WE CAN'T {11}

14 4 0
                                    




즐거운 독서




Hari pertama semester kedua sudah dimulai, anak kelas XII pun semakin mendekati hari sibuk mereka untuk segera memilih perguruan tinggi yang hendak mereka tuju.


Namun Althan tak peduli, lagi-lagi tak peduli pada hal besar yang seharusnya ia pikirkan tersebut.


Lucas memang menegaskan padanya untuk belajar sungguh-sungguh agar bisa melanjutkan bisnis Lucas sendiri
atau bahkan bisnis keluarga mereka.


Lucas tak bisa memberikan pekerjaan itu pada Laut, Laut memang anak yang pintar tapi dia tak cocok dengan bisnis, Laut hanya berharap suatu saat menjadi dokter, hanya dokter profesi yang selalu diinginkan anak manis tersebut.


Kembali pada Althan yang saat ini kembali membolos, bahkan di hari pertama masuk, dia benar-benar tak memikirkan perkataan Lucas.


Tidak. Bukan Althan tak memikirkan tapi ia sungguh tak mau melanjutkan bisnis sang papa, semua orang tahu Althan bukanlah orang yang bodoh, dia sebenarnya murid yang ambis, sangat menuruni Lucas sebenarnya


Tapi semua sikapnya menutupi kemampuan itu, dia terlalu malas meladeni Lucas yang selalu menyalahkan atau bahkan menyudutkan nya, dan semua penyebab itu adalah satu orang, saudaranya sendiri.


"Lo bosan hidup ya!"
Althan yang tengah bersandar pada dinding belakang sekolah mengabaikan suara penuh intimidasi itu

Seseorang dengan jas OSIS kebanggaan miliknya menatap nyalang Althan yang hendak menyulut rokok yang berada di tangannya


Althan mendecih sinis tetap menyulut rokok miliknya tanpa mempedulikan sang ketua OSIS yang kini siap menceramahi atau bahkan menghajarnya mungkin.


Wildan sang ketua OSIS yang menduduki kelas XII itu tak menaruh rasa takut pada Althan yang memang ditakuti seluruh penjuru sekolah


Pastinya karena pengaruh kekuasaan miliknya, namun Wildan bahkan tak pernah takut pada makhluk yang ia anggap pecundang itu.


"Masa Lo bentar lagi juga abis mending sini nge rokok bareng" Althan menjulurkan rokoknya.


Wildan sudah lama menahan diri untuk tak menghajar Althan, anggota OSIS melarangnya, takut-takut Wildan bisa di turunkan jabatan saat itu juga.


Tapi mungkin sekarang Wildan tak lagi peduli, lagipula masa jabatannya tinggal beberapa Minggu, hanya menunggu kandidat calon ketua OSIS.


"Lo nggak mikirin perasaan orang tua Lo ya!" Wildan berucap tajam, entah bagaimana pemikiran anak semata wayang keluarga Gerald tersebut.


Althan menatap tajam pada Wildan
"nggak usah ikut campur masalah gue!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WE CAN'TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang