Oh Manohara, Those Innocent Eyes...

73 11 0
                                    

"Penculik? Tidak, Prativindhya, aku yang lari bersamanya."

"Kau lari bersamanya?" Abhimanyu bertanya dengan bingung.

Vahini mengangguk dengan tegas, meraih tangan Lakshya. "Jangan sakiti dia. Aku yang membawanya lari. Aku juga yang membawanya melompat dari tebing itu. Aku sendiri adalah alasan mengapa aku di sini bersamanya dan dia terjebak bersamaku."

"Tapi kenapa kau melakukan itu, kakak?" Strutasena bertanya. "Kau seharusnya menunggu kami, atau langsung saja kembali ke istana. Kami sangat mengkhawatirkan mu! Kakek hampir mengerahkan seluruh pasukan hanya untuk mencarimu."

"Dia benar, Vahini. Ditambah lagi, ada pengkhianat dari Hrithia yang dicari oleh raja baru mereka. Katanya ia membunuh raja yang lama." Prativindhya berkata sambil melirik Lakshya dengan curiga.

"Pengkhianat? Oh, jadi karena itulah banyak penjaga kemarin! Aku melihat mereka mendekat, jadi aku lari dan bertemu dengannya." Vahini menepuk pundak Lakshya. "Ia hampir melompat ke jurang, jadi sekalian saja aku menariknya. Untung saja, di sana ada sungai."

"Benarkan, Rama?" Vahini mengeratkan genggamannya pada tangan Lakshya.

"Ehh, ya benar. Benar sekali."

"Apa yang kau lakukan di tepi tebing?" Abhimanyu bertanya.

Vahini menatap Lakshya, yang untungnya cukup cerdas dalam mencari alasan. "Aku dalam perjalanan ke Dwaraka, tapi aku tersesat."

"Apa tujuanmu ke Dwaraka?" Srutakarma bertanya.

"Tentu saja dia ingin bertemu paman Krishna! Apa lagi? Ya kan, Rama?"

"Benar." Lakshya tersenyum. "Salam, pangeran. Maafkan aku karena tidak menyadari bahwa ia adalah seorang putri, terutama saudari kalian." Lakshya berkata dengan polos, menyatukan tangannya sambil menatap ke tanah.

"Kau sendiri terlihat seperti pangeran, kecuali dengan bekas-bekas luka itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sendiri terlihat seperti pangeran, kecuali dengan bekas-bekas luka itu." Prativindhya berkata lagi. "Apakah kau berbohong?"

"Berbohong tentang apa, Tuan?"

"Pangeran mahkota Hrithia menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pangeran mahkota Hrithia menghilang. Kau memiliki ciri-ciri yang sama dengan pangeran itu." Prativindhya mendekat dan mengangkat dagu Lakshya hingga tatapan mereka bertemu. "Katakan, siapa kau sebenarnya?"

When We Met: Oh Maahi, Oh Jaani.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang