"Semangat belajarnya!" Mike mengusap lembut rambut sang putra. Saat ini mereka sedang berada didepan gerbang sekolah dengan Mike yang juga ikut turun dari mobil.
"Daddy juga semangat kerjanya!" Balas Gamaliel dengan senyuman tulusnya membuat hati sang daddy menghangat melihat senyuman itu.
"Gama!" Rivai yang juga diantar oleh supirnya pun segera turun dari mobil dan menghampiri sang sahabat.
"Eh, selamat pagi om!" Sapa Rivai. Setelah perlakuan pria itu menjadi baik pada sahabatnya, Rivai juga ikut memperlakukannya dengan baik.
"Pagi. Saya titip Gama!" Balas Mike.
"Daddy apaan sih! Aku kan bukan anak kecil..." Sungut Gamaliel membuat kedua orang itu tertawa kecil.
"Siap om! Gama aman kalau sama saya!" Ujar Rivai.
"Daddy ke kantor dulu ya!" Gamaliel tersenyum dan mengangguk. Anak itu kemudian menyalimi tangan sang Daddy diikuti Rivai, sebelum kemudian Mike melesat pergi dari sana.
"Lo kenapa diantar supir?" Tanya Gamaliel. Walaupun dengan keluarga atau didepan para orang tua mereka kedua anak itu menggunakan bahasa sopan, namun jika hanya sedang berdua saja mereka memakai bahasa akrab.
Hal ini sudah disepakati oleh keduanya setelah beberapa saat yang lalu keluarga mereka bertemu kembali disebuah restoran dan mendengar mereka berbicara menggunakan bahasa akrab, dan ditegur agar berbicara dengan bahasa yang sopan.
"Gue ketahuan balap mobil semalam, semua fasilitas gue disita! Mobil, motor, kartu kredit, hp, laptop, sampe ruang PS gue dikunci!" Adu Rivai dengan wajah cemberutnya. Untung saja untuk ke sekolah papa nya dengan baik hati masih mengizinkan dirinya untuk diantar supir.
"Kok bisa ketahuan?" Tanya Gamaliel, biasanya Rivai tidak pernah ketahuan.
"Semalem gue lupa kalo bokap masih lembur dikantor. Pas dia pulang, dia udah tentu sadar dong kalo mobil sport gue nggak ada, dan itu udah sekitaran jam setengah dua belas malam. Dia langsung hubungin asistennya buat cari dimana gue, dan..." Gamaliel tertawa kecil mendengar hal itu.
"Seneng ya Lo, liat gue menderita gini!" Kesal Rivai dengan wajah cemberutnya.
"Lo pasti kena omel bokap Lo, kan?" Tebak Gamaliel.
"Eh, kok tau? Kamu cenayang yaaaaa?" Rivai tertawa kecil saat mengatakan hal itu, "Jadi semalem pas sampe dirumah gue langsung di omelin sama bokap, untung saja nyokap udah tidur dan bokap nggak ngadu apa-apa ke nyokap. Bisa berabe nanti kalo nyokap juga tau!" Ujarnya.
"Yaudah deh, yuk ke kelas! Sepuluh menit lagi bell pelajaran!" Gamaliel merangkul pundak Rivai dan mereka pun masuk kedalam sekolah.
🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾"Kakak udahan yukkkk aku capek loh!" Keluh Gamaliel, membuat sang kakak segera menoleh ke arah sang adik dengan tatapan bersalahnya.
"Ya ampun, kakak minta maaf ya?"
Saat pulang sekolah dia dijemput pulang oleh Bastian dan kakaknya itu membawanya jalan-jalan ke mall. Sudah dua jam dan mereka terus melihat-lihat, sesekali Bastian membawa sang adik ke sebuah toko barang-barang branded dan membeli beberapa.
Gamaliel awalnya hanya diam saja walaupun kakinya terasa pegal-pegal karena tidak duduk sejak tadi, tapi pada akhirnya pun dia sudah tidak bisa tahan lagi.
"Bawa ini ke mobil!"
Bastian memberikan belanjaan mereka tadi kepada seorang pengawal, kemudian dia mengajak adiknya duduk dulu disebuah toko ice cream.
KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Murderer
Teen FictionCERITA INI HANYA TERDAPAT DALAM APLIKASI INI. JIKA ADA YANG MENEMUKAN YANG SERUPA DI APLIKASI LAIN, TOLONG LAPORKAN KEPADA SAYA. Peristiwa masa lalu yang tidak diketahui bagaimana kejelasannya, membuat Gamaliel hidup dengan title ' anak dari seorang...