Bab 9. Cerita Ella Untuk Freya

205 59 2
                                    

Siang itu Ella bersiap menyantap makan siangnya yang ia beli dari restoran kecil di samping minimarket. Sekotak Rice bowl hangat dengan rasa sedikit pedas. Inginnya langsung makan di tempat, tapi saat melihat Freya bermain ponsel di depan kasir sendirian, gadis itu mengurungkan niatnya.

"Tumben Kak Freya masih ada di sini. Biasanya pergi pas jam makan siang," tegurnya, sambil duduk di depan Freya dengan meja kasir sebagai meja makannya.

Freya menoleh sekilas. "Lagi enggak. Memangnya kenapa? Kamu gak mau aku ada di sini?"

"Bukan gitu, Kak Freya. Aku cuma tanya doang, bukan ngusir." Ella menyodorkan suapan makan siangnya, "Kak Freya mau? Aaaa..."

"Aku gak laper, Ella."

"Oh, yaudah" Ella mengendikan bahu, mulai menyantap makan siangnya sambil bermain ponsel.

Mereka bertahan di posisi saling diam hingga makan siang Ella sisa setengah. Ella juga sempat menyodorkan ponselnya saat menemukan video random yang menurutnya lucu. Yang dibalas Freya dengan tawanya juga.

Hingga bekal Ella sisa satu suap, gadis itu meletakan ponsel dan menatap Freya sambil mengunyah. "Kak Freya"

"Hm?" Freya mendongak, "Kenapa, Lla?"

"Aku mau ngomong penting sama Kakak"

Salah satu alis Freya terangkat, "Apa?"

"Bentar" Ella langsung menyantap suapan terakhir dan menegak air dari botol minumnya.

Sedang Freya hanya menunggu. Merasa tidak terlalu tertarik. Sebab, hal penting dari Ella, baginya hanya sesuatu yang kadang hanya membuatnya pusing sendiri.

"Kenapa? Kucing kamu ketauan ngintip tetangga kamu mandi lagi?"

Bahkan, Freya sampai hafal gurauannya.

Ella hampir terbahak, "Bukan itu, Kak! Tapi kemarin emang ada yang komplain sih, tapi bukan itu, kok."

"Lalu apa? Pentingnya bagi kamu itu bagiku termasuk hal-hal yang gak penting, Ella"

"Ini beneran penting, Kok. Percaya aku deh sama aku"

Freya menghela napas. "Yaudah, apa?"

"Kak Freya baru deket sama orang ya?"

Kenapa tiba-tiba sampai dipembahasan itu?

"Deket gimana?" tanya Freya.

"Ya deket gitu lah. Soalnya pas aku beli makan siang ini tadi, aku gak sengaja denger pelanggan di sana ngomongin sesuatu. Nah, tau gak kenapa aku ngomong ini penting?"

Freya hanya diam sebagai balasan.

"Soalnya mereka ngomongin— Auws!" Ella mengaduh pelan saat Freya memukul kepalanya pelan menggunakan ponselnya. "Kenapa Kak Freya moles kepalaku?"

"Karena kamu gak sopan. Siapa suruh nguping omongan orang lain? Itu gak sopan, Ella"

"Habisnya mereka ngomongin Kakak! Kalau gak mana ada aku nguping. Kurang kerjaan banget"

Untuk kedua kalinya Freya hampir memukul kepala Ella lagi. Namun, saat mendengar perkataan Ella barusan, dia berhenti, menatap Ella tidak mengerti. "Ngomongin aku?"

"Iya! Mereka ngomongin Kakak" sahut Ella ketus, masih mengaduh.

Freya diam. Tidak mengerti.

"Kok kamu tahu kalau mereka ngomongin aku?" Setahunya, kenalannya di lingkungan ini hanya Ella saja, tidak ada yang lain.

Lalu, bagaimana bisa ada orang yang membicarakannya sedangkan Freya tidak terlalu kenal banyak orang?

"Mereka nyebut nama Kakak" jelas Ella.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

si Cantik milik si CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang