menangis.
"Itu kejam Riel.. kamu membuat kenangan manis dan meninggalkan ku dengan perasaan bersalah seperti ini".
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Under the apple tree (Mpreg 18+)
RomanceHendry Barthtown adalah pangeran kedua dari garis keturunan Barthtown yang sekarang memimpin kerajaan Raedgus, Hendry menjabat sebagai Adipati dari daerah Selatan kerajaan Raedgus tapi suatu hari dia dipanggil ke istana oleh kakaknya yang sekarang n...