"Kumohon, cekik diriku, bunuh diriku, bakar diriku dalam pelukanmu, agar diriku dapat bertahan sedikit lebih lama lagi."Aku menghela napas lagi. Sudah ke lima kalinya. Aku menghela napas lagi.
Di sampingku, Bakugo sedang menahan diri dari kekesalan mendengar helaan napasku daritadi.
Kami sedang duduk di bangku taman U.A. Tentunya tidak sengaja, awalnya dia duduk di sini lalu aku tidak sengaja bertemu dia, jadi aku dengan sok asik duduk di sampingnya.
"Berhenti menghela napas seperti itu!" teriak Bakugo.
Aku kaget saat dia berteriak, lalu menoleh padanya, setelah itu tersenyum. "Maaf, deh. Soalnya aku bosan."
"Kenapa?" tanyanya dengan ketus.
Aku mengangguk sambil tertawa. "Bosan," jawabku.
Aku kembali menatap ke depan, lalu menghela napas lagi. Orang-orang sering heran mengapa aku bisa dekat dengan Bakugo. Tapi aku sih heran saat mereka mengatakan itu. Maksudnya, kenapa bisa? Mereka kan juga dekat dengan Bakugo, jadi kenapa mempertanyakan kenapa aku dekat dengan Bakugo?
Apakah kami terlihat begitu tidak cocok bahkan untuk berbicara barangkali lima detik?
Aku punya teman perempuan seperti Bakugo dulu, dan aku berhasil akrab dan dia sepertinya sangat nyaman denganku.
Karena itu aku menggunakan metode yang sama pada Bakugo, hasilnya Bakugo lebih kalem dan lembut, meskipun masih berteriak sekali-kali. Tapi aku masih tidak nyaman saat Bakugo berteriak, saat dia berteriak itu seolah mengingatkanku pada ayahku. Rasanya, aneh.
Tapi terkadang aku menegurnya, dia juga mencoba menguranginya meskipun sekali-kali berteriak. Tapi memang wajar kok sulit benar-benar menghilangkannya saat dia memang selalu melakukan itu. Jadi aku merasa sangat dihargai olehnya.
"Katanya aku tidak boleh keluar sekolah sendirian, jadi kalau ditemani boleh, kan?" tanyaku pada dia.
"Seharusnya," jawab Bakugo.
Aku sontak menjentikkan jariku. "Nah."
"Temani aku ke toko buku dong," pintaku.
"HAH?!"
* * *
Aku berjalan dengan senang hati. Memakai kemeja dengan motif bunga-bunga daisy kecil, dengan straight skirt bewarna krem. Lalu bendo dengan motif bunga kecil-kecil bewarna kuning. Sedangkan rambutku aku kepang satu.
"Hari ini secerah hatiku, ya," ucapku sambil berjalan dengan langkah ringan.
"Menyebalkan," gumamnya.
"Tahu tidak? Katsuki. Pakaian ini dipilihin oleh Midnight-sensei, loh! Bagus kan pilihannya, aku sangat suka."
"Ya, bagus," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALICE IN BOKU NO HERO / {BNHAxOC}
Fantasía(Jangan baca dulu, karena aku dalam proses penelitian dan analisis terhadap karakter di boku no hero.) "Apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan jiwa kedua itu?" Gadis itu mati. Gadis kecil yang bernama Ami itu mati. Ia ad...